Jebakan Adiksi Judi Slot Menginvasi Mahasiswa UI

Redaksi Suara Mahasiswa · 28 Maret 2022
6 menit

“Judi meracuni kehidupan, judi meracuni keimanan”

Sepenggal lirik di atas tentunya sudah tidak asing di mata dan telinga kita. Lagu yang berjudul “Judi” gubahan dari maestro dangdut Indonesia, Rhoma Irama yang dirilis lima dekade silam sudah menandakan bahwa fenomena perjudian sudah menjadi “borok”. Judi juga menjadi momok yang menyasar para korbannya, tidak mengenal pekerjaan, gender, bahkan usia. Dari tahun ke tahun, perjudian terus mengubah formatnya dengan mengikuti zaman dan arus tren dari luar dan dalam negeri. Bahkan, perjudian belakangan dikemas menjadi banyak jenis permainan online yang bernuansa ceria dan penuh warna untuk menghilangkan stigma negatif yang tertanam di dalamnya serta untuk menggaet para kaum muda yang lugu dan ambisius dalam mencari uang secara instan.

Sebut saja permainan judi slot yang belakangan sedang naik pamornya di kalangan muda-mudi. Banyak situs judi slot yang hadir dengan kemasan yang user-friendly ala permainan ding-dong era 90-an. Permainan yang ditawarkan juga beragam, tetapi semuanya memiliki kesamaan yang nyaris identik, yakni sama-sama menyebabkan adiksi negatif bagi siapapun yang menggandrunginya.

Bukan tanpa alasan, judi slot kian digandrungi karena menawarkan pengalaman baru yang memicu adrenalin. Faktanya, tidak jarang orang-orang rela menghabiskan uang untuk terjun pada fenomena judi slot ini dan mengharapkan keuntungan secara instan, meski tahu bahwa tidak setiap saat keberuntungan datang menghampiri. Judi slot kemudian bisa menjadi bumerang untuk para pemain yang tidak dibekali dengan pengetahuan finansial yang baik.

Pertanyaannya, benarkah mahasiswa UI yang notabene sudah sepantasnya mengerti betul dengan bahaya dan dampak negatif dari perjudian, terbebas dari fenomena judi slot ini? Melalui artikel ini, tim Suara Mahasiswa mencoba menghadirkan sudut pandang baru dalam menyikapi fenomena judi slot, dan mencoba menggali lebih dalam mengenai adanya segelintir mahasiswa UI yang ternyata juga sedang terjebak dalam pusaran perjudian slot. Selain itu, kami akan mencoba menghadirkan kisah yang melatarbelakangi di balik alasan para mahasiswa UI tersebut menggelontorkan uangnya ke dalam putaran “uang haram” ini.

Sepotong Kisah dari Mereka yang Berjudi
Suara Mahasiswa berhasil mendapatkan kesempatan secara langsung untuk mewawancarai dua orang mahasiswa UI yang bersedia untuk menceritakan kisahnya selama menggeluti permainan judi slot. Demi alasan privasi, Suara Mahasiswa atas dasar konsen dari narasumber memutuskan untuk menyamarkan nama keduanya.

Hilman dan Tomi—bukan nama sebenarnya—adalah dua dari segelintir mahasiswa UI yang mencoba peruntungannya di dunia perjudian online. Hilman sendiri mengaku pada awalnya bermain judi slot karena terdorong oleh Instagram Story temannya yang juga seorang mahasiswa UI yang sering memamerkan hasil jackpot—sebutan untuk kemenangan ketika berjudi. Atas dasar penasaran, Hilman mulai mencobanya, hingga kini sudah secara rutin bermain judi dan mendapatkan tidak hanya keuntungan, tetapi juga kerugian. Ia menambahkan bahwa alasan utamanya untuk tetap bermain bukanlah perihal “cuan” yang didapatkan, melainkan adanya adrenalin di dalam dirinya yang terpacu ketika sedang bermain judi slot.

“Sebenernya gue awal-awal main slot itu ketika bulan kedua masa lockdown, iseng-iseng karena banyak dari teman-teman gue sering upload story di close friend ketika mereka lagi jackpot. Tentunya, gue merasa FOMO (fear of missing out -red) dengan “keberhasilan” yang mereka pamerkan itu. Namun, alasan utama gue terus main bukan karena “cuan”-nya, tetapi lebih ke perasaan adrenalin yang didapatkan ketika menang atau kalah. Selain itu, judi slot juga bisa jadi alat gue untuk bersosialisasi sama peer group gue.”  pungkasnya.

