Debat Publik Cakabem UI Bahas Isu Internal Kampus, IKN, Hingga Arah Politik BEM UI

Redaksi Suara Mahasiswa · 20 Desember 2023
7 menit

Rangkaian Pemilihan Raya Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia (Pemira IKM UI) 2023 kian mendekati tahap puncak. Pada Jumat, (15/12/23), telah berlangsung debat publik pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM IKM UI 2024 di Auditorium Pusgiwa. Debat yang berlangsung selama empat jam tersebut berjalan dengan cukup sengit.

Debat publik ini sendiri merupakan penghujung masa kampanye bagi pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM UI 2024, sebelum nantinya akan dilaksanakan pemungutan suara pada tanggal 18 sampai dengan 21 Desember 2023. Ajang adu gagasan dan argumen ini diikuti oleh dua pasangan calon, yaitu paslon nomor urut 2 dan 3, setelah paslon nomor urut 1 menyatakan pengunduran diri sehari sebelumnya.

Terdapat empat segmen pada debat publik tersebut. Segmen pertama dan kedua dimoderatori oleh Faisal Gibran, sedangkan segmen ketiga dan keempat dimoderatori oleh Tyara Kusuma. Pada segmen pertama, kedua paslon diminta memaparkan visi dan misinya untuk BEM UI setahun ke depan apabila nantinya mereka terpilih. Dalam waktu 10 menit yang diberikan, pasangan calon nomor urut 2, yaitu Taffi Hensan Kurniawan dan Anissa Luthfita Yuliana Dewi, mengungkapkan bahwa visi dan misi mereka dibangun dalam tiga nilai, yaitu peduli, harmoni dan berarti, dengan harapan BEM UI ke depannya mampu menghadirkan kepedulian serta kolaborasi secara harmoni dan dapat memberi arti yang bermakna bagi IKM UI, UI, dan Indonesia. Sementara itu, pasangan calon nomor urut 3 yang terdiri dari Verrel Uziel dan Iqbal Cheisa Wiguna, membawa tagline AksaraCita dengan tiga pilar, yaitu Asa, Karsa, dan Rasa. Paslon ini  juga mengungkapkan bahwa ada tiga nilai yang mereka bawa dalam visi dan misi mereka, yaitu sinergis, progresif, dan perspektif. Mereka berharap, dengan ketiga nilai tersebut, mereka mampu menghadirkan Asa, Karsa, dan Rasa untuk mewujudkan BEM UI yang AksaraCita bagi IKM UI, UI dan Indonesia.

Segmen berikutnya berlangsung dengan fokus membahas isu internal di Universitas Indonesia. Pada segmen ini, tiap paslon berkesempatan memilih dua tema melalui proses pengundian secara bergilir. Melalui tema yang didapat, paslon tersebut akan diberikan pertanyaan dan memiliki waktu 5 menit untuk menjawab. Selanjutnya, paslon lawan diberi waktu 5 menit untuk menanggapi jawaban paslon sebelumnya. Delapan menit berikutnya berlangsung adu argumen antar paslon dengan masing-masing argumen selama 2 menit.

Adapun tema yang didapat paslon nomor urut 2 pada segmen kedua ini adalah penetapan golongan BOP di UI dan isu kekerasan seksual di lingkungan kampus. Sementara itu, tema yang didapat paslon nomor urut 3 adalah banyaknya kasus pencopetan di UI serta isu merokok sembarangan di lingkungan kampus. Adu argumen pada segmen 2 ini cukup banyak menggali gagasan kedua paslon terkait penanganan isu yang ada di UI.

Paslon 3 Kritisi Kebaruan Gagasan Paslon 2 Terkait Isu BOP

Mendapat pertanyaan tentang langkah BEM dalam meminimalisir dampak potensial kenaikan biaya kuliah utamanya bagi mahasiswa dengan ekonomi menengah ke bawah, paslon nomor urut 2 memetakan gagasan yang akan diambilnya dalam tiga poin. Gagasan pertama adalah pengadaan beasiswa melalui Adkesma. Ia menyebut salah satu contohnya adalah beasiswa Bakti Asa yang dimiliki BEM UI serta beasiswa-beasiswa lain yang akan dipublikasikan oleh bidang Adkesma.

Gagasan berikutnya adalah layanan pengaduan. "Layanan pengaduan ini akan menjadi sebuah sistem terpusat, di mana teman-teman mahasiswa bisa melaporkan, teman-teman bisa mengeluhkan. Kira-kira sedang ada permasalahan biaya pendidikan di mana, seperti apa, kemudian sedang butuh beasiswa yang seperti apa, kekurangannya apa. Itu bisa kita advokasikan setelahnya," ujar Taffi, Calon Ketua BEM IKM UI 2024 nomor urut 2.

