Amerika Latin: Surga yang Terlupakan

Redaksi Suara Mahasiswa · 31 Desember 2020
5 menit

By Sultan F. Basyah

Pernahkah kamu mendengar tentang jurusan perkuliahan Sastra Spanyol atau Portugis di Indonesia? Tidak pernah bukan? Karena memang tidak ada. Atau pernahkah kamu mendengar biro perjalanan yang menawarkan paket wisata ke Meksiko dan negara-negara Karibia? Jarang bukan? Kalaupun ada, tentunya tidak sepopuler paket umrah ke Timur Tengah atau tamasya ke Eropa.

Yap, kebudayaan Amerika Latin dan bahasa Spanyol memang tak sepopuler itu di Indonesia. Kalaupun ada yang masyarakat ketahui, mungkin seputar sepak bola dan para pemainnya dari negara-negara seperti Argentina dan Brasil, atau barangkali beberapa frasa seperti hasta la vista atau adios amigos yang diketahui dari film-film Hollywood.

Lantas, mengapa Amerika Latin tidak begitu populer di Indonesia? Faktor pertama mungkin faktor ekonomi. Kalau kata seorang kawan sih, itu karena mereka negara miskin. Setelah dipikir-pikir, sepertinya masuk akal juga. Negara-negara di Amerika Latin tidak berbeda jauh dengan Indonesia. Sama-sama negara berkembang dengan berbagai problema yang serupa meski tak sama. Sementara kebanyakan masyarakat Indonesia cenderung menghadapkan wajahnya kepada negara-negara yang jauh lebih maju. Ya tentu saja karena memimpikan kehidupan yang lebih baik.

Faktor lain juga bisa jadi karena faktor sosial budaya. Rasa-rasanya jurang perbedaan sosial budaya Indonesia dengan Amerika Latin begitu jauh. Mungkin ini bisa diperdebatkan. Akan tetapi bila kita merujuk pada sejarah, hal ini bisa dibenarkan. Spanyol dan Portugis hanya mampir sebentar di Indonesia. Pengaruh mereka tidak sekuat Arab, India, Tiongkok, dan tentu saja Belanda. Kalaupun ada daerah dengan pengaruh Portugis yang besar, kini daerah itu sudah merdeka dan menjadi negara berdaulat. Mungkin memang ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang menyerap dari bahasa Spanyol dan Portugis seperti muñeca atau boneca yang diserap menjadi ‘boneka’, tapi ada berapa banyak orang di Indonesia yang bernama José dan Juan? Kalau Joseph dan John tentu banyak.

Selain itu, bisa jadi juga karena faktor geografis. Kalau dilihat-lihat, Benua Amerika apalagi Amerika Latin jauh juga ya. Kalau tidak bisa memberi penghidupan yang lebih layak seperti di Amerika Serikat, untuk apa pula Amerika Latin kita tuju? “Buat apa pergi ke Meksiko kalau orang Meksiko saja banyak yang berimigrasi ke Amerika Serikat,” Mungkin sekiranya ada sebagian yang berpikir demikian.

Akan tetapi sebenarnya, pernahkah diri kita melihat sisi lain dari Amerika Latin? Pernahkah kita tertarik untuk melancong ke suatu kawasan di luar Indonesia bukan karena pengaruh popularitasnya di tengah masyarakat ataupun karena akan memberikan kita kehidupan yang lebih baik? Pernahkah kita tertarik untuk melancong karena semata ingin berpetualang dan menjelajah sisi lain dari dunia yang penuh misteri ini?

Kalau disodori pertanyaan di atas, yakin deh sebagian besar dari kalian akan menjawab: “ya tentu saja!”. Oke, kalau begitu maukah kalian melancong ke Amerika Latin? Nah kalau ini pertanyaannya sih, mungkin kalian akan terdiam dan berpikir sejenak: “untuk apa?”. Yap, memang sebenarnya untuk apa?

Pusat Tiga Peradaban Kuno
Kalau boleh dikata, Amerika Latin itu sebenarnya surga yang terlupakan. Walaupun tiap negara dan kawasan di bumi ini memiliki kekhasannya sendiri, tapi Amerika Latin memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh kawasan lain. Tahukah kalian di Amerika Latin dahulu pernah berdiri tiga peradaban besar di dunia: Aztek, Maya, dan Inka. Aztek dan Maya berada di Amerika Tengah, sementara Inka berdiri tegak di Amerika Selatan. Lama mereka tersembunyi dalam misteri dari dunia ini sebelum Spanyol datang dan menghancurkan peradaban mereka. Lalu apa yang istimewa dalam tiga peradaban yang hancur itu? Bila kita bandingkan dengan Mesir Kuno atau Yunani Kuno, tiga peradaban itu masih kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Padahal mereka tidak kalah keren. Terisolasi sejak ribuan tahun dari bangsa-bangsa dari benua lain membuat mereka memiliki perspektif dan filosofinya tersendiri terhadap dunia ini. Siapa di antara kalian yang tahu kalau gambar matahari dengan wajah di bendera Argentina dan Uruguay merepresentasikan dewa matahari bangsa Inka yang disebut Inti?

