Klaus: Versi Terbaru dari Santa Klaus yang Lebih Manusiawi

Redaksi Suara Mahasiswa · 26 Desember 2021
3 menit

Judul film: Klaus
Sutradara: Sergio Pablos
Produser: Jinko Gotoh, Sergio Pablos, Marisa Roman, Matthew Teevan, Mercedes Gamero, Mikel Lejarza Ortiz, Gustavo Ferrada
Penulis: Sergio Pablos
Genre film: Anak-anak/Komedi
Tanggal rilis: 08 November 2019
Durasi: 97 menit
Pemain: Jason Schwartzman, J. K. Simmons, Rashida Jones, Will Sasso, Neda Margrethe Labba, Sergio Pablos, Norm Macdonald, Joan Cusack

Selama ini, kita mengenal Santa Klaus sebagai tokoh yang ajaib: pria gemuk berjanggut putih yang mampu menerbangkan kereta salju saat malam Natal untuk membagikan hadiah kepada anak-anak. Film ini menghadirkan versi baru dari Santa Klaus dengan cara memutus keajaiban itu sehingga menghilangkan unsur fantasi yang biasa melekat pada Santa Klaus. Meskipun tampil sebagai manusia biasa, ciri khas Santa Klaus tidak hilang dari film ini.

Sebelum bertemu Santa Klaus, film Klaus menuntun kita untuk melihat kisah Jesper Johansson (Jason Schwartzman) yang hanya bisa pasrah saat dia ditugaskan untuk menjadi tukang pos baru di kota Smeerensburg. Sebagai anak dari jenderal pos kerajaan, Jesper terbiasa hidup dalam kemewahan. Dia manja dan selalu bermalas-malasan. Kini, Jesper harus pergi ke kota yang belum pernah dia dengar sebelumnya. Tidak ada kata pulang sebelum dia berhasil mengirimkan enam ribu surat dalam waktu satu tahun.

Dibandingkan dengan tempat asal Jesper, kota Smeerensburg tampak seperti kota hantu. Letaknya di daerah utara yang dingin dan berkabut. Orang-orang di kota Smeerensburg berkomunikasi dengan cara berperang dengan satu sama lain. Oleh karena itu, pekerjaan Jesper sebagai tukang pos menjadi bahan tertawaan semua orang. Namun, dia tidak menyerah. Titik baliknya dimulai saat Jesper bertemu dengan Klaus (J.K. Simmons), seorang pembuat mainan dari kayu yang hidup menyendiri di hutan. Dalam film ini, Jesper berperan mengantarkan kita untuk mengenal sosok Klaus. Keduanya berjuang bersama-sama untuk menyebarkan kebaikan di kota yang begitu dingin dan mencekam.

Dirilis dua tahun lalu, Klaus adalah film animasi dari Spanyol yang berhasil meramu legenda Santa Klaus menjadi cerita yang segar dan menghibur. Klaus menjadi fitur animasi perdana Netflix yang disutradarai oleh Sergio Pablos, yang dikenal melalui karya-karyanya seperti Despicable Me dan Smallfoot.

Mengangkat tema yang tidak biasa untuk film keluarga, Klaus membahas tentang kebencian dan permusuhan yang dibalut dengan komedi. Bahkan, orang dewasa secara tidak langsung menanamkan kebencian itu sejak dini pada anak-anak mereka. Karena guyonannya sedikit kasar, anak-anak yang menontonnya harus ditemani oleh orangtua. Humornya melekat pada karakter tokohnya, terutama Jesper. Contohnya, ada adegan ketika Jesper melakukan pekerjaannya dengan gestur seperti pengedar narkoba. Di saat Jesper berperan sebagai penghibur dalam film ini, sosok Klaus hadir untuk mengingatkan pentingnya film ini untuk mengajarkan kebaikan tanpa pamrih. Seperti cerita aslinya, Klaus membuat satu per satu mainannya dari kayu dan membagikannya kepada anak-anak miskin tanpa mengharapkan imbalan.

Film sepanjang 97 menit ini dikerjakan selama dua tahun oleh 40 animator. Siapa sangka animasi dalam film ini sebenarnya berbentuk dua dimensi? Banyak orang terkecoh karena teknik pencahayaan dan teksturnya membuatnya seolah-olah berbentuk tiga dimensi. Ide ini datang dari sang sutradara yang berpikir bahwa animasi tradisional akan cocok untuk memberi nuansa nostalgia pada film ini. Hasilnya sangat memuaskan: sebuah animasi tradisional dengan sentuhan modern. Pengolahan karakter dan ekspresinya on point dan setiap latar tempat digambarkan dengan artistik. Salah satu karakter terbaik yang diciptakan dalam film ini adalah Márgu (Neda Margrethe Labba), seorang anak dari suku Sami yang berhasil mencuri perhatian banyak orang karena kelucuannya.

Klaus adalah film yang istimewa dari segi animasi dan penceritaan. Atas keunggulannya tersebut, Klaus berhasil memenangkan tujuh kategori dalam Annie Awards 2020 dan satu untuk BAFTA Awards 2020. Klaus juga sempat dinominasikan di Oscar 2020 untuk Film Animasi Terbaik.

Dari Klaus, kita belajar bahwa semua orang mampu untuk menjadi orang yang baik. Walaupun tidak mudah untuk memulainya, lama-kelamaan berbuat baik menjadi kebutuhan semua orang. Sebab, satu orang yang berbuat kebaikan dapat menularkan kebaikan itu kepada orang lain. Selalu ingat kata-kata ini, “A truly selfless act always sparks another”.

Teks: Nadia Fourina
Foto: Istimewa
Editor: Ruth Margaretha M.

Pers Suara Mahasiswa UI 2021
Independen, Lugas, dan Berkualitas!