Berbeda dengan Hilman, Tomi mengaku bermain judi slot karena terpengaruh oleh teman satu jurusannya di UI. Alasan finansial turut melatarbelakangi banyak mahasiswa UI tertarik untuk “membakar uang”-nya di permainan judi slot karena mencari keuntungan instan yang diiming-imingi oleh situs penyedia judi. Selain itu, sebagian besar mahasiswa juga membutuhkan sarana refreshing dari penatnya tuntutan kehidupan perkuliahan.

Tidak hanya itu, Tomi menambahkan bahwa adanya keinginan untuk mendapatkan pengakuan “bandel (keren -red)” dari teman sekitar menjadi alasan yang cukup krusial yang mendorong para mahasiswa UI di lingkaran pertemanannya untuk bermain judi slot. Hal ini juga menunjukkan bahwa ada pula mahasiswa UI yang nyatanya kurang teredukasi dengan bahaya hukum dan finansial yang mengintai para penikmat judi slot.

Keterangan dua narasumber tersebut cukup menyimpulkan bahwa judi berbasis aplikasi ini lebih menarik karena tidak seperti judi offline yang langsung bertemu lawan, yang kemudian akan malu jika mengalami kegagalan. Judi online nampak seperti game biasa yang bisa dimainkan siapa saja, di mana saja, kapan saja, serta terkesan tidak mempunyai risiko apapun. Di lingkungan kampus, mahasiswa merangkap menjadi pemain judi slot, yang hasil judinya bukan hanya menambah untung, namun juga menjadi hiburan dan kebanggaan tersendiri saat nongkrong bersama mahasiswa lainnya.  

Judi Slot Mempengaruhi Kehidupan Mahasiswa, Sejauh Mana?
Hanya indah di awal dan perlahan menunjukan kebusukannya, judi slot pada satu titik tertentu pasti akan membawa pengaruh negatif ke dalam kehidupan para pemainnya. Hilman dan Tomi menjadi saksi atas “lingkaran setan” tersebut. Secara gamblang, Hilman menceritakan bahwa judi slot membuatnya harus terus melakukan deposit—proses menambah saldo agar bisa terus bermain—kepada situs penyedia judi untuk memulihkan kerugian yang dia dapatkan menjadi sebuah keuntungan.

“Sejauh ini hanya sebatas gue harus bolak-balik untuk deposito ke bandar untuk bisa terus bermain. Belum sampai pada tahap harus menjual barang dan meminjam uang,” ujar Hilman.

Dampak yang lebih destruktif ternyata dirasakan oleh Tomi, menurutnya, permainan judi slot telah sampai pada titik mengganggu jadwal kesehariannya serta membuat pikirannya menjadi tidak jernih dan hanya terpaku pada cara mendapatkan keuntungan melalui permainan judi slot. Bukan hanya itu, ia juga merasa terganggu dengan julukan “tukang judi” yang disematkan kepada dirinya. Hal ini bahkan sampai merusak citra diri yang coba ia bangun di ruang lingkup pergaulannya.

“Karena tujuan awalnya untuk mencari tambahan uang. Jadinya ada beberapa kesibukan yang harus gue korbankan, seperti jadwal istirahat dan nongkrong gue. Selain itu, pikiran gue jadi terforsir untuk mencari uang dari permainan slot ini sampai peluang mencari uang di tempat yang lebih “halal” tidak terpikirkan. Beberapa temen gue juga sekarang banyak yang menjuluki gue sebagai “tukang judi” dan kadang kali gue tersinggung dengan stigma dari orang-orang walaupun hal itu memang benar adanya, ” cerita Tomi.

Kerugian Materiil dan Bahaya Pidana yang Mengintai
Tidak hanya kerugian dalam hal psikis serta terganggunya rutinitas dan produktivitas, permainan judi slot pun menguras kantong para mahasiswa dengan cara yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Baik Hilman dan Tomi mengaku sudah kapok bermain judi online ketika mendapatkan kerugian dalam hal materiil dengan jumlah yang tidak sedikit. Hilman mengaku pernah sampai mendapatkan kerugian sebesar Rp800.000,00 karena adanya sistem “ketika ada yang menang, ada pula yang harus kalah”. Tomi juga mengaku pernah mendapatkan kerugian sebesar Rp300.000,00 karena terpancing untuk mengembalikan kerugian yang sebelumnya ia dapatkan.

