#PRUITAMBAHBANYAK: Sudibyo Janji Pertemukan Mahasiswa dengan Pihak Rektorat UI

Redaksi Suara Mahasiswa · 23 April 2024
3 menit

Aksi #PRUITAMBAHBANYAK masih berlanjut. Setelah menggelar aksi simbolis pada Rabu (17/04), Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se-Universitas Indonesia (BEM se-UI) kembali menggelar aksi dengan tajuk yang sama pada Senin (22/04). Berbeda dengan aksi simbolis, aksi kedua ini merupakan aksi lanjutan dengan jumlah massa yang lebih banyak untuk mencapai hasil yang lebih jelas atas permasalahan-permasalahan di UI. Adapun permasalahan yang dituntut kejelasannya melalui aksi ini adalah kasus Akseyna, bubarnya Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) UI, dan ketidakpastian Biaya Operasional Pendidikan (BOP) 2024.

Tidak hanya Aliansi BEM se-UI, mahasiswa dari masing-masing fakultas turut turun ke jalan untuk menggelar aksi #PRUITAMBAHBANYAK. Meski aksi ini terjadwal pukul 14.30, para massa aksi mulai bergerak dari titik kumpul ke titik aksi di Gedung Rektorat UI pada pukul 16.00. Selama perjalanan, massa aksi membentangkan sejumlah spanduk bertuliskan “Worst Class Uni” dan “ARKUN TAKUT #PRUITAMBAHBANYAK”. Dengan menggunakan sebuah mobil komando, massa aksi juga menyerukan ajakan kepada mahasiswa lainnya yang ditemui di sepanjang jalan untuk bergabung dalam aksi ini.

Sesampainya di Gedung Pusat Administrasi (PA) UI, beberapa petugas Unit Pelaksana Teknis Pengamanan Lingkungan Kampus (UPT PLK) UI menghadang kedatangan para massa aksi. Sama dengan aksi-aksi pada tahun sebelumnya, penghadangan ini berdasarkan pada alasan keamanan. Perdebatan panjang antara massa aksi dengan petugas PLK pun tak terhindarkan, bahkan massa aksi hingga memaksa masuk ke dalam Gedung Rektorat UI karena tak kunjung mendapatkan izin. Sayangnya, pintu masuk Gedung Rektorat tidak dapat dibuka. Oleh karena itu, massa aksi kembali menggelar aksinya di selasar Gedung Rektorat UI sama seperti aksi simbolis sebelumnya.

Akbar Kurniawan selaku Koordinator Lapangan Massa Aksi menjadi orator pembuka. Dalam orasinya, Akbar melontarkan kekecewaannya terhadap para petugas PLK yang menghalangi massa aksi untuk masuk ke Gedung Rektorat. Setelah orasi pembuka oleh Akbar, sejumlah perwakilan dari Aliansi BEM se-UI dan mahasiswa fakultas menyampaikan orasinya secara bergantian. Orasi-orasi itu berisikan kekecewaan mereka terhadap Ari Kuncoro selaku Rektor UI yang enggan menerima dan menemui para massa aksi untuk berdiskusi terkait tiga tuntutan yang mereka bawa.

Di sisi lain, Iqbal Cheisa selaku Wakil Ketua BEM UI dan beberapa perwakilan dari massa aksi turut berdialog dengan Helman Arief dan Sudibyo selaku perwakilan dari Direktorat Kemahasiswaan (Dirmawa) UI. Dalam dialog tersebut, para perwakilan massa aksi menyampaikan permohonan mereka untuk bertemu dengan Ari. Akan tetapi, Helman dan Sudibyo mengatakan bahwa mereka tidak bisa segera mempertemukan pihak Aliansi BEM se-UI dengan Ari. Lebih lanjut, mereka menegaskan bahwa jajaran pimpinan UI saat ini sedang berusaha menyelesaikan ketiga tuntutan yang diajukan oleh Aliansi BEM se-UI.

Setelah itu, Sudibyo berbicara di hadapan seluruh massa aksi sebagai perwakilan pihak Rektorat UI. Sudibyo mengatakan bahwa pihak Rektorat UI akan memberikan informasi mengenai kemungkinan audiensi antara kedua belah pihak pada Selasa (23/04), bahkan beliau menjamin informasi tersebut akan diterima oleh mahasiswa paling lambat pada jam 12 siang. Sudibyo juga menjelaskan bahwa audiensi tersebut akan menjadi wadah untuk membahas segala permasalahan yang menjadi tuntutan mahasiswa selama ini. Audiensi ini akan bersifat terbuka dengan pertemuan yang rutin, baik seminggu atau sebulan sekali. Berkaitan dengan itu, Verrel Uziel selaku Ketua BEM UI mengaku akan menagih informasi tersebut sesuai tenggat yang dijanjikan, yaitu pada Selasa (23/4) siang. Verrel juga membuka diri bagi para mahasiswa yang ingin mengetahui informasi tersebut.

Selanjutnya, Sudibyo mengadakan sesi tanya jawab dengan para massa aksi untuk membahas keresahan mereka terkait berbagai permasalahan yang tak kunjung mendapat respon nyata dari pihak Rektorat. Angel selaku perwakilan BEM Vokasi UI membahas janji Sudibyo terkait audiensi antara mahasiswa dengan pihak Rektorat. Angel berharap agar adanya transparansi dari hasil pertemuan yang akan dilakukan agar seluruh civitas academica UI dapat mengawal langsung prosesnya. Untuk mencapai hal itu, Angel mengusulkan penggunaan teknologi digital, seperti siaran langsung (live streaming).

Sebagai penutup aksi, Verrel menyampaikan pesan kepada pihak Rektorat UI, “Kepada para pimpinan, mohon betul-betul diperhitungkan apa yang kami sampaikan hari ini ataupun kemarin dan nantinya. Kami mempunyai hak untuk menuntut segala kewajiban dari pihak rektorat kepada kami. Pesan saya, hargai itikad baik mahasiswa, jangan cuma omong kosong! Percuma gelarnya profesor dan sebagainya, tetapi ketemu mahasiswa yang belum sarjana saja takut.”

Terkait informasi audiensi, pihak Aliansi BEM se-UI belum menerima konfirmasinya hingga tenggat yang dijanjikan, yaitu pada Selasa siang (23/04) jam 12. Hal itu terjadi karena alasan kesehatan Sudibyo.

“Jujur, per jam ini (14.30), kami juga belum dapat konfirmasi apapun dari Pak Dibyo. Terakhir, [saya] dapat info [bahwa] beliau sakit. Nanti, seandainya sudah ada, akan kami infokan kembali.” tutur verrel kepada tim Suara Mahasiswa (SUMA) UI.


Teks: Aulia Jasmine, Aziizah Putri, dan Rania Reswara

Kontributor: Made Harina I.

Foto: Farhan Nuzhadiwansyah

Editor: Jesica Dominiq M.


Pers Suara Mahasiswa UI 2024

Independen, Lugas, dan Berkualitas!