Logo Suma

Agus-Bintang Pimpin BEM UI, Maura Jadi MWA UI UM Terpilih

Redaksi Suara Mahasiswa · 2 Januari 2025
3 menit

Senin (31/12), Komite Pengarah Pemilihan Raya Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKM) UI secara resmi menutup perhelatan Pemilihan Raya IKM UI 2024. Bertempat di auditorium Pusgiwa UI, sidang yang dipimpin oleh Muhammad Nur Ihsan ini secara resmi menetapkan calon-calon terpilih dari tiga lembaga kemahasiswaan UI: Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI, Majelis Wali Amanat UI Unsur Mahasiswa (MWA UI UM), dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UI.

Pemilihan raya tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Untuk pertama kalinya sejak MWA UI berdiri, mahasiswa UI diwakili oleh seorang perempuan di dalam organ tertinggi universitas tersebut. Maura Nur Sabrina, calon nomor urut 1 terpilih sebagai perwakilan mahasiswa di MWA UI dengan perolehan 4.413 suara, selisih tipis 13 suara dengan urutan kedua, Zharfan Fasya H. Sementara itu, Muhammad Rihandi, calon nomor urut 3, memperoleh 4.043 suara.

Maura, yang juga Ketua Umum Ikatan Kekeluargaan Sastra Indonesia (IKSI) 2024, akan menggantikan Muhammad Zahid Abdullah (MWA UI UM 2024) yang berasal dari fakultas yang sama, yaitu Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB).

Menanggapi hal ini, Maura mengaku bersyukur karena kembali dipercaya untuk berkiprah di tingkat Universitas. Maura juga memberikan rasa terima kasih dan hormat kepada mahasiswa yang memilihnya sebagai MWA UI UM.

“Aku melihat bahwa banyak orang yang percaya dan menaruh harapan serta amanah kepada diriku sehingga aku merasa bahwa ini adalah kesempatan yang besar dan tidak boleh disia-siakan,” jelasnya.

Mengenai dirinya sebagai perempuan pertama yang mewakili mahasiswa di MWA UI, Maura menganggap bahwa hal tersebut merupakan bukti kesetaraan gender.

“Saya bangga menjadi perempuan. Terima kasih untuk 4.413 orang yang telah mempercayai saya. Kalian membuktikan, bahwa anggapan perempuan yang terkekang dengan statusnya tidaklah benar. Perempuan memiliki kesempatan untuk maju dan kita semua setara,” ungkapnya.

Maura mengakui bahwa dirinya sudah mempersiapkan banyak hal untuk menghadapi pemilihan raya, mulai dari mental, teman, hingga pengetahuan.

“Persiapannya cukup panjang. Karena kalau kita melihat persiapan, tentunya tidak akan pernah luput dari Maura yang berproses dari sejak BPM, di himpunan, dan di Pemira tahun lalu. Hal tersebut merupakan proses dan persiapan Maura untuk memahami dan menghadapi permasalahan di Universitas Indonesia,” jelas Maura. Ia juga mengucapkan apresiasinya kepada Prof. Multamia Lauder, yang memberikan pemahaman baginya terkait dengan permasalahan statuta UI.

Sebagai perwakilan mahasiswa di dalam MWA UI, Maura akan memfokuskan perhatiannya terhadap sejumlah isu terkait dengan tata kelola UI, mulai dari rancangan strategis hingga Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS).

“Tentunya kita, kan, sekarang ada kontrak kinerja. Ada beberapa isu yang harus ditekankan seperti Satgas PPKS, penyelesaian isu kesehatan mental, dan fasilitas. Nantinya akan ada safari fakultas yang akan menghimpun suara-suara mahasiswa juga,”

Maura juga akan berkomunikasi dengan BEM UI untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa. Selain itu, Maura juga sudah mulai menyusun struktur organisasi Badan Kelengkapan (BK) MWA UI UM dan akan membuat rencana strategis setelah kongres mahasiswa.

Sementara itu, dalam penentuan kepemimpinan BEM UI 2025, pasangan calon nomor urut 3, Agus Setiawan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Bintang Maranatha Utama dari FIB, terpilih sebagai ketua dan wakil ketua BEM UI. Mereka meraih 5.116 suara, mengungguli pasangan Rendy-Azzam yang memperoleh 5.040 suara dan Atan-Farrel dengan 4.360 suara. Agus yang sebelumnya menjabat sebagai Koordinator Sosial Lingkungan BEM UI 2024, bersama Bintang, yang menjabat sebagai Koordinator Minat dan Bakat BEM FIB UI 2023, akan menggantikan Verrel Uziel dan Iqbal Cheisa Wiguna yang telah memimpin BEM UI sejak Januari 2024.

Dalam Pemilihan Raya ini, seluruh calon tunggal untuk Anggota Independen DPM UI memperoleh suara mayoritas, meski terdapat satu calon yang didiskualifikasi akibat pelanggaran yang dilakukannya, yaitu Nathan Egbert Latuheru dari FIA, yang didiskualifikasi di hari yang sama dengan penutupan pemira. Meskipun ia memperoleh mayoritas 343 suara, melawan 309 suara yang memilih kotak kosong. Di sisi lain, Ludgerius Maruli Nugroho Tumanggor dari FISIP terpilih dengan perbandingan suara 538-347 (kotak kosong), Joanne Kelita Depari dari Vokasi terpilih dengan perbandingan suara 960-169, dan Maria Vianny dari FIK terpilih dengan perbandingan suara 165-24.

Satu-satunya pemilihan anggota DPM UI tanpa kotak kosong diadakan di FIB. Muhammad Noeriman Rasyid terpilih dengan perolehan 639 suara, mengalahkan Itba Muhammad Kamil yang memperoleh 414 suara.

Teks: Jeromi Mikhael Asido

Editor: Choirunnisa Nur F.

Pers Suara Mahasiswa UI 2025

Independen, Lugas, dan Berkualitas