Gagasan berikutnya yang sekaligus merupakan tindak lanjut dari layanan pengaduan adalah menjembatani permasalahan ini dengan direktorat kemahasiswaan. Taffi menilai bahwa pada akhirnya akan selalu ada jalan penyelesaian untuk masalah seperti ini. Terlepas dari ketiga gagasan tersebut, Taffi menegaskan bahwa langkah yang pasti akan dilakukan adalah mencegah terjadinya kenaikan biaya pendidikan lagi di tahun mendatang.

Menanggapi jawaban tersebut, Verrel selaku cakabem dari paslon nomor urut 3 mempertanyakan kebaruan langkah-langkah tersebut jika dibandingkan dari upaya BEM di tahun sebelumnya.

"Bicara upaya-upaya yang tadi sudah dipaparkan dan disampaikan, sebetulnya upaya-upaya tersebut sudah dilakukan oleh teman-teman BEM UI maupun aliansi se-UI. Apakah memang cara tersebut dianggap sebagai cara baru ataukah memang cara-cara tersebut hanya untuk mengoptimalisasi apa yang sudah dilakukan teman-teman BEM se-UI?" tanya Verrel.

Sebagai tanggapan, Taffi sendiri mengakui kesamaan langkah-langkah tersebut dengan apa yang telah ada di BEM tahun sebelumnya. "Kenapa sebetulnya sama? Karena kurang lebih permasalahannya itu masih sama teman-teman, dan caranya sudah efektif," ujarnya mengklarifikasi. Taffi juga memberi data bahwa melalui cara tersebut, laporan pengaduan yang semula berada di angka dua ribu, sudah menurun hingga laporan terakhir hanya ada 10. "Jadi, kita merasa itu masih efektif," pungkasnya.

Paslon 02 Pertanyakan Gagasan Penugasan PLK di Bikun sebagai Solusi Maraknya Pencopetan di UI

Masih pada segmen kedua, paslon nomor urut 3 mendapatkan pertanyaan terkait keamanan di lingkungan UI yang dirasa kian menurun dibuktikan dari maraknya pencopetan barang. Salah satu upaya dalam mewujudkan rasa aman di lingkungan kampus menurut paslon ini adalah dengan memaksimalkan kinerja PLK. Verrel, cakabem dari paslon nomor 3, menyebut bahwa penting bagi PLK untuk berbenah dan merefleksikan diri terkait kesiapan dalam menghadapi kasus seperti ini.

Argumen paslon nomor urut 3 tersebut memunculkan tanda tanya bagi paslon nomor urut 2. Taffi, melalui sesi tanggapannya berujar, "Mungkin boleh dibeberkan, kira-kira evaluasi-evaluasi PLK apa, sih, menurut teman-teman, sampai harus berbenah? Karena menurut Taffi dan Nissa, lingkup-lingkup yang emang terjadi pencopetan adalah lingkup-lingkup di luar, yang memang tidak ada penjagaan PLK, salah satunya di Bikun."

Taffi juga menyoroti gagasan paslon nomor 3 terkait penambahan jumlah SDM PLK sebagai solusi untuk mewujudkan rasa aman di UI. "Mungkin boleh teman-teman 03 ketahui bahwa sekarang, kurang lebih SDM di PLK itu udah 2.000 lebih. Kira-kira butuh berapa sampai SDM-nya itu cukup?" tanya Taffi.

Menjawab pertanyaan dari Taffi tersebut, Verrel berpendapat bahwa justru lingkup-lingkup yang disebutkan Taffi adalah lingkup di mana PLK harus berbenah. "Kata Taffi tadi, di lokasi yang terjadi kejahatan, misalkan di Bikun, nggak ada PLK. Ya justru di situ PLK harus berbenah," ujar Verrel berargumen. "Ketika di Bikun terjadi tindak kejahatan, ya justru PLK harus hadir di situ. Artinya ada ruang-ruang yang belum tercover oleh PLK," jelasnya lebih lanjut. Verrel juga mengungkapkan bahwa PLK harus sadar tugas untuk menjaga keamanan di lingkungan kampus memang bukan hal yang mudah.

Namun, Verrel tidak sempat menjawab pertanyaan Taffi terkait jumlah SDM PLK karena waktu yang ia miliki pada sesi tanggapan telah habis.

Pada sesi tanggapan berikutnya, Taffi meminta klarifikasi paslon nomor 3 mengenai jawaban yang mereka kemukakan. "Berarti menurut 03, karena di Bikun tidak tercover oleh PLK, mulai tahun depan harus ada PLK di setiap Bikun?" tanya Taffi.

Dua menit terakhir pada tema tersebut digunakan Verrel untuk menjawab pertanyaan Taffi. Verrel mengungkapkan bahwa keputusan adanya PLK di Bikun tidak ada dalam kuasanya meskipun ia terpilih menjadi Ketua BEM UI 2024 nantinya. "Tetapi advokasi tersebut tetap akan diperjuangkan. Kita tahu teman-teman, misalkan di kereta api pun banyak sekuritinya di situ. Apa bedanya gitu dengan Bikun? Kalau memang harus ada PLK di situ setidaknya satu orang, yang dapat menambahkan rasa nyaman dan aman terhadap civitas akademika dan dapat mencegah tindak kejahatan, why not gitu? Kenapa enggak?" ujar Verrel.

