Pada Kamis (20/04), ribuan orang memadati Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS), Jakarta Pusat, untuk mengikuti Aksi Menyuarakan Kemerdekaan Palestina. Aksi kemanusiaan yang diinisiasi oleh Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina (API Palestina) dengan tajuk “Pemuda Bergerak, Palestina Merdeka” ini, merupakan wujud solidaritas masyarakat dalam merespons genosida yang terus berlangsung di Palestina. Sekitar 30 aliansi dari berbagai daerah turut hadir membersamai aksi ini.
Namsianto, Koordinator Forum Komunikasi Mahasiswa Bela Palestina dan API Palestina, menjelaskan bahwa pemilihan Kedubes AS sebagai lokasi aksi didasarkan pada peran Amerika Serikat sebagai sumber utama pendanaan aksi genosida yang dilakukan oleh Israel.
Beragam elemen masyarakat mulai dari orang tua, pemuda, bahkan hingga anak-anak turut menghadiri aksi ini. Mereka terlihat membawa atribut yang berhubungan dengan Palestina, seperti bendera, syal (keffiyeh), dan poster-poster yang menyuarakan dukungan kepada Palestina.
Berbagai orasi kekecewaan diserukan oleh masing-masing perwakilan aliansi secara bergantian kepada pemerintah Indonesia. Mereka menilai bahwa pemerintah belum menunjukkan langkah konkret dalam membela Palestina, sekaligus menyerukan gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan kepentingan zionis.
Sarah dari Komunitas Baik Berisik menyuarakan aspirasinya agar pemerintah Indonesia tidak mendukung tindakan zionis, khususnya terkait rencana relokasi rakyat Gaza. Selain itu, ia juga mendesak pemerintah agar segera merumuskan undang-undang atau regulasi resmi yang mengatur kebijakan boikot. Sarah juga berharap pemerintah Indonesia dapat mengerahkan kekuatan militernya dan terus aktif menyuarakan sikap tegas di forum internasional demi mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Di tengah keramaian demonstran, sekitar 30 orang dari Lembaga Dakwah Kampus Nasional (LDKN) Salam UI juga terlihat ikut membersamai demonstran dalam aksi kemerdekaan Palestina ini.
"Kami Salam UI, sebagai representasi dari mahasiswa UI. Apapun yang melatarbelakangi dorongan atau motif penyelenggara aksi ini, kami mendukung penuh karena kami percaya segala langkah yang memang diberikan untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan memperjuangkan hak asasi manusia itu sesuai sebagaimana manusia harus memperjuangkan keadilan dan memberikan kebermanfaatan bagi yang lain. Kami mendukung secara penuh dan menyambutnya secara positif, harapannya tentu bisa berdampak baik bagi warga Palestina," ujar Encep selaku Ketua Salam UI
Di bawah terik matahari Jakarta, seruan massa aksi “Free Palestine, Palestine Must Be Free” menggema tanpa henti. Mereka juga melakukan pembakaran bendera Israel serta poster yang menampilkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Tindakan simbolis ini merupakan bentuk dari luapan amarah atas terjadinya genosida yang menimpa rakyat Palestina. Ini juga merupakan bentuk kutukan keras terhadap kejahatan yang dilakukan oleh Israel, Amerika Serikat, dan seluruh pihak yang terlibat dalam mendukung genosida tersebut.
Suara sirene menggema di tengah-tengah aksi sebagai penanda dimulainya prosesi mengheningkan cipta, yang dilakukan oleh seluruh peserta sebagai bentuk penghormatan kepada para korban jiwa di Palestina. Momen hening ini menjadi refleksi atas kenyataan tragis bahwa setiap 30 menit, satu nyawa warga sipil di Gaza terenggut akibat kekerasan yang terus berlangsung.
“Harapan kami Indonesia harus bersikap tegas dan tidak setengah hati. Indonesia merupakan negara yang pernah merasakan penjajahan, Indonesia layak untuk membicarakan bahwa penjajahan harus disikapi dengan ketegasan. Jangan diam. Diam bukan pilihan, melainkan bentuk persetujuan terhadap tindakan genosida,” pungkas Namsianto.
Aksi ini sendiri, kemudian ditutup dengan pembacaan enam tuntutan utama oleh API Palestina, yaitu:
Teks: Alya Putri Granita dan Fikan Vara Zahrani
Editor: Dela Srilestari
Foto: Naswa Dwidayanti Khairunnisa
Desain: Naila Shafa Zarfani
Pers Suara Mahasiswa UI 2025
Independen, Lugas, Berkualitas!