Balairung UI Kembali Dimeriahkan oleh Nyanyian Paduan Suara Mahasiswa Baru

Redaksi Suara Mahasiswa · 5 Agustus 2022
2 menit

Usai dua tahun tidak bersua, latihan paduan suara kembali diadakan secara luring di Balairung UI, Kamis (4/8), bersamaan dengan hari pertama Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB).

Sayup-sayup, lagu Genderang UI kembali beralun nyaring di Balairung UI yang nyaris sudah tidak digunakan selama dua tahun untuk paduan suara. Mahasiswa angkatan 2022 nampak berbaris panjang memenuhi jajaran tribun, terbagi ke dalam barisan alto, sopran, tenor, bass—berdasarkan jenis suara—dipandu oleh Drs. Sudibyo, atau yang akrab dipanggil Pak Dibyo yang sejak dahulu menjadi sosok legendaris dalam memimpin mahasiswa-mahasiswa UI bernyanyi di Balairung. Latihan paduan suara mahasiswa baru ini juga dibantu oleh kehadiran Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paragita.

Rangkaian paduan suara tahun ini dilaksanakan selama empat hari, yakni pada tanggal 4, 5, 12, dan 13 Agustus 2022. Setiap harinya, paduan suara dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dimulai pada pukul 08.00 - 11.00 WIB. Sementara, sesi kedua dimulai pada pukul 11.00 - 16.00 WIB. Namun, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, mahasiswa baru tahun 2022 sudah mendapatkan Jakun sebelum menjalani rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dan bernyanyi di Balairung. Sebelumnya, mahasiswa selalu diberikan kartu absen paduan suara yang digunakan sebagai syarat wajib pengambilan jaket almamater atau Jaket Kuning (Jakun).

Tahun ini, rangkaian paduan suara juga terselenggara dengan kontribusi dari UKM Paragita. Kevin, salah satu anggota Paragita menceritakan bahwa proses persiapan latihan paduan suara dilakukan empat hari sebelum latihan dilaksanakan karena informasi yang diberikan mengenai latihan paduan suara cukup mendadak. Kendati waktu persiapan terbilang singkat, menurut Kevin pada pelaksanaannya latihan tetap berjalan dengan baik. “Tapi untungnya memang anak-anak Paragita pada pintar-pintar, sih, kalau misal belajar sendiri gitu. Jadi sudah terbiasa (latihan - red) sendiri.” Ujarnya

UKM Paragita bertanggung jawab untuk membantu Pak Dibyo dalam mengajari mahasiswa lagu-lagu selama proses pelatihan. Adapun beberapa lagu yang diajarkan dalam paduan suara tersebut adalah Hymne UI, Genderang UI, Gaudeamus Igitur, Andhika Sarjana, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Hymne Kemerdekaan, Terima Kasih kepada Pahlawanku, Keroncong Kemayoran, Selamat Datang Pahlawan Muda, dan beberapa lagu-lagu nasional lainnya.

Hal yang istimewa pada latihan paduan suara mahasiswa baru tahun 2022 adalah paduan suara kali ini juga dipersiapkan untuk acara Gelar Budaya Nusantara pada tanggal 25 Agustus 2022 nanti. Acara Gelar Budaya ini direncanakan untuk memecahkan rekor MURI, peserta paduan suara dan kegiatan membatik terbanyak.

“Mudah-mudahan nanti pada tanggal 25 Agustus, sebagai acara puncak, kita akan ada dua Rekor Muri. Satu untuk rekor batik nasional dan ada paduan (rekor) paduan suara.” Ungkap Pak Dibyo.

Menyambut hal ini, Pak Dibyo pun mengungkapkan kebahagiaannya sebab setelah dua tahun paduan suara dilaksanakan daring akhirnya tahun ini dapat terlaksana secara luring.

“Waduh, senang banget saya,” ujar Pak Dibyo dengan raut wajah penuh haru saat Suara Mahasiswa bertanya mengenai perasaannya.

Ia bercerita bahwa dirinya telah memandu paduan suara semenjak tahun 1983 tetapi karena pandemi melanda kegiatan paduan suara secara luring terpaksa dihentikan sampai dua tahun lamanya. Kembalinya latihan paduan suara pada tahun ini bagai musim semi tersendiri bagi Pak Dibyo maupun mahasiswa baru angkatan 2022.

Walaupun demikian, masih terdapat catatan bahwa rangkaian latihan paduan suara harus mengikuti protokol situasi dan kondisi pandemi. “Nanti kita tunggu pimpinan. Pemerintah (kebijakannya - red) seperti apa, level PPKM-nya seperti apa, tergantung pemerintah, juga kebijaksanaan dari pimpinan UI nanti,” tutur Pak Dibyo.

Pak Dibyo mengungkapkan untuk persiapan dari paduan suara tahun ini tidak berbeda dengan persiapan-persiapan ketika pelaksanaan dilakukan luring beberapa tahun lalu. Namun, perbedaan besar terletak pada jumlah mahasiswa yang mengikuti paduan suara di mana angkatan-angkatan sebelumnya hanya mencakup sekitar 7000 mahasiswa, sementara pada tahun ini jumlah peserta mencapai sekitar 10.000 mahasiswa sehingga harus dibagi ke dalam dua sesi.

Teks: Evangelyn Easter, M. Rifaldy Zelan, Syifa Nadia

Kontributor: Aldi Safitra

Foto: Syifa Nadia dan Aldi Safitra

Editor: Dian Amalia Ariani