Dari tahun ke tahun, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) tak lepas dari berbagai dinamika. Demikian pula dalam kepengurusan tahun ini. Dugaan money politics hingga peniadaan Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) merupakan ragam polemik yang sempat menjadi bahan diskusi bagi warga UI. Baru-baru ini, isu dualisme kepengurusan BEM UI menambah daftar yang ada, sekaligus memicu kebingungan, terutama di kalangan mahasiswa baru.
Pada Senin (11/8), BEM Kuning UI (Atan-Brevka) merilis pernyataan sikap yang menolak eksistensi BEM Ungu UI (Agus-Bintang) karena dianggap melanggar konstitusi IKM UI. Dalam pernyataan tersebut, BEM Kuning mengingatkan IKM UI untuk tidak mengindahkan BEM Ungu demi menghindari kebingungan di kalangan IKM UI. Pernyataan sikap ini diserukan pula oleh aliansi BEM se-UI yang menolak adanya @bemui25_official, atau akun yang dikelola oleh BEM Ungu.
Dalam hari yang sama, mahasiswa baru tengah mengikuti acara display Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sebagai bagian dari Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang diselenggarakan oleh Kemahasiswaan UI. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari berturut-turut. Di antara booth yang tersedia, BEM Ungu justru menempati salah satunya. Agus kemudian memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berorasi dan memperkenalkan diri sebagai Ketua BEM UI 2025 di hadapan mahasiswa baru.
“BEM UI 2025 di bawah Agus-Bintang sebetulnya sudah mendapatkan legalitas dari [pihak] rektorat dan dirmawa, terbukti dengan adanya SK [Surat Keputusan] Rektor, [yaitu] SK kepengurusan BEM UI 2025. Nah, [kalau] berbicara soal agenda PKKMB yang memang di-handle pihak rektorat, pihak rektorat [telah] bekerja sesuai dengan hukum yang berlaku, yaitu sesuai dengan SK Rektor sehingga mereka mengundang kami. Apakah pihak rektorat juga mengundang yang lain? Kami tidak tahu,” ungkap Agus ketika diwawancara Suara Mahasiswa UI pada Senin (11/8).
Meski tidak terlibat dalam proses pemilihan, kondisi ini membuat mahasiswa baru tetap bersinggungan erat dengan dinamika yang terjadi di dalam BEM UI. Mereka bahkan dilaporkan menerima berbagai ‘iklan’ dari BEM Kuning maupun BEM Ungu, yang memicu kebingungan dalam menentukan BEM UI mana yang harus mereka percayai sebagai wadah pengembangan diri.
Pada hari kedua Display UKM UI, Selasa (12/8), mahasiswa baru melaporkan adanya pembagian selebaran dari BEM Kuning dan BEM Ungu. Salah satu mahasiswa baru di balik akun X @BacotanIyan mengunggah potret selebaran mengenai 2.473 suara yang dimanipulasi BEM Ungu dan disponsori koalisi pro-Jokowi, lengkap dengan foto Agus-Bintang, dan kode batang berisi informasi mengenai BEM Kuning.
Dalam kolom komentar postingan tersebut, akun X @oneb0e juga mengunggah selebaran tambahan dari BEM, tetapi dari pihak yang berbeda. Dalam foto yang diunggah, kertas yang diberikan berisi bukti kecurangan BEM Kuning, permohonan maaf mengenai kegaduhan yang dibuat @bemui_official, serta pernyataan supaya mahasiswa baru tidak perlu bingung dan bisa memantau kegiatan kemahasiswaan melalui akun @bemui25_official dan @bemui.adkesma. Propaganda tersebut ditutup dengan lampiran Rilis Massa No. 9 yang diterbitkan Pemira IKM UI mengenai penolakan pelantikan BEM Kuning.
Dalam menjaga transparansi dan independensi, Suara Mahasiswa UI telah mencoba menghubungi Zayyid Sulthan sebagai Ketua BEM Kuning untuk melakukan konfirmasi terkait penolakan dualisme BEM di unggahan @bemui_official sekaligus memastikan ketidakhadiran BEM Kuning di display UKM PPKMB 2025. Namun, hingga artikel ini terbit, belum ada tanggapan dari pihak terkait.
Teks: Grace Tereneysa, Kinanti Anggraeni
Editor: Naswa Dwidayanti Khairunnisa
Foto: X/@miyaminkomplit
Desain: Kania Puri A. Hermawan
Pers Suara Mahasiswa UI 2025
Independen, Lugas, dan Berkualitas!