Cap Go Meh Bogor yang Menyejarah: Sebuah Bentuk "Pesta Rakyat"

Redaksi Suara Mahasiswa · 5 Maret 2023
3 menit

Kota Bogor, Minggu 5 Februari 2023 kembali menyelenggarakan festival Cap Go Meh setelah 2 tahun vakum dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Cap Go Meh merupakan salah satu festival khas etnis Tionghoa yang diadakan pada setiap awal tahun. Berasal dari kata “Cap Go” yang memiliki arti “lima belas” dan juga “Meh” yang berarti “malam”.  Secara keseluruhan Cap Go Meh berarti perayaan malam pada hari ke-15 tahun baru imlek.

Cap Go Meh di Kota Bogor sudah ada sejak zaman Belanda. Pada saat kepemimpinan presiden ke-2, Presiden Soeharto melarang kegiatan Cap Go Meh diselenggarakan secara terbuka. Akan tetapi, pada kepemimpinan Presiden Kyai Haji Abdurrahman Wahid kegiatan Cap Go Meh kembali diberi izin untuk dilaksanakan secara terbuka dan disaksi oleh seluruh kalangan masyarakat.

Pembeda perayaan Cap Go Meh di Kota Bogor dengan kota lainnya adalah kentalnya tradisi budaya Indonesia, khususnya budaya sunda. Cap Go Meh di Kota Bogor sering disebut sebagai pesta rakyat dikarenakan perayaan festival tersebut dapat diikuti oleh seluruh masyarakat. Domisili wisatawan yang hadir berasal dari Kota Bogor itu sendiri, serta beberapa kota di sekitar Bogor seperti Sukabumi, Jakarta, Bandung, serta Cianjur untuk menyaksikan Cap Go Meh khas Kota Bogor.

Festival Cap Go Meh dilaksanakan di Jalan Raya Suryakencana. Dahulu pada era Belanda masyarakat tinggal di wilayah berdasarkan pengelompokan etnis, mulai dari Arab hingga Tionghoa. Banyaknya etnis Tionghoa yang tinggal di sepanjang Jalan Raya Suryakencana menjadikan kawasan tersebut dikenal dengan nama pecinan. Mereka menjalani hari seperti beraktivitas, berdagang, memiliki keturunan, dan berakhir untuk tinggal di Jalan Raya Suryakencana. Karena itulah festival Cap Go Meh sampai sekarang dilaksanakan di Jalan Raya Suryakencana.

Perayaan Cap Go Meh Bogor tahun 2023 dirayakan dalam bentuk pesta rakyat yang disebut Bogor Street Fest CGM 2023. Pak Arifin Himawan, Ketua Panitia Cap Go Meh Bogor 2023, menuturkan “Disebut sebagai pesta rakyat karena disaksikan oleh masyarakat luas dan siapa saja boleh ikut terlibat. Pada saat gotong tandu dewa-dewi, masyarakat boleh ikut menggotong, bagi siapa saja yang mau.” Pernyataan “Pesta Rakyat” ini pun juga terlihat dari animo masyarakat yang tumpah-ruah menyaksikan perayaan Cap Go Meh Bogor, yang diperkirakan mencapai 50.000 orang.

Masyarakat yang datang pun beraneka ragam, yang tentunya banyak berasal dari kota Bogor, namun banyak juga yang berasal dari luar kota Bogor, bahkan ada yang berasal dari surabaya. Adapun perayaan Cap Go Meh Bogor dirayakan dengan berbagai parade hingga pertunjukan liong dan barongsai. Parade seni budaya nusantara, liong dan barongsai, marching band hingga festival kuliner menghiasi sepanjang Jalan Surya Kencana sampai simpang Batutulis.

Perayaan Cap Go Meh Bogor 2023 mengusung tema “Unity in Diversity”, dimana tema ini terlihat jelas selama parade yang menampilkan pertunjukan dari berbagai tradisi di Indonesia dan tentunya tetap menampilkan kebudayaan tionghoa sebagai sorotan utama atas perayaan Cap Go Meh. Nilai toleransi pun dapat kita lihat jelas dengan adanya pembacaan doa dari enam tokoh agama menjelang perayaan Cap Go Meh. Melihat perayaan Cap Go Meh Bogor 2023 yang disambut dengan euforia tinggi dari masyarakat luas, maka jelas juga dapat dikatakan bahwa perayaan Cap Go Meh membawa dampak yang luas pula.

Dampak dari perayaan Cap Go Meh tidak hanya dirasakan oleh masyarakat berketurunan tionghoa saja, melainkan dirasakan oleh seluruh masyarakat bogor. Mungkin hal ini juga mengapa Cap Go Meh disebut sebagai perayaan yang berbentuk “Pesta Rakyat”, karena dampaknya yang juga terasa ke seluruh masyarakat (terkhususnya) bogor, entah yang menonton ataupun tidak. Hal ini terlihat dari pernyataan Pak Arifin Himawan, Ketua panitia Cap Go Meh 2023, “ Event Cap Go Meh bukan hanya sekedar penyelenggaraan event, tetapi harus punya dampak terhadap lingkungan, pemerintahan, maupun masyarakat.”

Pak Arifin pun menyatakan bahwa dampak-dampak dari perayaan Cap Go Meh Bogor 2023 ini terlihat secara nyata dalam beberapa hal; Pertama, perayaan ini yang mengajak banyak orang untuk terlibat, terbukti dari banyaknya masyarakat luas yang ikut menonton perayaan ini dan penampil yang berjumlah hampir 5000 orang. Kedua, membuka peluang untuk para UMKM yang berjualan di sepanjang Jalan Surya Kencana, karena setelah perayaan Cap Go Meh selesai digelar, segala jajanan kuliner yang ditawarkan habis terjual.

Ketiga, okupansi hotel di sekitar tempat perayaan Cap Go Meh yang terisi 100 persen, menandakan banyaknya turis yang datang menginap untuk menyaksikan perayaan tahunan ini. Terakhir, dampak nyata yang dirasakan adalah adanya momentum kebangkitan pada segi ekonomi setelah kita mengalami pandemi, yang dirasakan secara pribadi ataupun pendapatan daerah. Hal ini terbukti dari UMKM yang habis terjual dan pendapatan daerah yang didapatkan melalui masifnya jumlah pengunjung hotel dan restoran yang tentunya wajib membayar pajak.

Salah satu pengunjung yang juga merupakan mahasiswa Universitas Indonesia mengatakan bahwa acara Cap Go Meh berjalan dengan memuaskan, tetapi karena merupakan acara pertama yang diadakan secara pandemi menjadi sangat padat pengunjung. Pengunjung juga mengatakan bahwa “Kalau ditanya sebanding apa engga sama macet nya ga terlalu sebanding, soalnya jadi rame banget. Tapi untuk keseluruhan acaranya beneran seru,” ujarnya.

Teks: George Natael dan Farras Quota
Editor: Chris Wibisana
Foto: Istimewa

REFERENSI

Merry M, Rianto R. Potensi perhelatan Budaya cap go meh Sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata di Indonesia (Studi Kasus perhelatan Budaya Cap go meh di Kota Singkawang). Jurnal Hospitality dan Pariwisata. 2020;6(1).