Keelokan Dunia Baru
Columbus ketika sampai di kawasan yang kelak disebut Amerika awalnya tidak tahu kalau itu merupakan suatu benua baru. Ia mengira ia telah sampai di Asia dan orang-orang yang ditemuinya adalah orang-orang Indian. Sampai kemudian Amerigo Vespucci mengatakan bahwa kawasan tersebut adalah benua keempat dan disebut sebagai dunia baru. Nama Amerika pun diambil dari nama Amerigo Vespucci ini. Nah, bangsa-bangsa yang sebelumnya hanya mengenal hutan hujan tropis di Asia, gurun pasir di Afrika, dan salju di Eropa, kini terpana karena melihat satu bentang alam baru. Apa itu? Sebuah padang garam yang sangat luas dan bahkan terluas di dunia! Yap, garam bukan salju. Padang garam tersebut dinamakan Salar de Uyuni. Ia terletak di kawasan yang kini masuk wilayah Bolivia. Tentu saja di Amerika Latin tidak hanya terdapat Salar de Uyuni saja. Ada banyak bentang alam menakjubkan lainnya yang menunggu untuk dijelajahi seperti Air Terjun Iguazu di Argentina dan Brasil, serta Taman Nasional Torres del Paine di Chili.

Eksotisme Penduduk Asli
Setelah Spanyol dan Portugis masuk ke Amerika, mereka membuat koloni baru dan bangsa mereka mulai bermigrasi ke sana. Penduduk asli pun perlahan tersingkirkan entah mati karena wabah penyakit baru yang dibawa bangsa Eropa ataupun gugur karena berjuang mati-matian mempertahankan tanah air mereka dari bangsa asing. Sebagian dari mereka ada yang melakukan perkawinan campuran dengan bangsa Eropa khususnya dengan bangsa Spanyol dan Portugis. Akan tetapi ada juga yang tetap mempertahankan darah mereka dan tetap tinggal di desa-desa dan pedalaman Amerika Latin. Mereka punya kebudayaan sendiri yang meskipun sudah terkena pengaruh Spanyol, tapi tetap memiliki keunikan tersendiri yang. Siapa di sini di antara kalian yang mengenal kebudayaan orang Nahuas dan Totonac di Meksiko yang masing-masing memiliki bahasanya sendiri? Seberapa banyak pula di antara kalian yang tahu kalau bahasa resmi Bolivia tidak hanya bahasa Spanyol melainkan juga 36 bahasa daerah lainnya seperti bahasa Quechua, Aymara, dan Guarani? Luar biasa bukan?

Ragam Aksen Bahasa Spanyol
Sejak Spanyol menjajah sebagian besar kawasan Amerika bersama dengan Portugis di Brazil, ia menanamkan pengaruhnya dengan sangat kuat termasuk dalam hal bahasa. Hal ini akhirnya membuat Spanyol kini menjadi bahasa dengan penutur asli paling banyak di dunia setelah bahasa Mandarin. Bahasa Spanyol menjadi lingua franca dan bahkan menjadi salah satu bahasa pengantar PBB bersamaan dengan bahasa Inggris, Prancis, Mandarin, Rusia, dan Arab. Meski demikian, satu hal yang unik tentang bahasa Spanyol di Amerika Latin adalah keragaman aksennya yang berbeda-beda di tiap negara. Sebagaimana bahasa Inggris Britania yang berbeda dengan Inggris Amerika, bahasa Spanyol Daratan dengan bahasa Spanyol Meksiko juga tidaklah sama. Satu contoh mudah adalah ketika kita hendak menyebut kata ‘bus’ dalam bahasa Spanyol, kita tidak akan menemukan satu kata tunggal untuk menyebutnya. Misalnya, di Spanyol ‘bus’ sendiri akan disebut el autobús, di Meksiko akan disebut el camión, di Argentina akan disebut el colectivo, sementara di Puerto Riko justru disebut la guagua. Itu baru soal dalam penyebutan ‘bus’, bagaimana dengan penyebutan lainnya? Ada 19 negara di Amerika Latin yang berbahasa Spanyol dan mereka memiliki ciri khas bahasanya masing-masing!

¿Quieres un taco?
Bien, apakah kamu mau makan taco? Tentu saja! Siapa yang mau menolak taco!? Makanan ini adalah salah satu makanan paling populer yang berasal dari Amerika Latin khususnya Meksiko. Akan tetapi Meksiko tidak hanya memiliki taco. Ada banyak makanan-makanan lain yang akan memanjakan lidah kita seperti burrito, quesadilla, dan nacho. Bahkan kalau kalian mau tahu, Meksiko juga punya nasi gorengnya sendiri loh. Coba deh cek Pinterest dan cari nasi goreng Meksiko. Pasti bikin ngiler! Nah, kalau belum sempat ke Meksiko, di Jakarta juga sudah ada restoran makanan cepat saji khas Meksiko yang baru buka beberapa waktu yang lalu loh. Pasti kalian tahu. Cobain deh!

Oke teman-teman, itulah sedikit keunikan yang bisa kalian ketahui seputar Amerika Latin. Masih ada banyak segudang misteri yang menunggu untuk dicari dan ditemukan oleh kalian. Bagaimana, sudah tertarik untuk belajar bahasa Spanyol, mengulik kebudayaan Amerika Latin, dan melancong ke sana?

Penulis: Sultan F. Basyah
Foto: Istimewa
Editor: Faizah Diena

Pers Suara Mahasiswa UI 2021
Independen, Lugas dan Berkualitas!