Pada tanggal 20 Oktober 2021, dilaksanakan Pemaparan Visi Misi Bakal Calon Dekan FIB UI Periode 2021-2025 yang diadakan secara daring via Zoom dan dibagi menjadi dua sesi. Acara dibuka dengan dibacakannya peraturan presentasi untuk setiap Bakal Calon Dekan, diperkenalkannya Panitia Seleksi Calon Dekan (PSCD), sambutan dari Ketua Panitia, Dr. Dra. Luki Wijayanti, M.Hum., dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pemaparan visi misi untuk para Bakal Calon Dekan di sesi pertama akan dipimpin oleh Dr. Maman Lesmana, M.Hum. sebagai moderator. Selanjutnya, Bakal Calon Dekan yang akan memaparkan visi misinya di sesi pertama adalah Dr. Ali Akbar, M.Hum., Shuri Mariasih Gietty Tambunan, M.Hum., M.A., Ph.D., Abdul Muta’ali, M.A., M.I.P., Ph.D., dan Dr. Taufik Asmiyanto, M.Si..
Setiap Bakal Calon Dekan diberikan kesempatan untuk mempresentasikan dan memaparkan visi misi mereka selama 15 menit. Setelahnya, terdapat sesi tanya jawab dan Bakal Calon diberikan waktu selama 15 menit dengan komposisi tiga penanya pertama dan berikutnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diajukan oleh dosen, tenaga pendidik, mahasiswa, dan alumni melalui kolom chat di Zoom.
Bakal Calon Dekan yang pertama memaparkan visi misinya adalah Ali Akbar. Dengan judul “Mengajukan Jasa Budaya”, Ali Akbar menyebutkan tentang Entrepreneurial University yang diyakini dapat menunjang Universitas Indonesia untuk menjadi World Class University. Selanjutnya, Ali Akbar juga menyebutkan bahwa beliau pernah mendapatkan penghargaan Tri Dharma tingkat Universitas Indonesia maupun nasional, sehingga salah satu program kerjanya, research based Tri Dharma, dapat dituangkan kepada warga fakultas untuk meningkatkan Tri Dharma dan mencapai prestasi. Disebutkan juga bahwa akan diadakan seminar untuk membantu para mahasiswa dalam membuat portofolio dan pengarahan untuk para dosen dalam rangka mendukung sumber daya manusia di lingkup fakultas.
Shuri Mariasih Gietty Tambunan, selaku Bakal Calon Dekan kedua yang memaparkan visi dan misinya yang bertema “Transformasi FIB Menghadapi Disrupsi”. Shuri Mariasih menjelaskan bahwa di tahun 2025, FIB diharapkan dapat menjadi Center of Excellence dalam reputasi akademik melalui kemitraan dalam atau luar negeri dan juga menjadi institusi pendidikan inklusif berbasis equity. Sebagaimana saat ini FIB sendiri sudah menerima beberapa mahasiswa difabel, tetapi sarana dan fasilitas yang ada belum cukup memadai. Kemudian, di dalam salah satu program kerjanya, Shuri menyebutkan akan diadakannya alumni homecoming yang dibuat berdasarkan suara dari para mahasiswa yang merasa kurang mendapatkan skill di dunia kerja. Hal tersebut dapat diatasi dengan narasumber yang tepat, yaitu para alumni dengan diadakannya program alumni homecoming.
Selanjutnya, Abdul Muta’ali memaparkan di salah satu program kerjanya yang bersasaran strategis untuk membangun FIB UI sebagai pusat pengetahuan budaya, terdapat indikator kinerja berupa penambahan program studi di FIB UI. Hal tersebut beliau sampaikan akan dilaksanakan sesuai kebutuhan masyarakat khususnya dunia global. Beliau berkata jika pimpinan sebelumnya saja bisa menghadirkan program studi S2 Asia Tenggara dan Asia Timur, maka kita juga harus bisa berinovasi untuk membangun jejaring komunikasi.
