Logo Suma

Humas UI Tegaskan UI Tak Keluarkan Pakta Integritas

Redaksi Suara Mahasiswa · 16 September 2020
4 menit

By Satrio Alif, Sultan F. Basyah

Pada Kamis, 17 September 2020, Lembaga Kemahasiswaan se-UI menyelenggarakan audiensi bersama dengan Manajer Kemahasiswaan se-UI. Turut hadir dalam acara tersebut Manajer Kemahasiswaan dari 9 Fakultas di UI serta Kepala Biro Humas dan KIP UI, Amelita Lusia.

Audiensi tersebut bertemakan pembahasan mengenai permasalahan pakta integritas dan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dan dilakukan melalui peron Zoom.  Audiensi yang dipandu oleh Ketua BEM UI 2020, Fajar Adi Nugroho sebagai moderator tersebut ditujukan untuk mengetahui apakah pihak kemahasiswaan fakultas telah mendapatkan arahan terkait dengan PKKMB dan pakta integritas dan tanggapan terkait permasalahan Pakta Integritas dan PKKMB yang sedang hangat diperbincangkan.

Rangkaian acara dimulai dengan pemaparan dari masing-masing manajer kemahasiswaan fakultas terkait dengan tema audiensi. Kemudian, dilanjutkan dengan pemaparan dari Kepala Biro Humadan KIP UI terkait dengan pernyataan yang beliau keluarkan terkait dengan pakta integritas di media massa.  

Dalam sesi pemaparan oleh masing-masing manajer kemahasiswaan, pemaparan dimulai oleh Junaedi selaku Manajer Kemahasiswaan dan Alumni FH UI. Junaedi memaparkan bahwa tidak ada koordinasi dari direktur kemahasiswaan terkait penyelenggaraan kegiatan PKKMB, Pengeluaran Pakta Integritas, dan hal-hal lain.

“Sampai saya menerima Petunjuk Pelaksanaan PKKMB di bulan Juni 2020, saya tidak dapat apapun pemberitahuan dari Direktorat Kemahasiswaan (Dirmawa) UI. Saya mendapat Petunjuk Pelaksanaan tersebut langsung dari dikti. Sampai tanggal 12 Juni 2020, hari terakhir saya di grup dinas kemahasiswaan se-UI, tidak ada arahan sama sekali. Setelahnya, saya meninggalkan grup tersebut karena saya rasa tidak ada gunanya grup tersebut karena tidak ada komunikasi dan koordinasi yang baik oleh pihak Dirmawa UI,” terang Junaedi.

Junaedi pun menambahkan kalau informasi yang didapatnya kebanyakan dari mahasiswa, baik Ketua BEM FH ataupun ketua kegiatan orientasi mahasiswa baru yang berkoordinasi dengan panitia orientasi kehidupan kampus (OKK) UI. Selain itu, ia menyatakan telah menanyakan kegiatan PKKMB kepada Dirmawa UI secara langsung melalui surat, namun tidak ada tanggapan. “Saya sudah 3 kali bersurat dengan direktur kemahasiswaan, namun tidak ada balasan. Yang ada hanyalah balasan nota dinas dari Direktur kepada Wakil Rektor I, kemudian Wakil Rektor mengeluarkan nota dinas kepada pimpinan fakultas,” ujar Junaedi.

Terkait dengan bantuan biaya internet selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), Junaedi juga memaparkan kalau dirinya sudah mengajukan mekanisme bantuan tersebut, namun tidak ada pembahasan lebih lanjut. “Sejak bulan April, saya sudah ajukan mekanisme bantuan terkait biaya internet, namun tidak ada pembahasan lebih lanjut,” jelasnya.

Terdapat 2 permasalahan lain yang Junaedi sampaikan, yaitu terkait dengan permasalahan biaya pendidikan dan pembinaan lembaga kemahasiswaan di UI. Mengenai isu permasalahan biaya pendidikan, Junaedi menyatakan mengikuti perkembangan terkait dengan tuntutan yang dilayangkan oleh mahasiswa.

“Saya ikut audiensi salah satunya di pusgiwa tentang biaya pendidikan. Saya lihat waktu itu hasil akhirnya deadlock karena mungkin dari mahasiswa kurang puas dengan jawaban dari Dirmawa. Jawaban dari Dirmawa adalah mengembalikan kebijakan tersebut kepada kesanggupan masing-masing fakultas. Padahal, sistem anggaran terpusat di UI.”

Terkait dengan pembinaan lembaga kemahasiswaan di UI, Junaedi juga menyatakan sudah memberi masukan. “Dari awal saya sudah kritik tentang bagaimana cara membina kelembagaan dengan kontrak kinerja (untuk lembaga kemahasiswaan -red). Membina ada caranya, bukan mengikat mahasiswa dengan memberikan kontrak kinerja,” tambahnya.

Junaedi menutup pemaparannya dengan menyatakan bahwa kurangnya koordinasi dan komunikasi antara Dirmawa UI dan kemahasiswaan fakultas menimbulkan efek buruk bagi UI dan arahan yang diberikannya kepada mahasiswa baru FH UI terkait pakta integritas.