Bahaya pidana juga menjadi momok yang menakutkan bagi setiap pengguna situs judi online, sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (2) UU ITE juncto Pasal 45 ayat (2) UU ITE yang mengatur tentang larangan judi online dan pidana yang menyertainya.

Di kesempatan wawancara yang sama, kami menanyakan kepada Tomi tentang pemahamannya mengenai hukum yang mengatur tentang perjudian online dan apakah ia merasa jera setelah tahu bahwa selain kerugian materil, ada pula masalah pidana yang mengintai nantinya apabila ia tidak berhenti.

“Gue paham betul kalau ada hukum yang mengatur tentang perjudian di Indonesia dan kegiatan perjudian yang gue lakoni ini bisa ngebuat gue masuk ke permasalahan yang lebih dalam. Menurut gue, dengan perbandingan keuntungan yang gue dapat sama sekali gak worth it,“ tegasnya.

Admin Judi Slot: Antara Tuntutan Ekonomi dan Resiko yang Dihadapi
Mawar–bukan nama asli–memulai kariernya di dunia perjudian online pada tahun 2019. Awalnya, Mawar ditempatkan sebagai customer service, namun tidak lama setelah itu, Mawar dirotasi ke posisi lain, yakni sebagai admin judi slot. Hingga kini, Mawar masih melakoni profesinya tersebut.

Tugas Mawar cukup sederhana, ia hanya perlu mengontak satu per satu para calon customer. Data nomor telepon ia dapatkan dari database situs web atau judi online atau dari pengguna lain yang sudah tidak bermain lagi. Target jumlah customer yang harus ia hubungi pun ditentukan langsung oleh atasan. Biasanya, setiap bulannya ia harus bisa menggaet 25 orang customer baru, atau minimal pemasukan Rp3.500.000,00.

Untuk mempersuasi orang agar mau mengeluarkan uangnya ke dalam permainan judi online ini, Mawar biasanya mengiming-imingi kesempatan jackpot dan keuntungan berkali-kali lipat yang akan didapatkan jika memenangkan permainan ini. Seringkali, ia akan berperan sebagai “penggoda” yang mengirimkan ajakan bermain melalui voice note dengan nada suara yang persuasif untuk menarik perhatian calon customer yang kebanyakan laki-laki. Alasan ini pula yang menyebabkan kebanyakan admin dari permainan judi slot adalah perempuan.

Terlepas dari tugas sebagai admin judi slot dan resiko besar yang mengintai pekerjaannya, dalam hati sebenarnya Mawar sangat ingin melanjutkan pendidikan untuk kemudian mendapat pekerjaan lain yang halal dan aman. Keinginan itu masih harus dia pendam sebab faktor ekonomi yang menghalangi.

“Jadi, alasan utama saya masih mau berkecimpung terlepas dari semua risikonya tentu karena uang yang harus saya cari dan dapatkan,” ujar Mawar.

Pesan dari Mereka yang Berjudi
Meski sudah terjun dan berkecimpung langsung di dunia perjudian, baik Hilman, Tomi dan Mawar,  tetap berpesan agar jangan sampai terjun ke dunia perjudian.

Gue bukan expert dalam dunia perjudian ini, tetapi seperti yang kalian semua sudah tahu bahwasannya dengan kalian bermain judi slot ada nilai-nilai UI yang kalian ciderai dan ditambah kalian sebagai anak UI sudah seharusnya paham dan teredukasi dengan bahaya dari judi slot ini,” pesan Hilman.

Sementara, Mawar mengatakan bahwa judi tidak akan membuat kaya. Ia menyarankan bagi siapa pun yang tertarik untuk berjudi untuk berpikir dua kali sebelum mencoba permainan judi, baik online maupun konvensional.

Terakhir, Tomi menambahkan, “Keuntungan yang akan kamu dapatkan di dunia perjudian ini tidak sepadan dengan peluang terjadinya kerugian. Jadi sudah sebaiknya jauhi dan batasi diri kamu dari orang-orang yang secara persuasif menuntun kamu ke dunia perjudian.”

Teks: Muhammad Akhtar Jabbaran dan Salma Rihhadatul
Ilustrasi: Amalia Ananda
Editor: Ninda Maghfira

Pers Suara Mahasiswa UI 2022
Independen, Lugas, Berkualitas!