Waspada Penipuan di UI: Dosen Minta Pulsa hingga Tipu-Tipu Berkedok Donasi

Redaksi Suara Mahasiswa · 17 Maret 2024
5 menit

Berbagai modus penipuan kembali menghantui civitas academica Universitas Indonesia (UI), khususnya para mahasiswa. Pada tahun ajaran baru ini, terdapat dua modus operandi penipu yang menjadi sorotan. Terdapat penipu yang menyamar sebagai seorang dosen untuk meminta pulsa dan ada pula penipu yang mengatasnamakan suatu yayasan untuk meminta sumbangan. Dengan dua modus tersebut, para penipu mengintai dan menjadikan mahasiswa UI sebagai mangsanya, baik di dunia maya maupun di dunia nyata.

Salah satu mahasiswa UI yang pernah mengalami modus penipuan 'dosen minta pulsa' adalah Maria dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB). Pada 3 Februari 2024, Maria menerima pesan dari seseorang yang menggunakan identitas dosen di salah satu grup kelasnya. Penipu itu meminta mahasiswa untuk mengirimkan pulsa ke nomornya.

“Awalnya, tiba-tiba dia masuk ke grup (kelas), via link gitu, gatau link-nya dari mana. Habis itu, dia langsung nge-chat di grup,‘Di sini ada yang jual pulsa, nggak? Atau ada yang bisa bantu isikan pulsa?’, terus dia minta tolong (dengan mengatakan), ‘Tolong kabari ke Ibu,’,” jelas Maria.

Membaca pesan tersebut, Maria menuturkan bahwa semula dirinya ingin membantu dengan memberikan arahan untuk membeli pulsa secara online. Akan tetapi, Maria menyadari penggunaan bahasa dalam pesan tersebut yang berbeda dengan tipikal penggunaan bahasa oleh dosen yang asli.

“Kalau dosen aku, kan, itu formal banget. Mau di grup atau PC (personal chat), dia formal banget. Tiba-tiba, dia ngetik-nya itu bener-bener gak formal, terus abis itu tanda bacanya salah banget, kayak penempatan koma, tanda tanya. Habis itu, dia ngetik-nya juga disingkat-singkat. gak mungkin banget gitu, loh, dosen aku kayak gitu,” lanjut Maria.

Oleh karena banyaknya kejadian penipuan serupa, sejumlah mahasiswa pun memutuskan untuk membagikan pengalamannya di aplikasi X. Mahasiswa lainnya yang membaca cuitan-cuitan pengalaman tersebut membuat kasus penipuan ini naik ke permukaan sehingga berhasil meningkatkan kewaspadaan. Hal itulah yang disaksikan oleh Wawi, mahasiswa FIB UI.

“Waktu gue lagi scroll Twitter, kating (kakak tingkat) gue itu ada yang screenshot chat Mademoiselle (sebutan untuk dosen Sastra Perancis) Ismi, dosen gue, kayak ‘Assalamualaikum semuanya, ini saya minta pulsa’, pokoknya BC (broadcast)-an tentang modus penipuannya,” cerita Wawi.

Dari postingan X yang dilihatnya, Wawi mengaku heran karena menemukan beberapa keanehan dalam pesan tersebut, seperti perbedaan penggunaan salam. Selain itu, dosen palsu tersebut menggunakan foto profil yang berbeda dari foto profil dosen asli.

Akar permasalahan penipuan dosen palsu ini digadang-gadang karena pihak fakultas pun sengaja membagikan tautan-tautan grup kelas secara terbuka kepada para mahasiswa. Sayangnya, para penipu justru menyalahgunakan kemudahan akses tersebut.

Sampai saat ini, pihak fakultas dan kampus belum mengambil tindakan apapun untuk menyuarakan maupun menindaklanjuti kasus penipuan tersebut. Melihat hal itu, sejumlah mahasiswa berusaha membantu dengan menyebarkan klarifikasi ke sesama mahasiswa melalui pesan pribadi dan media sosialnya.

Untuk mencegah timbulnya korban dari kasus penipuan ini, Maria dan Wawi sama-sama menyarankan agar civitas academica UI memanfaatkan aplikasi yang dapat melakukan pengecekan kontak jika mendapatkan pesan dari nomor yang tidak dikenal. Lebih lanjut, mereka menyampaikan bahwa perlunya kewaspadaan pribadi di ranah online serta kehati-hatian dalam penyebaran tautan undangan ke grup obrolan.

Penipuan Berkedok Donasi

Tidak hanya di dunia maya, penipuan juga mengintai civitas academica UI di dunia nyata. Lagi-lagi dari FIB UI, seorang mahasiswi bernama Siti Gea Arzetty menjadi korban penipuan yang terjadi di dalam area UI. Berbeda dengan penipuan sebelumnya yang bermoduskan dosen minta pulsa, Gea mengalami penipuan berkedok yayasan membutuhkan sumbangan.

