Survei Tunjukan Sivitas UI Pilih Blended Learning

Redaksi Suara Mahasiswa · 19 April 2021
3 menit

Bidang Kemahasiswaan Rektorat UI merilis hasil survei terkait kesiapan dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar tatap muka pada Juli 2021 mendatang (15/4). Survei ini dilaksanakan menyusul arahan kebijakan Kemendikbud yang ditegaskan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, bahwa institusi pendidikan dan sekolah dapat melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas pada tahun ajaran baru mendatang yang dimulai Juli 2021.

Dilansir dari Kompas.com, Prof. Abdul Haris selaku Wakil Rektor I yang membidangi Akademik dan Kemahasiswaan menyatakan, “UI akan mengikuti kebijakan Mendikbud tersebut tentunya dengan memperhatikan berbagai faktor yang ada di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kampus, seperti jadwal perkuliahan dan laboratorium, kapasitas ruangan, serta monitoring aktivitas dosen dan mahasiswa di kampus,”

Salah satu prasyarat yang menjadi tolok ukur kesiapan kegiatan pembelajaran tatap muka adalah vaksinasi terhadap tenaga pengajar dan mahasiswa. Hasil survei yang melibatkan 18.923 mahasiswa UI dan 1.610 dosen dari seluruh fakultas, sekolah, dan program Vokasi ini mengungkapkan bahwa sebanyak 80% dosen dan 17% mahasiswa telah mendapatkan vaksinasi.

Dalam pertanyaan mengenai preferensi kegiatan belajar-mengajar, jawaban responden terbagi ke dalam tiga preferensi: kegiatan belajar tatap muka, blended learning, dan daring penuh. Sebanyak 48% mahasiswa memilih kegiatan belajar blended learning dibanding tatap muka penuh (42%) dan daring penuh (28%). Senada dengan respon mahasiswa, dosen pun menyatakan preferensi yang lebih tinggi terhadap kegiatan belajar blended learning (61%) dibanding tatap muka penuh (9%) dan daring penuh (30%). Direktur Kemahasiswaan UI, Dr. Tito Latif Indra, M.Si, menjelaskan bahwa sistem blended learning berarti bahwa kelas akan diisi oleh maksimal setengah kapasitas (20 hingga 25 orang), sementara setengahnya lagi akan mengikuti pembelajaran dari rumah.

Terkait dengan urgensi kuliah tatap muka, sebagian dosen juga merasa bahwa mata kuliah yang diampu memerlukan kegiatan tatap muka, dengan rincian 7% merasa sangat perlu dan 46% merasa perlu. Dari komentar yang diberikan, dosen menginginkan kegiatan praktikum dan ujian dilakukan secara tatap muka. Sedangkan mahasiswa mengharapkan kegiatan praktikum dapat dilakukan secara tatap muka.

Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila kuliah tatap muka diselenggarakan. Responden berpendapat perlu adanya penegakan protokol kesehatan yang ketat, tatap muka dilakukan hanya pada mata kuliah yang sangat membutuhkan interaksi langsung, serta kelas-kelas daring yang siap digunakan jika muncul klaster Covid-19 di kelas tatap muka. Seperti yang sudah terdapat di dalam artikel Suara Mahasiswa “Siapkah UI Tatap Muka Semester Depan?” pada 6 April 2021 lalu, kuliah tatap muka akan mempertimbangkan komposisi kelas serta usia dosen pengajar.

Siapkah UI Kuliah Tatap Muka Semester Depan? | Suara Mahasiswa UI
Pers mahasiswa setingkat universitas di UI. Berkontribusi pada kerja jurnalistik yang independen, lugas, dan berkualitas, sejak tahun 1992.

Mungkinkah Pembelajaran Tatap Muka?
Atas dasar dikeluarkannya SKB empat menteri mengenai pembelajaran tatap muka, Suara Mahasiswa UI mewawancarai Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) UI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama. Berbanding terbalik dengan Tito, Tjandra menilai bahwa pemberlakuan kebijakan kuliah tatap muka semester depan masih belum dapat dipastikan. Pernyataan tersebut ia lontarkan lantaran situasi pandemi di Indonesia, bahkan dunia, masih belum stabil—sehingga tidak bisa dipastikan apakah situasi dapat dikendalikan.

“Situasinya (pandemi—red) bisa berubah dari suatu waktu ke waktu, jadi keputusan harus diambil sesuai dengan keadaan yang terakhir pada saat keputusan itu diambil,” terang Prof. Tjandra. Perlu adanya persiapan yang kuat untuk menyambut kuliah tatap muka semester mendatang, termasuk vaksinasi terhadap seluruh tenaga kependidikan dan mahasiswa. Sebagian dari mahasiswa, utamanya mahasiswa rumpun kesehatan, telah menerima vaksin. Namun, kendala yang muncul dari sini adalah, apakah stok vaksin nasional cukup untuk kebutuhan seluruh mahasiswa? Pasalnya, negara harus memprioritaskan vaksin bagi kelompok rentan terlebih dahulu.

Dilansir dari CNN Indonesia, Kemendikbud bahkan belum menetapkan alokasi vaksinasi Covid-19 bagi mahasiswa. Dengan demikian, meskipun pihak Kemendikbud memberi lampu hijau untuk diselenggarakannya perkuliahan tatap muka, mahasiswa tidak termasuk dalam kategori vaksinasi lingkup pendidikan. Tito justru mengusulkan mahasiswa untuk mengajukan surat tertulis kepada Kemendikbud mengenai urgensi kebutuhan vaksin bagi mahasiswa. Lebih lanjut, Tito menyatakan bahwa ia masih mengusahakan ketersediaan vaksin bagi mahasiswa.

Penulis: Syifa Nadia
Editor: Nada Salsabila
Foto: Anggara Alvin I.

Pers Suara Mahasiswa UI 2021
Independen, Lugas, dan Berkualitas!