Pemaparan visi misi Bakal Calon Dekan FIB UI pada sesi pertama diakhiri dengan presentasi dari Taufik Asmiyanto. Taufik Asmiyanto juga memperkenalkan diri sebagai individu yang banyak bergerak di bidang entrepreneur. Beliau juga memiliki motivasi untuk membuat FIB menjadi smart dan entrepreneurial faculty. Hal tersebut dihubungkan dengan permasalahan birokrasi yang banyak dihadapi dosen, yaitu banyaknya permintaan data-data yang menjadi beban tersendiri. Inovasi yang beliau ingin ciptakan adalah dibuatnya satu database yang dapat dimanfaatkan para dosen untuk mengumpulkan semua data yang dimiliki ke satu aplikasi untuk memudahkan di saat data-data tersebut dibutuhkan. Taufik Asmiyanto juga berencana untuk membuat satu ruang untuk para alumni bertemu dan memanfaatkan ruang tersebut untuk mengadakan kegiatan-kegiatan.
Berdasarkan visi misi empat Bakal Calon Dekan sesi pertama, mayoritas berorientasi kepada sumber daya manusia dan teknologi yang diharapkan dapat mendukung FIB UI agar dapat menjadi fakultas yang maju dan menghasilkan lulusan serta pengajar yang unggul. Setelah adanya sesi istirahat, pemaparan dilanjutkan pada sesi kedua. Sesi kedua diisi oleh pemaparan dari Dr. Ilham Prisgunanto, M.Si, Dr. Fuad Gani, M.A, Yon Machmudi, Ph.D, dan Dr. Bondan Kanumoyoso, M. Hum.
Bakal calon dekan kelima, Ilham Prisgunanto, menyampaikan program utamanya, yaitu menciptakan karya budaya yang spektakuler serta dapat mendongkrak citra dan perwajahan FIB. Beliau memiliki program lanjutan yaitu program kerjasama dengan pihak luar yang mendukung pada praktik penelitian dan pengabdian masyarakat. Ia juga menyatakan bahwa untuk dapat memberdayakan prodi-prodi sehingga dapat bersaing di kancah nasional maupun internasional, pendekatannya haruslah approachable dan terbuka terhadap gagasan-gagasan baru. “Prodi-prodi tersebut harus bersifat millenial approach,” tambahnya.
Fuad Gani, Bakal Calon Dekan keenam, memiliki visi untuk menjadikan FIB sebagai fakultas yang unggul dan memiliki daya saing, serta memiliki misi untuk membangun budaya inklusif dan inovatif dengan cara mendorong munculnya keragaman perspektif dalam lingkungan inklusif untuk dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Salah satu program kerja yang ia miliki yaitu menyediakan ruang khusus (dedicated rooms) berbasis TIK yang dapat berfungsi sebagai studio untuk pembuatan bahan materi MOOCs dan bahan kuliah daring lainnya.
Bakal calon dekan yang berikutnya, Yon Machmudi, memiliki visi yang berkaitan dengan peran UI sebagai advokator tridharma yang memberikan kontribusi penyelesaian masalah nasional dan internasional. Menurutnya, hal mendesak yang harus diusung dalam beberapa tahun kedepan adalah program MBKM. Misi yang dimilikinya adalah penguatan pelaksanaan MBKM di FIB sehingga tercipta kultur belajar yang mandiri, meningkatkan SDM yang mampu menyelesaikan masalah lokal dan global, serta menjadikan FIB sebagai pusat rujukan internasional dalam kajian budaya nasional dan global.
Bondan Kanumoyoso, sebagai Bakal Calon Dekan terakhir, memaparkan visinya yang ingin menjadikan FIB yang terkemuka dan bertaraf internasional melalui peran strategis dalam penguatan dan pembangunan jati diri bangsa, dengan mengembangkan strategi budaya dan kewirausahaan yang inovatif dengan berbasis pada riset mutakhir dan perkembangan teknologi. Ia juga ingin agar FIB dapat memberi kontribusi konkrit untuk ikut menyelesaikan permasalahan-permasalahan besar yang dihadapi bangsa Indonesia.
Teks: Vanya Annisa, Dyaning Pramesti
Foto: Vanya Annisa
Editor: Nada Salsabila
Pers Suara Mahasiswa UI 2021
Independen, Lugas, dan Berkualitas!