Krisis Etika Akademik hingga Intervensi Politik, Fungsionaris Sospol BEM UI 2024 Pilih Undur Diri

Redaksi Suara Mahasiswa · 21 Oktober 2024
10 menit

Fungsionaris Bidang Sosial Politik Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (Sospol BEM UI) 2024 mengundurkan diri dari jabatannya pada hari ini (21/10). Secara resmi, pengunduran diri tersebut diumumkan melalui unggahan rilis pernyataan di Instagram para Fungsionaris Sospol BEM UI 2024. Pengambilan keputusan ini merupakan akibat dari tindakan plagiat oleh Verrel Uziel selaku Ketua BEM UI 2024, Naufal Jabarullah selaku Kepala Departemen Kajian Strategis (Kastrat) BEM UI 2024, dan Akbar Kurniawan selaku Wakil Kepala Eksternal Departemen Aksi dan Propaganda (Akprop) BEM UI 2024.

Masalah yang mengejutkan itu mencuat setelah Atan Zayyid Sulthan, Ketua BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UI, mengangkatnya dalam sebuah cuitan di akun X pribadinya (@zayyidsulthan) pada Kamis lalu (17/10). Dalam cuitan tersebut, Atan menyinggung BEM UI yang tiba-tiba menginformasikan perihal audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan pembuatan kajian secara sepihak sebagai bahan audiensi semalam sebelum hari pelaksanaan. Permasalahan semakin runyam sebab kajian bertajuk “Refleksi Permasalahan Indonesia” itu merupakan hasil plagiarisme dari sejumlah kajian BEM Fakultas di UI.

Salah satu kajian BEM Fakultas yang dijiplak adalah kajian pendidikan milik BEM FISIP UI. Atan mengungkapkan bahwa BEM UI telah meniru kajian BEM FISIP UI yang berjudul “Memberikan Kurikulum Pendidikan Tinggi Berorientasi Pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia” tanpa izin terlebih dahulu dan tanpa mencantumkannya sebagai sumber referensi di daftar pustaka.

Kajian “Refleksi Permasalahan Indonesia” yang disusun oleh BEM UI.

Kajian “Memberikan Kurikulum Pendidikan Tinggi Berorientasi Pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia”yang disusun oleh BEM FISIP UI.

Selaras dengan cuitannya, Atan bercerita kepada Suara Mahasiswa UI bahwa pada Rabu (16 Oktober 2024) pukul 21.28 WIB, Verrel mengabarkan rencana audiensi ke DPR di grup obrolan Chief Executive Meeting (CEM). CEM sendiri adalah grup yang berisi ketua dan wakil ketua BEM se-UI. Audiensi tersebut merupakan hasil konsolidasi Verrel bersama Ketua BEM Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Trisakti di Bandung pada 13 Oktober 2024. Dalam informasi tersebut, Verrel juga menyampaikan bahwa tidak ada Ketua BEM Fakultas yang dapat mengikuti audiensi karena 4 dari 6 kuota peserta audiensi telah terisi oleh pihak BEM UI.

Tidak sampai di situ, informasi yang lebih mengejutkan datang pada hari pelaksanaan audiensi. Sekitar pukul 10.00–11.00 WIB, Verrel mengirimkan salinan lunak (softcopy) dari kajian tersebut ke grup obrolan CEM ketika audiensi masih berlangsung. Bukan sekadar mengirimkan salinan lunak, Verrel juga baru meminta izin untuk menggunakan sejumlah kajian BEM Fakultas sebagai sumber referensi kajian audiensi, padahal kajian tersebut sudah didiskusikan dalam audiensi pada pukul 08.30 WIB.

Selain kajian BEM FISIP UI, kajian Aliansi Net Zero Society juga menjadi kajian lainnya yang mengalami penjiplakan. Rianjani selaku Kepala Departemen Lingkungan Hidup (DLH) BEM Fakultas Hukum (FH) UI menyatakan bahwa pihaknya baru dihubungi pada pukul 10.56 WIB terkait perizinan penggunaan hasil kajian bersama antara BEM FH UI dengan BEM Fakultas Teknik (FT) UI dan BEM Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI tersebut.

“Kami tidak tahu bahwa tulisan kami telah dimasukkan dalam kajian untuk audiensi DPR,” ujarnya. “Hal tersebut sangat mengecewakan karena kami merasa izin yang dilakukan hanya sebatas formalitas, bahkan tidak dapat dikatakan sebagai izin karena penyusunan kajian dilakukan sebelum meminta izin,” tambahnya.