Isu Nasional Tak Luput dari Pembicaraan

Sebagai satu-satunya universitas yang mengemban nama Indonesia di belakang namanya, sudah seharusnya calon ketua BEM UI memiliki wawasan luas tak hanya tentang masalah di UI, tetapi juga masalah yang berskala nasional. Segmen ketiga pada debat publik ini memberi ruang untuk isu tersebut. Mekanisme debat yang digunakan masih sama dengan segmen kedua.

Pada topik pertama, pasangan calon nomor urut 3 mendapatkan tema terkait pemindahan ibukota negara ke IKN. Paslon tersebut dimintai pendapat tentang keputusan pemerintah dalam memindahkan ibukota negara. Paslon yang terdiri dari Verrel dan Iqbal itu menilai keputusan pemerintah tersebut sudah tepat. Mereka menyebut kondisi Jakarta saat ini sudah overpopulation. Mereka juga membandingkan jumlah penduduk perkapita Jakarta dengan Singapura yang sangat "jomplang" padahal perbedaan luas wilayahnya tidak terlalu jauh. Verrel menjelaskan bagaimana ini berakibat sangat besar terhadap kondisi lingkungan Jakarta yang kian memburuk.

Argumen paslon nomor 3 itu beberapa kali ditanggapi paslon nomor 2, seperti menyoroti masyarakat lokal di IKN yang diambil haknya, hingga proses pembentukan UU yang cukup kontroversial. Verrel menutup argumennya dengan kesimpulan bahwa hal yang harus dilakukan saat ini sebagai mahasiswa adalah mengawal pembangunan IKN karena bagaimanapun juga, IKN sudah memiliki undang-undang yang mengaturnya terlepas undang-undang tersebut yang dinilai kontroversial.

Kemudian, tema yang didapat oleh paslon nomor urut 2 adalah terkait Pemilu 2024. Mereka diminta mengungkapkan langkah konkret sebagai Ketua BEM UI dalam mengomandoi arah perpolitikan BEM UI nantinya dalam pemilihan presiden 2024 dengan tetap berasakan kepada kepentingan rakyat banyak. Taffi, cakabem nomor urut 2, bahwa ia dan Nissa akan berpihak kepada kepentingan umum. Ia juga mengungkapkan tiga landasan yang akan ia gunakan dalam mengomandoi arah politik BEM UI, yaitu the process of law, demokrasi, dan HAM.

Taffi menuturkan bahwa arah politik paslon nomor 2 sesuai dengan apa yang Miriam Budiardjo pernah katakan. "Bahwa politik adalah bagaimana cara kita untuk mendapat kebijaksanaan, bagaimana cara kita untuk mendapat kebaikan, bagaimana cara kita untuk mendapat perubahan ke arah yang lebih baik. Itu. Arah politik kita akan ke sana," tutur Taffi. Selain itu, Taffi juga menyebut ia dan Nissa tidak akan berpihak pada salah satu calon. "Meskipun nanti mungkin ada calon-calon yang ingin main ke UI, ingin menyampaikan pendapat ke UI, silakan. Kita sebagai mahasiswa akan kritisi itu," ungkapnya. Taffi juga membeberkan langkah konkret yang akan ia ambil adalah dengan mengawal isu-isu melalui kajian, propaganda, hingga aksi.

Segmen ketiga berlangsung hingga empat tema selesai diperdebatkan. Selain membahas IKN dan Pemilu, tema lain yang diangkat adalah isu HAM dengan mengambil kasus Akseyna sebagai pembahasan, serta isu iklim yang kini sedang ramai diperbincangkan.

Berpindah dari sesi adu argumen, pada segmen keempat atau segmen terakhir, tiap paslon diminta untuk saling mengungkapkan apresiasi kepada paslon lawan mengingat ini adalah rangkaian akhir Pemira IKM UI sebelum dilakukan pemungutan suara. Pada momentum ini, kedua paslon saling mengucapkan rasa terima kasihnya karena telah bertahan hingga proses kontestasi ini mendekati tahap akhir. Tak lupa, kedua paslon mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada seluruh IKM UI yang telah mengikuti rangkaian Pemira IKM UI 2023 dari awal hingga akhir.

Debat publik Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM UI 2024 menjadi momentum yang mengakhiri rangkaian kampanye dalam Pemira IKM UI 2023. Berikutnya, akan berlangsung masa tenang dari tanggal 16 sampai dengan 17 Desember 2023, dan dilanjutkan masa pemungutan suara pada tanggal 21 sampai dengan 23 Desember 2023. Pemungutan suara dilakukan dengan e-voting di TPS yang ada di masing-masing fakultas. Tata cara pemungutan suara dapat dilihat di akun Instagram @pemiraikmui.