Selasa (05/11/2024), bertempat di Balairung, Universitas Indonesia (UI) menjadi tuan rumah bagi acara pembukaan Konferensi Internasional Humanitarian Islam yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Konferensi tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan dihadiri oleh Menteri Agama, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Menteri Luar Negeri, Menteri Sosial, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Menteri Pendidikan Tinggi, juga Menteri Perlindungan Pekerja Migran. Selain jajaran para menteri, PBNU juga mengundang Rektor Universitas Indonesia dan perwakilan-perwakilan aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-UI selaku tuan rumah, untuk hadir dalam konferensi ini.
Konferensi Internasional Humanitarian Islam bertujuan untuk menyatukan pikiran dan kepentingan setiap agama juga kepercayaan di Indonesia dan dunia internasional terkait berbagai isu yang tengah dihadapi. Konferensi ini menghadirkan berbagai cendekiawan dan tokoh agama, dan diharapkan dapat menghasilkan draf konsensus-konsensus yang membahas keberlanjutan dialog dan kerjasama dalam aspek perdamaian dunia internasional.
Menteri Agama (Menag) KH Nasaruddin Umar menyatakan bahwa nilai-nilai Humanitarian Islam telah menjadi fondasi yang menyatukan keberagaman agama di Indonesia, menciptakan harmoni yang luar biasa. Pernyataan ini disampaikan oleh Menag Nasar saat meresmikan pembukaan Konferensi Internasional Humanitarian Islam
“Atas nama Bangsa dan Pemerintah Indonesia, saya mengucapkan selamat atas terselenggaranya Konferensi Internasional Humanitarian Islam. Semoga konferensi ini melahirkan semangat dan membawa manfaat besar bagi kita semua,” kata Menag Nasaruddin mewakili presiden.
Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro, dalam sambutannya menekankan pentingnya konsep Humanitarian Islam sebagai landasan untuk menciptakan perdamaian global. "Islam yang damai, inklusif, dan berorientasi pada kemanusiaan ini, akan menjadi landasan untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai," ujarnya.
Menag KH Nasaruddin Umar juga menegaskan bahwa Humanitarian Islam sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. "Humanitarian Islam memiliki prinsip-prinsip yang sejalan dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, sangatlah layak dan tepat bagi Indonesia untuk memperkenalkan Pancasila kepada dunia sebagai manifestasi dari Humanitarian Islam," ujar KH Nasaruddin Umar.
Peresmian Konferensi Humanitarian Islam ditandai dengan Menag yang menabuh gong, didampingi oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, Sekretaris Liga Muslim Dunia (MWL) Asia Tenggara Abdurrahman al-Khayyat, dan Menlu RI Sugiono.
Sebelum membuka konferensi, Menag Nasar menyampaikan pidato sambutan yang seharusnya disampaikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Tetap Laksanakan Aksi Meski Prabowo Tidak Hadir
Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM Se-UI mencanangkan untuk menggelar aksi simbolik penyambutan Presiden Prabowo Subianto yang sebelumnya telah diperkirakan hadir sebagai pembicara utama.
Menjelang dimulainya acara, dikabarkan bahwa Presiden Prabowo Subianto, yang semula dijadwalkan untuk memberikan pidato utama tidak hadir. Hal ini diumumkan oleh pembawa acara yang mengumumkan bahwa kata sambutan yang seharusnya dibawakan oleh Presiden akan diwakili oleh Menag Nasaruddin Umar.
Ketidakhadiran presiden memicu reaksi dari mahasiswa yang hadir di Balairung. Aliansi BEM SE-UI yang telah menyiapkan aksi simbolik untuk menyuarakan protes terhadap kebijakan pemerintah, khususnya mengenai isu pelanggaran HAM dan koalisi yang gemuk, tetap melanjutkan rencana mereka meski tanpa kehadiran Presiden.
Zaki, salah satu anggota BEM FISIP UI mengungkapkan, "Sebenarnya infonya itu udah dari tengah malam, tapi emang simpang siur, apakah Prabowo bakal datang atau diganti sama Kemenag? Dan akhirnya pas kita diskusikan kembali, kita tetap (memutuskan) ngumpul di Balairung."
Meski sempat terkonfirmasi bahwa Prabowo tidak akan hadir, mereka tetap memilih untuk beraksi dan menyampaikan tuntutannya. “Satu suara kalau kita ingin membuat statement, kalau kita di sini sudah hadir dengan membawa isu-isu yang harusnya kita tuntutkan, tapi orang yang kita tuntut yaitu Pak Prabowo tidak datang,” lanjutnya.
Aliansi BEM se-UI tetap melakukan koordinasi dengan aparat untuk mendokumentasikan aksi tersebut dan merilis pernyataan pers sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.
Teks: Muhammad Aidan, Cut Khaira
Editor: M. Rifaldy Zelan
Foto: Muhammad Aidan
Pers Suara Mahasiswa UI 2024
Independen, Lugas, dan Berkualitas!