By Muhammad Ryan
Larangan berkerumun dalam kuantitas yang besar di masa pandemi mengakibatkan penampilan beberapa band dan musisi kafe terpaksa dibatalkan. Hal itu tak lain untuk mencegah penularan Covid-19 yang tak kunjung mengalami penurunan.
Meskipun begitu, mereka yang berkecimpung di dunia permusikan tak lantas berdiam diri dan kehabisan cara. Mereka tetap eksis berkarya dalam kondisi yang tidak memungkinkan, yaitu dengan tetap menciptakan karya-karya selama dilakukannya work from home, ada juga yang memberikan penampilan secara virtual guna menyapa para pendengar setia mereka.
Tentunya hal ini tak semudah yang dibayangkan, apalagi karya ini melibatkan banyak orang, seperti halnya sebuah band yang akan menampilkan performanya. Perlu latihan yang intens sebelum digelarnya sebuah konser juga segenap kesiapan para personel dan kru guna mencapai keberhasilan dalam mempersembahkan konser yang apik.
Berbagai kendala pun dirasakan beberapa band atau penggiat seni musik yang ada di UI. Hal itu sangat dirasakan oleh band dari Fakultas Psikologi, yaitu Birumuda. Mereka merasa sulit untuk berkomunikasi dan bonding selama pandemi ini karena harus mengurangi intensitas latihan.
“Nah pas pandemi ini terhambat banget sih dari segi bonding kalau menurut aku karena selain kita latihan dulu, biasanya sering juga kaya makan-makan bareng, ya menambah keakrabannya jadi kurang, sih,” ujar Anastasia Ria, vokalis Birumuda.
Ditambah lagi, pemasukan mereka yang mengalami penurunan selama pandemi, diakibatkan oleh sepinya jadwal manggung. Sedangkan untuk memproduksi sebuah karya, membutuhkan biaya yang tak sedikit, maka berdampak pada produksi yang terhambat untuk sementara waktu.
“Pastinya karena kita mau produksi sesuatu yang besar tadinya itu membutuhkan biaya. Biaya yang cukup besar menurut kita, nah dengan seiringnya pandemi ini kita jadi lebih susah cari pemasukan, kayak beberapa gigs yang udah cancel seperti itu, jadi ya pastinya akan menghambat biaya kita juga untuk produksi,” tutur Fathurridho Muhtaddin, drumer Birumuda
Meskipun begitu, band yang mulai berkarya pada tahun 2018 ini, mampu mengatasi hal tersebut. Terbukti dengan karya yang baru saja mereka luncurkan, yaitu single berjudul sorry, ditambah lagi, akhir tahun ini mereka juga akan merilis satu single baru.
Dalam waktu dekat band yang berasal dari Fakultas Psikologi ini akan tampil di salah satu konser virtual. Salah satu personel mereka mengungkapkan bahwa ada kendala terkait tampil di sebuah konser dalam bentuk virtual, kendala teknis pun menjadi perhatian mereka ketika tampil nanti.
“Bakal ada, tapi kemarin memang belum ada, dan kalau untuk hambatan pasti ada, karena kita belum pernah melakukan ini sebelumnya dan pasti kendala utamanya teknis, sih. Tapi untuk birumuda sendiri, karena lagu-lagu birumuda adalah lagu yang udah biasa kita bawain dan mainin juga, seharusnya dari internal Birumuda sendiri gak ada kendala, ya. Makanya itu kita sedang mengomunikasikan kepada penyelenggaranya,” ujar Fathurrido.
Kekhawatiran terkait kendala yang akan dihadapi saat diselenggarakannya konser virtual nanti juga diungkapkan oleh sang vokalis Birumuda, Anastasia Ria.
“Jadi ibaratnya, kalau kita perform langsung orang kan bisa ngeliat kita juga dan ngedenger langsung karya-karya kita, tapi kalau streaming kan teknisnya juga lebih complicated, lah, dari segi devices orang-orang yang nonton, sih. Jadi kita lebih worry ke audio di devices audiens-nya, kayak nanti pas mereka dengerin pecah ga suaranya dan kalau buffer nanti kualitasnya berubah apa enggak,” terang Anastasia.
Dampak pandemi lainnya juga dirasakan oleh salah satu band dari Fakultas Ilmu Budaya, yakni Antiquarian's. Selain masalah komunikasi akibat tidak dapat bertemu secara langsung, jadwal latihan mereka pun terganggu akibat pandemi Covid-19 ini. Tetapi Fajar, salah satu personel dari Antiquarian’s menyebutkan pandemi juga membawa dampak yang lainnya yaitu mereka jadi memiliki waktu untuk mematangkan ide-ide mereka yang akan dibawakan ke dalam musik-musik Antiquarian's.
“Woah, banyak sih terutama di masalah komunikasi ya, karena sekarang ketemu kebanyakan lewat daring jadi banyak ide-ide yang masih ditahan buat nunggu ketemuan offline, tapi ada juga dampak positifnya, kok, kayak kita lebih banyak waktu buat matengin ide kita masing - masing sih.”
Pandemi tidak menghentikan semangat Antiquarian’s dalam berkarya, meski ada beberapa target yang harus diundur, perkembangan proyek dari band yang telah berdiri dari September tahun lalu tetap sesuai target.
“Selama pandemi ini kita masih bisa berproses ya, walaupun ada beberapa target yang jadi harus diundur, sih. Tapi overall progresnya Antiquarian's buat tahun ini sih masih bisa kekejar lah,” jelas Fajar Ari Pratama, personel Antiquarian’s.
Salah Satu band yang juga berasal dari fakultas yang sama dengan Antiquarian’s, yaitu Sasina, juga mengungkapkan dampak pandemi selain berkurangnya panggilan untuk tampil juga menghambat proses mereka berkarya serta mengurangi intensitas sesi latihan mereka.
“Dampak yang dirasakan selama pandeminya ya kita dipanggil untuk mengisi acara jadi berkurang, terus latihannya ya jadi jarang karena susah juga kan misal untuk nyatuin suaranya,” ujar Aqesya, ketua band Sasina.
Meski tidak menggelar konser virtualnya sendiri, kelompok bermusik yang fokus membawakan musikalisasi puisi ini rencananya akan tampil di sebuah konser virtual, yaitu pada tanggal 12 September dalam acara Narabahasa, selain itu mereka juga akan tampil dalam acara peringatan Sapardi Djoko Darmono.
“Kalo konser virtual sendiri sih belum ada, tapi kedepannya kami akan panggilan konser seperti pada peringatan Sapardi Djoko Damono dan juga pada tanggal 12 September kita juga ada penampilan di acaranya Narabahasa,” ujar Aqesya.
Beliau juga mengungkapkan harapannya di tengah situasi pandemi yang hingga saat ini belum juga jelas kapan berakhirnya. Tetap berproses dan berkarya menjadi harapan utama dari beliau.
"Harapannya sendiri untuk band kami sendiri itu ingin terus eksis dan terus latihan, dan juga dapat mengeluarkan karya karya kami di tahun ini sih," pungkasnya.
Teks: Muhammad Riyan Rizki
Kontributor: Reka Sonia, Zuhairah Syarah
Foto: Kuliner-kuliner-Bandung.com
Editor: Rifki Wahyudi
Pers Suara Mahasiswa UI 2020 Independen, Lugas, dan Berkualitas