Rutgers Indonesia Menggelar Pameran Lukisan dan Puisi untuk Peringati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Redaksi Suara Mahasiswa · 3 Januari 2024
2 menit

Jakarta, 15 Desember 2023 – Rutgers Indonesia bersinergi dengan LBH APIK Jakarta merayakan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan melalui diskusi, pameran lukisan, dan puisi dengan tema ’16 Hari, Satu Pesan: Kenali Hukumnya, Lindungi Korban’. Acara ini berlangsung di 2madison Art Gallery, Jakarta, pada tanggal 15-17 Desember 2023.

Pameran ini menampilkan 18 lukisan yang mencerminkan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan, hasil karya orang muda dan mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Lukisan bertajuk ‘Perempuan dalam Lukisan’ menggambarkan pemahaman dan penolakan terhadap kekerasan terhadap perempuan. Selain itu, acara juga memamerkan puisi karya 12 penyintas kekerasan perempuan, mengungkapkan perjalanan perjuangan mereka dalam proses penyembuhan.

I Gede Bayu, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang menjadi salah satu perupa terpilih dari pameran menuturkan keresahannya melalui lukisan.

“Lukisan ini sebagai salah satu keresahan saya, melihat masih banyak teman laki-laki saya yang kalau lihat cewek lewat masih suka di-catcalling gitu” ujar mahasiswa asal Bali yang akrab disapa Bayu.

Sebagai bagian dari acara, diadakan Workshop pembuatan Kolase yang difasilitasi oleh seniman dan kurator Ika Vantiani, yang aktif dalam gerakan anti kekerasan terhadap perempuan. Workshop ini memberikan wadah bagi 10 peserta untuk mengekspresikan perasaan keamanan perempuan di ruang publik melalui seni kolase. Terdapat pula pembacaan puisi “Suara Penyintas” dari beberapa penyintas kekerasan seksual.

Menjelang sore, diskusi utama bertemakan ‘Seni sebagai Katalisator Perubahan’ membahas peran seni sebagai kekuatan yang dapat menggerakkan perubahan sosial, membangkitkan kesadaran, dan merayakan kekuatan perempuan dalam menghadapi tantangan, terutama untuk bersatu dalam kampanye pencegahan kekerasan terhadap perempuan. Tema penting ini didiskusikan oleh Ika Vantiani, seniman, kurator, dan pengrajin yang aktif menyuarakan anti kekerasan terhadap perempuan, Vanessa Chaniago dari Sanggar Swara, Lami dari LBH APIK Jakarta, serta Rahma Wati, salah satu pelukis yang terpilih dari pameran lukisan bertajuk anti kekerasan terhadap perempuan.

Penyelenggaraan acara ini bertujuan untuk menyuarakan kampanye penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama bagi orang muda, akan pentingnya pencegahan kekerasan berbasis gender dan seksual. Harapannya, acara ini juga dapat meningkatkan peran dan partisipasi generasi muda dalam advokasi pencegahan kekerasan berbasis gender dan seksual melalui seni.

Dalam pidato pembukaannya, perwakilan Rutgers Indonesia, Restu Pratiwi, menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi ruang umum yang belum sepenuhnya aman bagi perempuan. Pelecehan seksual dan perkosaan masih menjadi masalah utama, dan Rutgers Indonesia berkomitmen untuk aktif memperjuangkan hak-hak perempuan, khususnya kampanye penghapusan kekerasan terhadap perempuan.

"Data menunjukkan bahwa ruang umum belum sepenuhnya aman bagi perempuan. Di ranah publik, pelecehan seksual dan perkosaan adalah angka yang tertinggi pertama dan kedua, diikuti dengan penganiayaan, trafficking, kekerasan seksual, dan pencabulan,” ujar Restu Pratiwi, Rutgers Indonesia.

Menurut data CATAHU tahun 2023 dari Komnas Perempuan, tercatat 457.895 pengaduan kasus kekerasan, dengan 339.782 di antaranya adalah kekerasan berbasis gender (KBG). Kekerasan di ranah personal mendominasi laporan kasus KBG, sementara acara ini menjadi platform untuk meningkatkan kesadaran dan advokasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan.

"Kami bertekad untuk terus menjadi bagian yang berperan aktif dalam memperjuangkan hak-hak perempuan terutama dalam menyuarakan kampanye penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan kami berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan kekerasan berbasis gender dan seksual,” tambah Restu.

Acara ini diselenggarakan oleh Rutgers Indonesia dengan dukungan dari program Right Here Right Now (RHRN2), Power to Youth (PtY), dan Generation Gender (Gen-G). Ketiga program ini telah berjalan selama tiga tahun di Indonesia, fokus pada pemberdayaan dan peningkatan suara remaja perempuan dan perempuan muda (RPPM) untuk mengatasi praktik berbahaya, KBGS, dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Informasi tentang Rutgers Indonesia
Rutgers Indonesia adalah organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk mempromosikan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Melalui pendidikan, advokasi, dan pelibatan masyarakat, Rutgers Indonesia berusaha menciptakan masyarakat yang menghormati hak-hak semua individu.

Teks: Dian Amalia

Foto: Dian Amalia

Editor: Kamila Meilina