Bedah Buku “Pitfalls pada Diagnosis Perawakan Pendek”: Memahami Stunting Lebih Mendalam

Redaksi Suara Mahasiswa · 6 November 2024
3 menit

Pertumbuhan fisik anak merupakan salah satu indikator penting yang mencerminkan kondisi kesehatan dan status gizinya. Sayangnya, perawakan pendek pada anak masih sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang menganggap anak dengan perawakan pendek pasti mengalami stunting, padahal hal ini tidak sepenuhnya benar.

Untuk meluruskan kesalahpahaman ini, Yayasan Kesehatan Anak Global (YKAG) bekerja sama dengan Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat untuk Program Kesehatan Prioritas (Pokja RCCE+) mengadakan bedah buku yang berjudul “Pitfalls pada Diagnosis Perawakan Pendek” di Jakarta, Senin (4/11/2024).  Buku tersebut ditulis oleh Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.), seorang dokter ahli endokrin anak dan peneliti pertumbuhan anak dengan pengalaman lebih dari 30 tahun.

Buku ini berfokus pada perbedaan antara perawakan pendek dan stunting, dengan memberikan catatan penting: “semua anak stunting pendek, namun tidak semua anak pendek stunting.”

“Kegiatan bedah buku ini bertujuan untuk memberi ruang belajar dan diskusi antara penulis dan praktisi kesehatan, khususnya yang bekerja pada program penanganan stunting,” ujar moderator, dr.Basra Amru.

Diharapkan peserta kegiatan dapat meningkatkan wawasan dan keterampilan dalam mendeteksi serta menatalaksana masalah stunting dan pertumbuhan anak di Indonesia.

Prof. dr. Badriul Hegar Syarif, PhD, Sp.A(K), Ketua Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), memberikan apresiasi terhadap terbitnya buku ini dalam sambutannya. Ia juga menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya buku ini. Menurutnya, “Pertumbuhan anak bukan hanya masalah tinggi badan, tetapi juga cerminan dari kesehatan dan status gizi yang baik.” Ia berharap buku ini dapat memberikan panduan praktis bagi para tenaga kesehatan dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, khususnya dalam hal mendiagnosa dan menangani stunting.

Selain itu, Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, juga memberikan apresiasi dan harapan terhadap terbitnya buku ini. “Saya berharap akan semakin banyak tenaga kesehatan seperti Prof. Aman yang mampu menuangkan ilmu dan pemikirannya dalam bentuk buku sehingga memberikan pencerahan bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat dan membuat kesehatan rakyat Indonesia menjadi lebih baik,” lanjutnya.

Prof. Aman sebagai penulis buku ini, menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan hasil dari pengalamannya selama hampir tiga dekade sebagai dokter spesialis endokrin anak dan peneliti di bidang pertumbuhan anak. Dalam kesehariannya, ia sering menemukan kesalahan umum yang terjadi dalam diagnosa anak-anak dengan perawakan pendek.  Ia menyampaikan, "Dalam praktik sehari-hari, saya sering menemui berbagai kesalahan umum dalam diagnosis anak dengan perawakan pendek." Melalui buku ini, Prof. Aman berharap para praktisi kesehatan dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan tersebut, sehingga anak-anak yang memiliki perawakan pendek dapat memperoleh penanganan yang sesuai dengan kondisi mereka.

Dalam wawancaranya bersama reporter Suara Mahasiswa UI, Prof. Aman menyampaikan bahwa mahasiswa juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi terkait stunting. Menurutnya, peran tersebut dapat diwujudkan dengan menjalin kerja sama bersama tenaga kesehatan untuk memberikan pengarahan yang tepat kepada masyarakat.

Dalam bukunya, Prof. Aman menggarisbawahi sejumlah poin penting:

  1. Pertumbuhan anak adalah indikator utama kesehatan dan status gizi mereka, dan penurunan pertumbuhan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Maka penting untuk memantau pertumbuhan anak secara berkala.
  2. Gangguan pertumbuhan bisa terjadi akibat ketidakseimbangan hormon atau faktor genetik, yang harus dievaluasi dengan metode yang tepat.
  3. Pentingnya penggunaan alat bantu kurva pertumbuhan yang sesuai dalam memantau pertumbuhan anak, serta pemahaman bahwa tidak semua anak pendek mengalami stunting.
  4. ⁠Masalah pertumbuhan anak bukan hanya masalah gizi. Perlu pendekatan komprehensif dalam evaluasi masalah pertumbuhan anak yang melibatkan pemeriksaan riwayat keluarga, hormon, hingga kromosom, serta mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, dan emosional.
  5. Untuk memastikan anak tumbuh ptimal, perlu kolaborasi antara sektor kesehatan, pendidikan, dan sosial.

Dr. Tri Novia Maulani, perwakilan dari Puskesmas Cilandak, turut menyampaikan pentingnya pemahaman ini untuk tenaga kesehatan. "Buku ini menambah wawasan kami sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas dalam memahami perbedaan antara perawakan pendek dan stunting, serta bagaimana mendiagnosis keduanya dengan lebih tepat. Pemahaman ini penting agar kami bisa memberikan penanganan yang sesuai kepada setiap anak, tahu kapan harus merujuk, sehingga mereka mendapatkan intervensi yang tepat sesuai kondisi mereka," tambahnya.

Tentang Yayasan Kesehatan Anak Global

Yayasan Kesehatan Anak Global (YKAG) adalah organisasi nirlaba di Indonesia yang berdiri sejak tahun 2021, berfokus pada peningkatan kesehatan anak melalui program berbasis bukti, bekerja sama dengan pemerintah dan mitra pembangunan. YKAG aktif dalam publikasi dan pemberian bantuan terkait isu kesehatan anak, seperti perawakan pendek, imunisasi, dan penyakit kronis, dengan pendekatan holistik dan kolaboratif untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan mencapai potensi maksimal. Ikuti langkah YKAG dalam rangka menyehatkan anak Indonesia di kanal media sosial Instagram @globalchildhealth.id

Tentang Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (Pokja RCCE)

Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (RCCE) dimulai pada Februari 2020, diinisiasi oleh UNICEF dan IFRC atas mandat UN Humanitarian Country Team untuk menangani COVID-19. Dengan turunnya kasus COVID-19 dan fokus pada isu kesehatan lainnya, mandat Pokja RCCE diperkuat melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 1461 Tahun 2023 untuk mendukung program kesehatan prioritas melalui komunikasi, perubahan perilaku, dan pelibatan masyarakat. Info lengkap dapat diakses pada situs https://rcce.id

#Advertorial