Logo Suma

Reporter Pers Suma UI Raih Penghargaan Student Press Award di HUT AJI

Redaksi Suara Mahasiswa · 11 Agustus 2024
4 menit

Dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-30, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mengadakan malam resepsi dan pameran foto di Pusat Perfilman Usmar Ismail. Perayaan yang berlangsung pada Jumat (09/08) lalu itu mengangkat tema “Membangun Resiliensi di Tengah Disrupsi Media dan Menguatnya Otoritarianisme”. Bersama dengan perwakilan AJI dari berbagai kota di Indonesia, sejumlah pimpinan redaksi dan wartawan turut menghadiri dan menyaksikan resepsi ini secara daring maupun luring.

Bertempat di dekat pintu masuk, AJI menjamu para tamu undangannya dengan pameran foto yang menampilkan foto-foto liputan dari media mengenai Proyek Strategis Nasional (PSN) milik pemerintah. Bukan menyuguhkan sisi-sisi yang terlihat "positif", foto-foto yang terpajang itu justru mengungkap penderitaan rakyat yang terdampak oleh PSN di berbagai daerah, mulai dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur, proyek pertambangan di Maluku Utara, hingga proyek kereta cepat Whoosh di Jawa Barat.

Sebelum membuka resepsi, AJI Indonesia terlebih dahulu menampilkan video hasil karya anggota AJI kota di seluruh Indonesia. Setelah itu, Tita dan Ira selaku pembawa acara membuka resepsi. Dalam pembukaannya, mereka menjelaskan secara singkat sejarah AJI, yang terbentuk melalui Deklarasi Sirnagalih di Wisma Tempo Sirnagalih yang terletak di Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, pada tanggal 7 Agustus 1994.

Orasi kebudayaan oleh Bivitri Susanti. Foto: Suma/Jeromi Mikhael

Setelahnya, acara berlanjut dengan penyampaian pidato utama (keynote speech) secara berurutan dari Nany Afrida selaku Ketua Umum AJI, Bayu Wardhana selaku Sekretaris Jenderal AJI dan Ketua Pelaksana HUT ke-30 AJI, dan Ninik Rahayu selaku Ketua Dewan Pers. Terdapat pula orasi kebudayaan dari pendiri Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Jentera dan Pusat Studi Hukum dan Kebudayaan, Bivitri Susanti.

Penyerahan penghargaan Udin Award kepada podcast Bocor Alus Tempo. Foto: Suma/Jeromi Mikhael

Usai sesi pidato, acara dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan oleh AJI dalam beberapa kategori. Penghargaan Udin Award diraih oleh podcast Bocor Alus Tempo, yang dianggap berani dalam memberitakan isu-isu sensitif kepada publik. Penghargaan SK Trimurti Award diserahkan kepada Bunda Rully Mallay, Koordinator Waria Crisis Center Jogja, atas upayanya dalam advokasi gender minoritas. Penghargaan Tasrif Award, yang diberikan bagi kelompok yang memperjuangkan kebebasan pers dan berpendapat, diraih oleh warga Rempang, Batam dan Tim Paralegal Cinta Tanah Adat Awyu, Papua. Warga Rempang dan Tim Paralegal menerima penghargaan Tasrif Award secara daring dari lokasinya masing-masing.

Dian Amalia Ariani, Peraih Penghargaan Student Press Award dari Suara Mahasiswa UI

Dewan juri untuk penghargaan Student Press Award. Foto: Suma/Farhan Nuzhadiwansyah


Penghargaan terakhir yang diserahkan merupakan penghargaan Student Press Award, sebuah kategori yang diperuntukkan bagi pers mahasiswa. Penghargaan ini diciptakan sebagai komitmen bagi AJI untuk menjaga ekosistem pers di kalangan pelajar, khususnya pers mahasiswa. Dewan juri untuk penghargaan ini terdiri dari Ketua Bidang Pendidikan Etik dan Profesi AJI, Sunudyantoro (Tempo), beserta Pengurus Bidang Pendidikan Etik dan Profesi: Wawan ABK (Kompas), Winahyu Dwi Utami (Cek Fakta Tempo), dan Dian Yuliastuti (Tempo).

Dian Amalia Ariani bersama dengan para dewan juri. Foto: Suma/Farhan Nuzhadiwansyah

Penghargaan Student Press Award dari AJI diberikan kepada Dian Amalia Ariani, reporter dan mantan pemimpin redaksi Pers Suara Mahasiswa Universitas Indonesia. Penghargaan ini diberikan kepada karya Dian yang berjudul Kami Yang Tak Sama, Juga Berhak Beragama #OurRightstoFaith. Karya ini merupakan keputusan dewan juri setelah menyeleksi 72 karya tulis dari berbagai pers mahasiswa.

“Mbak Dian tulisannya sangat keren karena dia memadukan isu sensitif, yaitu isu tentang keragaman gender dan moderasi beragama. Dua isu yang sangat sensitif dan tidak semua orang atau semua media berani menuliskannya,” ungkap Sunudyantoro.

Pidato Dian Amalia Ariani usai menerima penghargaan. Foto: Suma/Farhan Nuzhadiwansyah

Dalam pidatonya, Dian mengucapkan selamat ulang tahun kepada AJI dan berharap AJI bisa terus mendorong kebebasan pers dan kebebasan berpendapat. Selain itu, Dian mendedikasikan penghargaan ini kepada seluruh pers mahasiswa di Indonesia yang sedang menghadapi ancaman pembredelan dan tekanan dari pemerintah dan rektorat. Dian juga mengucapkan apresiasinya kepada rekan-rekan dari Suara Mahasiswa UI dan narasumber yang menjadi fondasi bagi liputan yang dilakukan. Di akhir pidato,

“Harapan aku kedepannya di tengah disrupsi digital, dimana sekarang viralitas jadi sangat mengatur agenda setting media, kita tetap memberikan ruang untuk isu-isu terpinggirkan.” Tutup Dian.

Selain Dian, dewan juri juga memberikan penghargaan kepada Revina Annisa Fitri dari Surat Kabar Mahasiswa Amanat UIN Walisongo dengan judul karya Dokumenter Patok Tanpa Dialog: Perjuangan Masyarakat Rawa Pening Melawan Patok dan Ancaman Penggusuran serta Ahmad Arinal Haq dari Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa Balairung UGM dengan judul Hidup Mati Setelah Relokasi.

Tiup lilin untuk kue ulang tahun AJI ke-30. Foto: Suma/Jeromi Mikhael

Setelah penyerahan penghargaan Student Award, acara dilanjutkan dengan pemotongan kue ulang tahun bersama dengan para pendiri AJI, diiring oleh penampilan dari band Usman and the Blackstones. Acara kemudian diakhiri dengan pemberian penghargaan video kreasi favorit kepada AJI Jambi, AJI Banda Aceh, dan Aji Lhokseumawe dan foto bersama para hadirin.


Teks:  Jeromi Mikhael Asido

Editor: Jesica Dominiq M.

Foto: Farhan Nuzhadiwansyah, Jeromi Mikhael Asido

Desain: Ferre Reza Putri


Pers Suara Mahasiswa UI 2024

Independen, Lugas, dan Berkualitas!