I Care a Lot: Disrupsi Penipuan yang Menjanjikan

Redaksi Suara Mahasiswa · 26 Maret 2021
3 menit

Judul: I Care a Lot
Sutradara: J Blakeson
Produser: J Blakeson, Teddy Schwarzman, Ben Stillman, Michael Heimler
Genre: Kriminal, thriller
Tanggal rilis: 19 Februari 2021 (AS)
Durasi: 118 menit
Pemain: Rosamund Pike, Peter Dinklage, Eiza González, Dianne Wiest

There’s two types of people in this world. Those who take and those that get took. Predators and prey. Lions and lambs.

Kutipan di atas menjadi pembuka dari keseruan kisah I Care a Lot. Film kriminal asahan J Blakeson ini dibintangi oleh Rosamund Pike, Eiza Gonzalez, Peter Dinklage, dan Dianne Wiest. Marla Grayson (Rosamund Pike) adalah seorang perempuan kejam yang–dengan asisten sekaligus kekasihnya Fran (Eiza González)–melakukan modus penipuan dengan memanfaatkan rasa peduli kepada para lansia. Bekerja sama dengan dokter untuk mengeluarkan diagnosis demensia palsu, Marla mendapatkan keuntungan karena ditunjuk oleh pemerintah dengan tanggung jawab kebijaksanaan atas keuangan para lansia tersebut. Dengan tanda-tandanya yang terlupakan dengan aman di panti jompo, Marla bebas menguras tabungan mereka dan mengisi kantongnya. Sampai dia bertemu dengan seorang perempuan tua kaya yang penuh dengan misteri.

Penipuan perwalian hukum dari I Care a Lot menumbangkan gagasan tentang perempuan sebagai pengasuh masyarakat. Faktanya, Marla Grayson mengandalkan ekspektasi itu. Di beberapa titik dalam film, Marla mengandalkan fakta bahwa pria di sekitarnya—hakim, pengacara, keluarga korban—akan meremehkannya karena dia perempuan. Rencananya bergantung pada semua orang di sekitarnya yang mengharapkan dia menjadi pelayan yang sempurna untuk orang tua. Alih-alih mengikuti kiasan Hollywood tentang feminisme dengan cara melawan feminitas tradisional, I Care a Lot dan Marla Grayson justru mempersenjatainya. Hasilnya, film menjadi ilustrasi yang elegan tentang bagaimana kekuatan feminin yang jelas tidak hanya dapat berkembang dalam dunia kejahatan pria, tetapi juga dapat mendominasi di dalamnya.

Highlight utama dari film ini adalah penampilan Rosamund Pike dengan gaya khas pada Gone Girl yang dingin dan tanpa ampun dalam penampilannya sebagai Marla Grayson. Pike memiliki getaran sendiri ketika ia muncul di layar. Salah satu ungkapan ikoniknya, “I’m helping you feed the money monster, but I hardly see any of the gold for myself. Give me a taste”. Ia memiliki kemampuan untuk memberikan hawa yang tenang, namun tetap menggigit dengan sikap “persetanan” yang sangat penting bagi dalang kriminal ini. Penonton dengan mudah memberikan sumpah serapah pada Marla Grayson, dan ini membuktikan keberhasilan Rosamund Pike dalam mendalami karakter ini.

Film ini memiliki konsep yang berbeda dengan film-film yang lain, yaitu penekanan pada karakternya. I Care a Lot tidak berfokus pada korban jiwa psikologis, tetapi menitikberatkan pada ketidakadilan sistematik yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan keuntungan pribadi. Lagipula, satu diagnosa oleh dokter mampu mencabut hak dasar seseorang dengan berkedok perawatan medis, dan cukup satu orang licik untuk mengeksploitasi perlindungan yang hilang itu.

Sebagai film thriller kriminal, I Care a Lot termasuk film yang berhasil. Disampaikan dengan cara yang tak biasa, ide dan inovasi perampokan dalam film ini sangat cerdas dan menyeramkan, namun tetap bergaya dan menggoda. Setiap detik yang dilewati semakin membawa penonton menuju masalah yang lebih gelap.

Akan tetapi, keseruan dari film I Care a Lot tidak menjanjikan kepuasan selama berlangsungnya adegan. Banyak plot yang tidak dikemas dengan kuat sehingga beberapa dialog terdengar klise. Selain itu, kejahatan dari Rosamund Pike sangat berlebihan dan akan membuat penonton bertanya mengenai eksistensi sedikit rasa simpati dari Pike karena dia adalah manusia normal. Karakter jahat Pike terkesan hiperbola dan hanya menampilkan sisi kejamnya saja.

Film ini pun dapat ditembak dengan beberapa adegan yang cukup kontroversial. Salah satunya yaitu pada wali hukum dan pelecehan mereka, yang mana masalah tersebut masih ada hingga kini. Penulis tidak menampik untuk memperlihatkan bagian positif, tetapi lebih memilih untuk memperlihatkan sisi “gelap” lebih dalam. Marla mengagungkan dirinya dengan terus berargumen bahwa tidak ada pria yang dapat mengalahkannya. Apa pun yang terjadi, Marla akan menang. Dia percaya bahwa dia pantas menjadi kaya, yang mengarah pada akhir cerita sehingga terdapat lingkaran plot twist. Hal ini mengantarkan kita pada kesimpulan bahwa kita pantas mendapatkan apa yang benar-benar kita dapatkan.

Walaupun begitu, melalui kolaborasi genre thriller, komedi, dan aksi, I Care a Lot menjadi suguhan yang benar-benar melenakan. Kita akan mendapat kesan bahwa yang kuat akan menang dan yang lemah akan kalah, sesuai dengan hukum alam. Mungkin bagi sebagian orang ending-nya kurang memuaskan, tetapi tidak bagi penonton yang mendalami pengembangan karakter dari berbagai pemain.

Teks: Karina Putri P.
Foto: Istimewa
Editor: Ruth Margaretha M.

Pers Suara Mahasiswa UI 2021
Independen, Lugas, dan Berkualitas!