“Hasilnya adalah turunnya peringkat kemahasiswaan UI secara drastis. Terkait dengan pakta integritas, bahkan sudah ada edisi revisi. Saya sudah memberitahu ke mahasiswa baru FH UI, kalian tidak wajib menandatangani pakta integritas. Mahasiswa disuruh patuh ke Peraturan Organisasi dan tata laksana (Ortala) UI, padahal direktur kemahasiswaan tidak mengikuti Ortala,” terangnya.  

Di sisi yang sama, salah satu perwakilan Kemahasiswaan FH UI, Ali Abdillah mendukung pernyataan Junaedi. Ia menuturkan bahwa sedari awal pihak Kemahasiswaan FH UI sudah memberi arahan agar tidak perlu memberi persetujuan terhadap pakta integritas yang beredar tersebut bila memang tidak mau. Selain itu Ali juga menyampaikan keresahannya terhadap Direktorat Kemahasiswaan UI karena peringkat UI pada tahun ini mengalami penurunan.

“Prestasi kemahasiswaan menurun. Buktinya adalah mapres sarjana tidak ada. Biasanya ada mapres dari UI untuk sarjana. Tahun ini tidak ada. Dengan peringkat kemahasiswaan UI juga turun. Artinya adalah intrik politik yang terjadi di direktorat sekarang tidak menguntungkan kemajuan kegiatan kemahasiswaan di UI,” ujar Ali.

Selanjutnya pemaparan dilanjutkan oleh pihak kemahasiswaan dari beberapa fakultas lain seperti Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom), Fakultas Psikologi (Fpsi), Fakultas Farmasi (FF), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Secara umum masalah yang disampaikan oleh tiap fakultas cenderung sama yakni berkaitan dengan kurangnya komunikasi dan koordinasi antara Dirmawa UI dengan kemahasiswaan masing-masing fakultas. Hal ini terbukti dengan tidak satu pun fakultas yang mengetahui isu mengenai pakta integritas selain dari apa yang disampaikan oleh mahasiswa.

“Walaupun ada grup dinas, rasanya komunikasi kurang. Informasi kebanyakan satu arah. Tidak ada diskusi dan sinergi. Bagi kami di fakultas, tidak ada masalah jika tidak melibatkan fakultas. Mestinya ada komunikasi dan diskusi. Bagi kami di fakultas terkait PKKMB, tidak masalah jika dilaksanakan dan diperancangkan oleh kemahasiwaan UI, sehingga di fakultas dapat menambal dan melengkapi,” ujar Manajer Kemahasiswaan salah satu fakultas.

Setelah perwakilan kemahasiswaan dari masing-masing fakultas memberi pemaparannya, giliran Kepala Biro Humas dan KIP UI, Amelita Lusia, yang angkat bicara. Sebagai Humas UI, Amelita memilih untuk tidak merespon apa yang dikeluhkan oleh kemahasiswaan masing-masing fakultas. Ia selanjutnya menegaskan bahwa ia hadir sebagai salah satu pihak yang diundang BEM UI dan hanya memfokuskan untuk memberi klarifikasi terkait pakta integritas yang ramai dibicarakan.

“Dari humas sudah mengeluarkan, UI tidak membuat pakta integritas. Jadi, yang kemudian berkembang di media massa ini banyak kesalahan dari dokumen tersebut. Terkait pernyataan saya sebelumnya, di penerimaan.ui.ac.id ada beberapa form yang diberikan untuk ditandatangani. Kalau mengacu pada apa yang saya sampaikan, tidak lagi relevan dibahas. UI tidak mengeluarkan secara resmi terkait dengan dokumentasi. Saya tidak masuk lebih jauh. Yang jelas pakta integritas tidak masuk kemahasiswaan,” papar Amelita.

Kemudian Fajar selaku moderator mengharapkan penjelasan lebih lanjut dari Amelita dengan membacakan pesan singkat dari Direktur Kemahasiswaan UI, Devie Rahmawati. Pesan tersebut mengatakan bahwa persoalan lebih lanjut terkait pakta integritas dan PKKMB sebaiknya dikomunikasikan dengan Humas UI. Amelita sendiri dalam merespon pesan tersebut dengan tegas mengembalikan persoalan tersebut ke Dirmawa UI. Ia pun mengatakan kembali bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan informasi resmi dari UI.

“Kalau menurut saya ini pertanyaan yang lebih tepat ditanyakan ke Dirmawa. Kami tidak tahu soal itu. Jadi lebih baik ditanyakan saja pada dirmawa. Kami sebagai Humas UI kan menyampaikan informasi yang resmi dari UI. Informasi resmi dari UI tidak ada yang disebut pakta integritas. Titik,” pungkas Amelita.

Teks: Satrio Alif, Sultan F. Basyah
Kontributor: Faizah Diena
Foto: Faizah Diena
Editor: M. I. Fadhil

Pers Suara Mahasiswa UI 2020
Independen, Lugas, dan Berkualitas!