Logo Suma

Gunakan AI, Spanduk Festival Marandang Tuai Sorotan

Redaksi Suara Mahasiswa · 11 April 2025
2 menit

Sejak pagi, antusiasme peserta sudah terasa di Pelataran Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). Pelataran FIB dan Gedung II berhasil disulap menjadi sebuah ruang budaya dengan dekorasi yang kaya akan nuansa Minangkabau.

Berbagai pihak dari latar belakang yang berbeda turut hadir untuk memeriahkan Festival Marandang yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB) FIB UI. Acara yang berlangsung pada Kamis (10/04) ini merupakan bagian dari kegiatan halalbihalal tahunan FIB UI yang bertujuan untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan kekayaan budaya lokal dari berbagai daerah di Indonesia.

Pada tahun ini, PPKB FIB UI berkolaborasi dengan Ikatan Keluarga Minang, termasuk Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Bundo Kanduang, untuk mengangkat budaya Minangkabau sebagai tema utama. Dengan mengusung tema yang bertajuk “Meramu Bumbu, Mengaduk Santan, Meracik Kenangan, dan Menjaga Kearifan”, festival ini secara khusus menyoroti keunikan dari tradisi dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Padang.

Ketika diwawancarai oleh Suara Mahasiswa UI, Lana sebagai anggota magang PPKB FIB UI mengungkapkan bahwa tema budaya Padang kali ini dipilih berdasarkan hasil survei, wawancara, dan evaluasi dari tahun lalu.

“Budaya Minangkabau itu bisa melambangkan nusantara. Jadi, kami ingin memperkenalkan lebih dalam budaya Indonesia sekaligus melestarikan tradisi-tradisi yang ada seperti marandang, tari-tarian, dan jamuan adat. Harapannya juga, festival ini bisa terus diadakan setiap tahun untuk menghidupkan kembali dan memperkenalkan berbagai budaya, khususnya di lingkungan FIB UI,” tutur Lana.

Sebagai bentuk perayaan budaya, beragam kegiatan digelar untuk memeriahkan acara. Pengunjung disuguhkan dengan pertunjukan seni seperti Tari Piring dan Pasambahan oleh Bakul Budaya, Tari Panen oleh Ayodya Pala, serta Tari Badinding. Tak hanya itu, ada pula demonstrasi memasak rendang bersama secara tradisional (marandang), yang ditutupi dengan jamuan adat dalam tradisi Bajamba.

Festival ini juga menghadirkan penampilan musik tradisional dan lagu-lagu daerah, peragaan busana adat, serta penyerahan rendang secara simbolis kepada pihak fakultas sebagai bentuk penghormatan budaya. Menariknya, meskipun mengusung budaya Padang sebagai fokus utama, festival ini bersifat terbuka untuk umum.

Pengunjung tidak hanya hadir menjadi penonton, tetapi juga dapat terlibat dalam proses memasak rendang. Mulai dari meracik bumbu, memarut kelapa, hingga menyiapkan keperluan lain yang sarat dengan nilai kerjasama, kekeluargaan, dan gotong royong. Lebih dari sekadar ajang hiburan, festival ini menjadi ruang pelestarian budaya sekaligus tempat untuk melepas rindu bagi komunitas Minangkabau terhadap kampung halaman mereka.

Penggunaan AI dalam Desain Spanduk Festival Marandang

Sayangnya, di balik semangat pelestarian budaya yang diusung, festival ini justru menghadirkan ironi. Nilai-nilai keaslian budaya yang seharusnya dijunjung tinggi tidak sepenuhnya diterapkan. Hal ini terlihat dari dugaan penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam proses desain spanduk festival, yang dinilai mengurangi sentuhan otentik dan kearifan lokal dalam representasi visual acara.

Lana turut menerangkan bahwa persiapan Festival Marandang memang dilakukan dalam waktu yang cukup singkat sejak Maret lalu. Terbatasnya jumlah anggota di divisi desain turut menjadi tantangan tersendiri dalam proses perancangan materi visual acara.

“[Kru di bagian desain] ada 3 atau 2 orang doang kayaknya. Soalnya, 1 orangnya lagi juga magang dari FISIP,” tutur Lana.

Melalui media sosial X, muncul berbagai ungkapan kekecewaan. Salah satunya disampaikan oleh akun @schwheetz yang berkomentar, “Padahal acaranya udah kelas banget dan cultured. AI ini emang merusak.” Beberapa komentar lain juga menyayangkan penggunaan AI, mengingat besarnya nama Universitas Indonesia (UI) dan FIB sebagai ruang berkembangnya seni dan kebudayaan.

Teks: Tsabita Athaya, Vania Shaqila, Zulianikha Salsabila

Editor: Dela Srilestari

Foto: Vania Shaqila

Desain: Nabilah Sipi Naifah

Pers Suara Mahasiswa UI 2025

Independen, Lugas, dan Berkualitas!