13 Reasons Why Serial: Drama Kontroversial yang Membawa Isu-Isu Nyata

Redaksi Suara Mahasiswa · 24 April 2020
3 menit

By Trisha Dantiani H.

Judul: 13 Reasons Why
Genre: Drama Remaja, Misteri
Produser: Joseph Incaprera
Pemain: Dylan Minnette, Katherine Langford, Alisha Boe, Devin Druid, Christian Navarro, Grace Saif, dll.
Tahun Rilis: 2017–2020
Jumlah Episode: 39

“Hey, it's Hannah. Hannah Baker. That's right. Don't adjust your… whatever device you're hearing this on. It's me, live and in stereo. No return engagements, no encore, and this time, absolutely no requests. Get a snack. Settle in. Because I'm about to tell you the story of my life. More specifically why my life ended.”

Serial Netflix berjudul 13 Reasons Why ini dibuka dengan premis tersebut yang membuat penonton penasaran akan kematian seorang siswi SMA bernama Hannah Baker (Katherine Langford). Diangkat dari novel laris karya Jay Asher dengan judul yang sama, serial ini menceritakan tentang kematian Hannah dan mengapa ia memilih untuk bunuh diri yang menjadi fokus utama dari seri pertama.

Alur kisah kematian Hannah disaksikan melalui sudut pandang Clay Jensen (Dylan Minnette), sang karakter utama yang merupakan teman kerja Hannah di Teater The Crestmont. Selain itu, Clay memiliki perasaan terpendam pada Hannah. Pada serial ini, penonton dituntun untuk mengikuti Clay dalam perjalanannya mendengarkan tiga belas kaset peninggalan Hannah yang masing-masing menceritakan karakter-karakter di seri tersebut dan menjadi latar belakang serta alasan mengapa Hannah bunuh diri.

13 Reasons Why merupakan serial yang cukup monumental dalam mengangkat isu-isu remaja untuk meningkatkan kesadaran publik, seperti bunuh diri, kekerasan seksual, depresi, dan kesehatan mental. Serial ini mengajarkan tentang efek kupu-kupu (butterfly effect), yakni ketika satu hal kecil yang terlihat insignifikan dapat menyebabkan reaksi berantai yang tak runtut. Seperti semua hal yang kita lakukan, baik kecil maupun besar akan berdampak bagi orang di sekitar kita.

Namun, sebuah serial yang mengangkat topik bunuh diri pada remaja tidak terlepas dari kontroversi. Salah satu adegan yang paling dikecam oleh publik adalah saat Hannah membunuh dirinya di bathtub yang dianggap terlalu eksplisit dan mendebarkan untuk penonton muda. Hal ini turut mempopulerkan tren bunuh diri. Beberapa tahun kemudian, Netflix menghilangkan adegan tersebut dari serialnya.

13 Reasons Why menjadi sangat populer sehingga dibuatkan seri keduanya–meski hanya ada satu buku–yang memperlihatkan dampak kematian Hannah hingga menyebabkan terbongkarnya banyak rahasia. Di sini terdapat sudut pandang karakter-karakter lain. Pada seri kedua, isu yang menjadi fokus utama adalah kekerasan seksual yang terjadi pada Jessica (Alisha Boe) dan banyak perempuan di sekolah. Bryce Walker (Justin Prentice) merupakan pemerkosa berantai yang memimpin sebuah kultur toksik di mana para atlet sekolah menyalahgunakan status dan popularitas mereka untuk memerkosa para perempuan di sebuah tempat tersembunyi bernama The Clubhouse.

Seri kedua ini mampu memperlihatkan betapa dalamnya dampak kekerasan seksual pada Jessica yang akhirnya memberanikan diri untuk melaporkan tentang apa yang dilakukan Bryce kepadanya. Namun, Bryce tetap lolos dari hukuman. Hal ini kerap terjadi di kehidupan nyata di mana pelaku kekerasan seksual seringkali tidak diadili sepantasnya.

Seril ini juga memiliki adegan eksplisit yang kontroversial, yakni adegan Tyler Down (Devin Druid) yang mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh sekumpulan atlet di sekolahnya . Pada adegan terakhir seri kedua, Tyler berupaya melakukan penembakan massal saat sekolah mengadakan pesta dansa Spring Fling. Namun, aksinya itu diberhentikan oleh Clay dan teman-temannya.

Memasuki seri ketiga, kumpulan karakter utama dari seri pertama dan kedua berhadapan dengan misteri kematian Bryce. Dapat dikatakan seri ketiga merupakan titik gagal dari serial ini, semenjak kehadiran Ani Achola (Grace Saif) sebagai narator baru yang terkesan seperti self-insert character dalam karya fan fiction. Ia merupakan sosok yang tiba-tiba menjalin pertemanan dengan para karakter utama dan lama-kelamaan memiliki perasaan romantis pada Bryce, yang mana ibu Ani bekerja sebagai perawat kakek Bryce.

Pada seri ketiga ini, penonton dibuat untuk bersimpati dengan Bryce, sang pemerkosa. Mereka mencoba memperlihatkan sisi manusiawi Bryce yang berusaha menjadi lebih baik, tetapi tidak pernah mampu berdamai dengan orang-orang yang sudah ia sakiti. Namun, para pencipta serial ini berusaha terlalu keras hingga plot menjadi berantakan dan kehilangan arah.

Meski begitu, ada beberapa hal dalam seri ketiga yang patut diacungi jempol. Tyler mengalami pemulihan yang dibantu oleh teman-temannya. Ia pun dapat bangkit dari kejadian yang menimpanya secara fisik dan psikis di akhir seri kedua. Selain itu, Jessica juga menjadi lebih berani di seri ketiga saat ia memberikan pidato yang menginspirasi sejumlah orang hingga berdiri dan mengakui diri mereka sebagai penyintas kekerasan seksual.

Menurut Netflix, 13 Reasons Why dilanjutkan dengan seri keempat yang diperkirakan rilis pada akhir 2020. Serial ini memiliki kelebihan dan kekurangan di berbagai aspek. Cara penyajiannya pun dicap kontroversial karena keinginan para pembuat serial untuk mementingkan keakuratan sebanyak mungkin. Meski begitu, serial ini penting karena mampu mengangkat diskusi tentang isu-isu sensitif di kehidupan remaja.

Teks: Trisha Dantiani H.
Foto: Istimewa
Editor: Ruth Margaretha M.

Pers Suara Mahasiswa UI 2020
Independen, Lugas, dan Berkualitas!