Menurutnya, penggunaan sub judul Mitigasi Perubahan Iklim di Sektor Energi pada kajian BEM UI adalah hasil tiruan dari Kajian Aliansi Net Zero Society karena memuat substansi yang sama. Oleh karena kajian tersebut dikembangkan bersama dengan BEM FT UI dan BEM FMIPA UI, maka tindakan plagiarisme ini tidak hanya merugikan BEM FH UI, tetapi juga BEM fakultas lainnya.

Kajian “Refleksi Permasalahan Indonesia” yang disusun oleh BEM UI.

Kajian Aliansi Net Zero Society yang dikembangkan oleh BEM FT UI dan BEM FMIPA serta disusun outline-nya oleh BEM FH UI

“Kejadian ini menggambarkan adanya degradasi gerakan mahasiswa dan melanggar moralitas kita sebagai mahasiswa,” Rianjani menyayangkan terjadinya masalah ini di kalangan mahasiswa universitas ternama yang seharusnya memahami etika penulisan dan dampak buruk dari plagiarisme.

Atan turut mengkritik dan menyebutnya sebagai plagiarisme karena kajian tersusun tanpa koordinasi serta pengutipan yang tepat, “Jadi, dapat kami pertimbangan sebagai plagiasi.”

Ia juga mengungkapkan rasa marahnya atas sikap BEM UI yang seringkali tidak koordinatif “Selain itu, BEM Fakultas juga sudah sangat kecewa mengingat ini adalah miskoordinasi yang kesekian, sudah banyak sekali. Pada akhirnya kami menyatakan tidak ingin lagi terlibat dalam aliansi BEM se-UI,” tambah Atan.

Tak hanya kajian milik BEM FISIP UI, BEM FT UI, BEM FMIPA UI, dan BEM FH UI, BEM UI turut memplagiat kajian dari BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI. Berdasarkan keterangan Yaneva selaku Koordinator Bidang Sospol BEM FKM UI, BEM UI tidak pernah melibatkan BEM FKM UI dalam proses penyusunan kajian, bahkan tidak memberi tahu mengenai keberadaan kajian tersebut sebelumnya.

Sudah tidak pernah berkoordinasi, BEM UI malah menjiplak kajian milik BEM FKM UI. Sebenarnya, kajian yang mengangkat isu transformasi kesehatan itu masih berbentuk draf karena masih dalam proses penyempurnaan dan tinjauan internal. Akan tetapi, BEM UI justru menyalin kajian tersebut, padahal BEM FKM UI sendiri belum menerbitkannya secara resmi.

“Ketika membuka kajian [BEM UI] tersebut, kami langsung menemukan bagian yang dijiplak, yakni pada BAB II yang berjudul ‘Cita-cita Transformasi Kesehatan’. Ketika kami membaca keseluruhan bab tersebut, kami menyadari [bahwa] semua bagian yang dimasukkan adalah kajian yang kami tulis dan itu disalin tanpa parafrase atau pencantuman sumber,” tutur Yaneva.

Adapun kajian “Transformasi Kesehatan” memuat isu-isu strategis yang menjadi fokus BEM FKM UI pada tahun ini. Bersama BEM UI dan Aliansi BEM RIK, BEM FKM menyusun kajian tersebut. Oleh karena turut menjadi anggota, BEM UI pun memiliki akses terhadap draf kajian itu.

Kajian “Refleksi Permasalahan Indonesia” yang disusun oleh BEM UI.

Draf Kajian “Transformasi Kesehatan” yang disusun oleh aliansi BEM RIK

Reporter Suma UI telah mencoba menghubungi Verrel untuk meminta tanggapannya mengenai permasalahan ini. Namun, hingga berita ini dipublikasikan, tidak ada respons yang diterima.

Permintaan Maaf Verrel Uziel dan Tuntutan Pembenahan BEM UI

Menanggapi tuduhan tersebut, Verrel pun mengunggah permintaan maaf melalui cerita (story) di Instagram pribadinya (@verreluzl) pada Jumat (18/10). Ia menyatakan bahwa insiden plagiarisme ini terjadi karena miskomunikasi antara dirinya dan Kepala Departemen Kastrat BEM UI 2024. Meskipun begitu, Verrel menuliskan bahwa dirinya bertanggung jawab penuh atas kesalahan tersebut, “Tidak ada satupun pihak di BEM UI 2024 yang bisa disalahkan selain diri saya sendiri”.

