Catch Me If You Can: Ketika Menipu Menjadi Passion

Redaksi Suara Mahasiswa · 15 April 2022
2 menit

Judul                   : Catch Me If You Can
Sutradara          : Steven Spielberg
Produser            : Steven Spielberg
Genre                  : Comedy, Crime, Drama
Tanggal Rilis     : 16 Desember 2002
Durasi                 : 141 Menit
Pemain               : Leonardo DiCaprio, Tom Hanks, Martin Sheen, Christoper Walken

“sometimes it's easier living the lie”

Banyak orang memilih kebohongan sebagai jalan hidupnya. Hal inilah yang akhirnya menjadi perangkap bagi individu tersebut. Dari suatu kebohongan kecil, berlanjut menjadi  kebohongan lain untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Kondisi ini menjadi siklus kebohongan yang tentu sangat berbahaya bagi setiap orang karena siklus ini tidak bisa dipotong tanpa adanya kejujuran. Inilah sejatinya pelarian dari seorang Frank Abagnale, bukan pelarian fisik yang dia alami, melainkan pelarian jiwanya.

Alur Cerita

Catch Me If You Can merupakan suatu film yang dikemas berdasarkan kisah nyata seorang yang bernama Frank William Abagnale. Dirilis pada Natal tahun 2002, Catch Me If You Can mampu meraih sukses secara komersial dan artistik. Film ini juga meraih dua nominasi Oscar untuk kategori Best Original Score dan Best Supporting Actor. Naskah film ini sendiri ditulis oleh Jeff Nathanson berdasarkan buku Catch Me if You Can karya Frank Abagnale dan Stan Redding. Film ini dibintangi oleh Leonardo DiCaprio sebagai Frank William Abagnale dan Tom Hanks sebagai agen FBI (Carl Hanratty) yang bertugas memulangkan Frank ke negara asalnya, Amerika Serikat. Saat ini, penonton dapat menikmati film ini di Netflix.

Bergenre drama komedi yang diangkat dari kisah nyata, Catch Me If You Can menceritakan perjalanan hidup Frank William Abagnale yang merupakan seorang konsultan keamanan Amerika Serikat yang mampu membedakan cek asli dan palsu. Frank mendapatkan pekerjaan tersebut karena pengalamannya memalsukan cek hingga jutaan dolar AS. Bukan hanya memalsukan cek, Frank pun kerap memalsukan identitas dan melarikan diri dari satu wilayah ke wilayah lain.

Alur cerita yang dibawakan film ini tergolong maju-mundur. Cerita dimulai saat Frank Abagnale Jr berada di penjara super ketat di Perancis. Ia dijemput oleh agen FBI bernama Carl Hanratty untuk dipulangkan ke negara asalnya Amerika Serikat. Saat dijemput, kondisi tubuh Frank lemah dan sakit, sehingga Carl meminta petugas lapas untuk memanggil dokter. Namun, saat Frank berada di ruang kesehatan ia malah mencoba untuk kabur. Sayangnya, tubuh Frank lemah hingga ia pun tertangkap lagi.

Kemudian, sesi dilanjutkan dengan kilas balik yang menjelaskan mengapa Frank bisa sampai berada di penjara Perancis tersebut. Dari mulai menceritakan bagaimana kondisi keluarga Frank (Orang tuanya) yang mulai rapuh karena kondisi keuangan dan Ibunya yang berselingkuh, hingga kemudian mereka bercerai. Lalu, diceritakan pula bagaimana Frank kemudian terinsprasi untuk menjadi seorang pilot, sembari menjadi kepala dokter anak di rumah sakit Georgia dan Asisten Jaksa Agung untuk negara bagain Lousiana, Amerika Serikat. Dalam memainkan peran yang beragamnya tersebut, Frank juga berhasil mencairkan cek palsu hampir sebesar empat juta dollar. Pada masa itu, Ia pun dinobatkan sebagai penipu termuda dan pemberani sepanjang sejarah Amerika Serikat.

Durasi Panjang yang Selalu Menarik untuk Diikuti

Catch Me If You Can merupakan film durasi yang tergolong panjang, juga dibawakan dengan tempo yang lambat. Kendati demikian, film ini tidak akan membuat penonton mati karena bosan. Hal itu tak lepas dari cara Stephen menyajikan keseluruhan adegan di film ini. Ia tahu adegan mana yang harus dibuat tegang, serta mana yang harus dibuat rileks.

Stephen pun juga mampu menyajikan adegan penipuan yang dilakukan Frank secara detail. Adegan tersebut lantas diperkuat dengan tata artistik dan properti yang sesuai, serta sinematografi yang banyak berfokus pada Frank.

Hal lain yang membuat Catch Me If You Can begitu nyaman dinikmati adalah sajian music scoring-nya. Banyak musik bernuansa jazz 60-an tersaji di hampir setiap adegannya yang sesuai dengan latar adegan dimana pemainnya tampil. Kredit diberikan sebesar-besarnya kepada John Williams selaku penata musik. Williams sendiri berhasil meraih nominasi Oscar untuk Best Original Score berkat kontribusinya tersebut.

Teks: Nafis Abiu Wira Negara
Editor: Aura Annisa
Foto: IMBD

Pers Suara Mahasiswa UI 2022
Independen, Lugas, dan Berkualitas!