Kejadian tersebut terjadi pada hari Jumat, 8 Maret 2024, sekitar pukul 13.00 WIB di depan gedung 1 kampus FIB UI. Saat itu, Gea tengah memesan ojek online (ojol) dengan tujuan ke asrama. Sembari menunggu di depan Coffee Toffee, seorang perempuan berhijab dan berkacamata hitam mendekatinya dengan alasan ingin melatih public speaking. Gea pun berpikir bahwa wanita itu merupakan mahasiswa pertukaran pelajar. Namun, selang beberapa lama, perempuan tersebut mengaku dari Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI) dan meminta Gea untuk membeli buku sebagai bentuk donasi. Tanpa curiga, Gea setuju dan mentransfer dana sebesar Rp150.000 ke rekening Bank BCA.

Nomor rekening penipu

Namun, setelah pembayaran dilakukan, Gea menyadari bahwa buku yang ia beli memiliki voucer dengan tulisan yang mencurigakan di bagian bawahnya. Kemudian, wanita berhijab (penipu) tersebut merobek salah satu voucer sebagai tanda donasi telah dilakukan.

“Terus dia bilang ‘Kak mohon maaf ya, untuk (voucer) ini aku robek, ya. Supaya tahu, ‘Oh kakak sudah berdonasi nih,’” tutur Gea, menceritakan kejadian.

Setelah penipu pergi, Gea disadarkan oleh dua mahasiswi, Dika dan Syifa. Dika dan Syifa mengungkapkan bahwa perempuan berhijab yang berbicara dengan Gea adalah seorang penipu dan sudah memakan banyak korban. Setelah itu, Gea baru menyadari bahwa dirinya telah menjadi korban penipuan.

Kemudian, Gea meminta bantuan pihak satpam fakultas dan pengendara ojek yang dipesannya untuk membantunya mencari penipu tersebut. Gea kemudian menghampiri penipu tersebut dengan alih-alih ada dua temannya yang mau ikut berdonasi.

“Aku bilang, 'Kak, ada temen aku nih yang mau bantu donasi. Kebetulan 2 orang  ada di FIB. Mungkin Kakak bisa ke situ sekarang,'" tuturnya.

Lewat taktik tersebut, satu penipu utama dan dua komplotannya tertangkap CCTV FISIP UI. Berdasarkan rekaman CCTV, penipu terdiri atas satu laki-laki dan dua perempuan.

Kedua penipu dalam rekaman CCTV

Sekitar pukul 16.00 WIB, Gea mendapat telepon dari PLK UI bahwa pelaku sudah tertangkap, tetapi pelaku utama (perempuan berhijab) belum tertangkap dan masih dalam proses penyidikan.

Gea memutuskan untuk tidak menindaklanjuti kasus ini ke pihak kepolisian karena menurutnya  akan memakan proses yang panjang. Ia juga bersyukur uang sebesar Rp150.000 miliknya telah dikembalikan.

Cuman karena aku masih berbaik hati, aku tidak mau menindaklanjuti ke polisi karena menurut aku prosesnya akan panjang. Jadi, aku cuma minta tolong aja untuk kembalikan donasiku tadi, gitu. Tapi, kalau pun semisal gak bisa dikembalikan, ya gak masalah.”

Gea mengatakan hal ini merupakan kali pertamanya ia menjadi korban penipuan di lingkup kampus. Namun, setelah insiden ini, ia mengetahui banyak teman yang hampir menjadi korban penipuan serupa.

Ia mengapresiasi tanggapan cepat satpam FIB UI dan PLK UI dalam menangani kasus ini. Ia berharap agar pihak UI dapat memberikan sosialisasi kepada mahasiswa untuk menghindari penipuan semacam ini. Ia juga mengajak mahasiswa untuk lebih waspada, dan melakukan crosscheck sebelum melakukan donasi, terutama dalam memeriksa akun media sosial yayasan terkait dan nomor rekening yang digunakan, apakah nomor rekening tersebut merupakan rekening pribadi atau bukan.

Make sure setiap mereka kasih tau media sosial atau setiap mereka kasih rekening, bahkan rekening pun Kakak juga harus aware, oh ini rekening pribadi, masa iya sekelas yayasan sebesar ini donasinya ditransfer melalui rekening pribadi, atau masa iya sih donasi ke yayasan sebesar ini followers instagramnya masih segini (sedikit),” ujar Gea.

Serangkaian penipuan yang menargetkan para mahasiswa UI di dunia maya maupun di dunia nyata dapat menjadi pembelajaran tersendiri bagi setiap orang, khususnya para civitas academica UI. Dengan adanya kasus tersebut, civitas academica UI diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai modus penipuan yang mungkin terjadi dalam kehidupan perkuliahan sehari-sehari.


Teks: Heva Kumala dan Riska Pramita

Editor: Jesica Dominiq M.

Ilustrasi: Atallah Rania


Pers Suara Mahasiswa UI 2024

Independen, Lugas, dan Berkualitas!