Cerita Instagram Verrel Uziel di akun pribadinya pada Jumat (18/10/2024)

Sebelum mengunggah permintaan maaf secara terbuka kepada publik, Verrel terlebih dahulu melakukan klarifikasi secara internal. Meskipun demikian, Atan beranggapan bahwa klarifikasi Verrel sia-sia belaka karena tidak menawarkan solusi apa-apa.

"Verrel menyampaikan klarifikasinya melalui panggilan LINE sekitar pukul 19.40 pada tanggal 17 Oktober. Isi klarifikasi tersebut hanya berupa permintaan maaf dan pernyataan bahwa ia tidak bermaksud melakukan plagiarisme," jelas Atan.

Rianjani pun menilai bahwa klarifikasi Verrel masih belum memuaskan dan cenderung menghilangkan tanggung jawab. Oleh karena itu, dia meminta BEM UI untuk meminta maaf secara publik agar dapat menjadi pembelajaran mengenai fatalnya plagiarisme dan pentingnya penerapan etika penulisan, “Pastinya BEM UI harus mengakui kesalahan dan meminta maaf secara publik atas perbuatan yang telah mereka lakukan.”

Atan juga berharap agar BEM UI melakukan pembenahan internal secara serius dan menyeluruh, “Verrel, Iqbal, Rian, dan Jhonas perlu berbenah secara total dan solutif, yang memperhatikan kepentingan stakeholder-nya.”

Buntut Plagiarisme, Fungsionaris Bidang Sospol BEM UI Tuntut Verrel Uziel untuk Mengundurkan Diri

Kasus plagiarisme yang menjerat BEM UI bereskalasi lebih cepat dari perkiraan. Hanya berselang dua hari setelah kasus ini menjadi bahan pembicaraan, akun X (@transebatyuk) mengunggah sebuah poster yang menuntut pengunduran diri Verrel Uziel dari jabatannya sebagai ketua BEM UI 2024. Tidak hanya Verrel, para “kroni” terkait juga dituntut mundur.

Tuntutan itu tentu bukan tanpa alasan. Dalam poster yang sama, tertulis bahwa Bidang Sospol BEM UI 2024 merasa muak dengan segala dinamika masalah yang terjadi di internal BEM UI 2024 sehingga mereka mengajukan tuntutan tersebut. Lebih lanjut, @transebatyuk juga mencantumkan latar belakang tuntutan itu dalam cuitan lainnya, “Kami, fungsionaris Bidang Sosial Politik, merasa telah banyak dilangkahi, tidak dilibatkan, dan secara langsung dikambinghitamkan atas apa yang terjadi belakangan ini”.

Secara khusus, @transebatyuk juga menegaskan bahwa tindak plagiarisme oleh BEM UI 2024 adalah puncak dari kemuakan para Fungsionaris Bidang Sospol BEM UI 2024. Tindakan plagiarisme jelas-jelas bertentangan dengan “Veritas, Probitas, Iustitia” selaku moto UI yang bermakna “kejujuran, kebenaran, dan keadilan”. Oleh karena itu, mereka menuntut Verrel dan para jajarannya yang terlibat sebagai bentuk perlawanan terhadap segala bentuk pelanggaran sesuai prinsip Bidang Sospol BEM UI.

Semenjak kami bergerak di bawah nama BEM UI, prinsip kami selalu sama, yaitu melawan segala bentuk kecurangan, kebohongan, dan ketidakadilan, siapapun orangnya, apapun jabatannya,” tegas Fungsionaris Sospol BEM UI 2024 pada unggahan @transebatyuk.

Plagiarisme dan Miskoordinasi: Bom Waktu BEM UI 2024

Plagiarisme hanyalah percikan api kecil dari permasalahan lain yang telah menumpuk lama, seperti bom waktu yang siap meledak. Desakan pengunduran diri terhadap Verrel dan para jajaran terkait juga dengan pertimbangan terhadap permasalahan lainnya yang sudah terlebih dahulu terjadi. Kepada Suara Mahasiswa UI, salah satu staf Departemen Akprop BEM UI 2024 mengaku bahwa Verrel telah beberapa kali melakukan kesalahan dan menimbulkan permasalahan yang merugikan Bidang Sosial Politik BEM UI 2024.

