Fashion di Kala Pandemi Ala Mahasiswa UI

Redaksi Suara Mahasiswa · 8 Juli 2021
4 menit

Keperluan lahiriah manusia meliputi tiga hal, yakni pangan, sandang, dan papan. Tidak mengherankan jika mode dalam berpakaian adalah bagian dari dunia yang tidak akan mati selama sejarah manusia. Meskipun begitu, tak jarang industri fashion kerap mengalami hambatan, salah satunya disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Imbas dari pandemi pada sektor industri fashion ditandai dengan pembatalan sejumlah pekan mode dunia yang rutin diselenggarakan, sebut saja Seoul Fashion Week 2020 yang batal digelar. Seperti yang dikutip dari laman Liputan6.com, pekan mode ini urung diselenggarakan karena meluasnya pandemi di Korea Selatan.

Sementara itu, dilansir dari CNN Indonesia, pagelaran pekan mode London Fashion Week terpaksa dimundurkan dari jadwal dan dialihkan ke model digital. Melalui situs resminya, dikatakan bahwa semua orang dapat mengakses pameran digital karya dari 100 desainer yang berpartisipasi di London Fashion Week secara gratis. Dengan adanya perubahan ini, para model memamerkan pakaian yang dikenakannya tanpa penonton, berbeda dengan pameran pekan mode sebelum pandemi yang biasanya dilaksanakan secara langsung.

Pembatasan yang terjadi karena pandemi secara masif membuat para pemeran industri fashion memutar otak agar pandemi tidak mematikan sektor yang mereka geluti. Peralihan pada era digital adalah jalan untuk memberikan napas pada industri fashion. Dengan kemudahan teknologi, perkembangan fashion tetap berjalan secara online di masa pandemi, begitupun dengan proses distribusi yang dilakukan.

Dengan terdampaknya industri fashion akibat pandemi, maka terdampak juga individu sebagai pemakai dari produk fashion itu sendiri. Menurut Meuthia Adira Fitrilia, selaku ketua dari Klub Model UI, di masa pandemi saat ini orang-orang lebih santai dalam berpakaian. “Menurutku, orang lebih casual untuk pergi keluar. Lebih santai aja sama apa yang mereka pakai karena di tahun lalu seluruh desainer jadi harus mikir lagi dan harus innovate desain apa.” Adira menilai bahwa inovasi yang dikeluarkan para desainer di masa pandemi ini sangat menyesuaikan dengan imbauan pemerintah untuk membatasi mobilisasi di luar rumah.

Adira pun menambahkan, jika style yang dipakai oleh laki-laki dan perempuan di masa pandemi saat ini lebih santai, tetapi bereksperimen di sepatu dan baju. “Kalau berdasarkan laki-laki atau perempuan, sekarang aku malah liatnya kalau laki-laki ya udah santai abis, pake kaos, tapi experimental-nya di sepatu kalau aku liat. Kalau cewek-cewek justru di baju tuh. Pajamas tapi pattern-nya banyak atau mix and match di warnanya kayak gitu sih dan sama masker yang sama warnanya dengan outfit mereka gitu,”

Saran yang diberikan oleh Adira jika ingin mengikuti perkembangan style saat ini adalah agar tidak mengabaikan protokol kesehatan yang telah ditentukan. “Ngikutin tren fashion itu boleh, tapi inget juga kalau sekarang kita belum di masa yang fine-fine aja untuk explore too much. pasti kita masih harus ngikutin protokol segala macem.”

Dengan banyaknya tren fashion yang ada di masa rentan seperti ini, Adira menganggap bahwa tiap individu harus lebih mementingkan esensinya dalam proteksi diri dari virus. Salah satu yang menurutnya penting adalah dengan menggunakan masker sesuai standar yang ditentukan.

Pernyataan serupa pun datang dari salah satu mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya, Candisa Azzahra, “Kalau dari aku sih, tips fashion itu yang pertama itu gak usah terlalu ngikutin tren, gak usah terlalu kaya berfokus sama apa yang orang pake, be yourself aja. Karena fashion itu kan bukan sekadar pake-pake aja, senyamannya aja yang bisa menggambarkan kepribadian kalian. Kalau mau stylish bisa dimainin di mix and match-nya kayak sepatu atau aksesoris lain, terus mainin warna yang bisa bikin orang melirik. Pakai baju yang ada aja,”

Candisa pun memberi saran bagi para mahasiswa yang sekiranya ingin mengikuti perkembangan tren fashion, khususnya dalam mix and match. Ia menyarankan agar fokus pada perpaduan warna pakaian yang akan digunakan. “Jadi tipsnya turn on tone gak monokrom. Terus usahain ada satu unique piece gitu,”

Sebagai cara mengekspresikan diri, fashion tak selamanya sesuai dengan selera semua orang. Tak sedikit orang yang memilih untuk tetap pada cara berpakaian yang biasa ia kenakan, entah seperti apa tren fashion yang sedang melejit, baik itu di kala pandemi seperti saat ini ataupun saat keadaan normal.

“Menurut aku sih, ada (perkembangan tren). Tapi, gak terlalu gimana-gimana gitu, ya,” ujar Alda Ekanel Lamba, salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya. Ia berpendapat bahwa perkembangan fashion di kala pandemi ini cukup kreatif dan inovatif, tetapi ia tetap bertahan pada fashion yang dinilai cocok dan nyaman ketika dikenakan.

Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa dunia secara global telah mengalami perubahan fashion di masa pandemi saat ini. Apalagi dengan adanya kewajiban menggunakan masker. Oleh karena itu, fashion di saat pandemi ini juga sedikit banyak berfungsi sebagai alat proteksi diri. “Kalau aku sih selalu siapin luaran gitu, ya. Entah hoodie, denim, dan lain-lain. Soalnya aku pribadi kulitnya sensitif gitu,”

Alda juga mengungkapkan, bahwa tidak menutup kemungkinan tren fashion yang muncul di tengah pandemi ini akan berlanjut ketika keadaan kembali normal. Selain karena untuk perlindungan diri, mungkin mode berpakaian saat ini juga nyaman digunakan untuk di segala keadaan.

Teks: Sahira Aulia, Mohamad Farhan
Ilustrasi: Cleora
Editor: Faizah Diena

Pers Suara Mahasiswa UI 2021
Independen, Lugas, dan Berkualitas!

Referensi

CNN Indonesia. April 2020. Kilas Balik 10 Tren Fashion yang Populer Kala Pandemi. [Website] https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201215141447-277-582385/kilas-balik-10-tren-fashion-yang-populer-kala-pandemi/2  [Diakses pada 20 Mei 201]

Kulsum, Umi. 2020. Sustainable Fashion as The Early Awakening of the Clothing

Industry Post Corona Pandemic. International Journal of Social Science and Business, 4 (3), 422-429

Nindita, Hasya. Januari 2021. Bagaimana Industri Fashion Bertahan Selama Tahun Pandemi 2020. [Website] https://tirto.id/bagaimana-industri-fashion-bertahan-selama-tahun-pandemi-2020-f9rt  [Diakses pada 20 Mei 2021]