Salah satu permasalahan yang menjadi bahan pertimbangan adalah ketika Verrel bersama Iqbal Cheisa selaku Wakil Ketua BEM UI 2024 dan Naufal Jabarullah selaku Kepala Departemen Kastrat BEM UI 2024 terlibat dalam acara Deklarasi Berantas Judi Online. Keterlibatan BEM UI menjadi masalah karena kegiatan milik Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) RI itu terindikasi sebagai agenda untuk menaikkan pamor Joko Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden RI. Sayangnya, masalah tersebut hanya berakhir dengan permintaan maaf dari Verrel beserta jajarannya atas miskoordinasi.

Selain itu, masalah miskoordinasi antara Verrel dan jajarannya dengan anggota BEM UI lainnya sudah terlalu sering terjadi sehingga membuat Narasumber dan Fungsionaris Bidang Sospol BEM UI 2024 lainnya menjadi muak. Kemuakan ini semakin menjadi ketika Verrel, Naufal, dan Awan terjerat kasus plagiarisme.

Kalo untuk kasus yang sekarang ini benar-benar memalukan, kita sudah muak dengan ‘permainan’ mereka ini, alur birokrasi diterjang, nilai organisasi gak dijaga, dan juga plagiasi ini membohongi moto Veritas, Probitas, dan Iustitia.” tanggapnya atas masalah plagiarisme.

Selain Verrel, Narasumber juga menyorot pihak-pihak lain yang dinilai tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota BEM UI 2024. “Naif rasanya kalau kita hanya mendesak Verrel saja. Setidaknya, kami memiliki landasan untuk mengkritik dan mendesak empat PI (Pengurus Inti) yang ada di audiensi (Verrel, Iqbal, Jhonas, Riansyah), terutama Iqbal. Kenapa? Selaku wakil, Iqbal ini, dari kemarin, melihat semua ini dan diam saja. Ini masalah yang berulang dan dia do nothing.

“Dalam hukum, kami percaya bahwa orang yang membiarkan kejahatan adalah penjahat. Konteks di sini adalah Iqbal, Jhonas, Naufal, dan lainnya,” tambahnya menyebutkan nama-nama lainnya.

Nada selaku Wakil Departemen Kastrat BEM UI 2024 memperjelas miskoordinasi yang terjadi dalam permasalahan kali ini. Kepada Suara Mahasiswa UI, Nada menyebutkan bahwa pada 16 Oktober 2024, Verrel memang sempat menginformasikan adanya audiensi dengan pihak DPR, tetapi informasi tersebut bersifat sangat mendadak dan normatif.

Dalam informasi itu, Verrel juga tidak memberitahukan perihal penyerahan naskah kritis yang ternyata merupakan kompilasi dari kajian-kajian BEM Fakultas, bahkan kajian yang belum melalui proses kontrol kualitas (quality control/QC) dan belum dirilis secara resmi.

“Ada permasalahan alur koordinasi juga di sini, [yaitu] Verrel hanya berkomunikasi dengan beberapa individu yang merupakan tim pemenangannya saat Pemira, seperti Naufal (Kadep Kastrat) dan Awan (Wakadep Akprop), tanpa melibatkan Koorbid Sospol atau BPH Kastrat lainnya, termasuk Nada dan Nea,” jelas Nada.

Pengunduran Diri Massal Fungsionaris Sosial Politik BEM UI 2024

Tidak hanya menuntut pengunduran diri Verrel dan sejumlah jajaran BEM UI 2024 terkait, Fungsionaris Bidang Sospol BEM UI 2024 juga sepakat untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Bukan sekadar omong kosong, pengunduran diri tersebut terbukti melalui rilis pernyataan yang terunggah pada hari ini di akun Instagram para fungsionaris terkait. Dalam rilis pernyataan tersebut, Fungsionaris Sospol BEM UI 2024 menyatakan bahwa pengunduran diri mereka bukanlah bentuk pelepasan tanggung jawab, melainkan bentuk upaya dan tanggung jawab terbesar mereka selaku fungsionaris.

“Pengunduran diri kami bukanlah bentuk pelarian atau pengabaian tanggung jawab, melainkan cara terakhir untuk menuntut akuntabilitas dan transparansi, serta memperbaiki sistem politik yang korupsi dan busuk, yang sudah mengakar di BEM UI,” tegas Nada.

Tidak hanya berisikan pernyataan pengunduran diri para fungsionaris tersebut, rilis pernyataan itu juga memuat empat permasalahan utama yang menjadi pertimbangan mereka untuk mengundurkan diri dari BEM UI 2024. Pertama, masalah plagiarisme yang merupakan tindakan pelecehan terhadap etika akademik dan dosa besar dalam dunia pendidikan; kedua, pemalsuan surat undangan atas nama Departemen Kajian Strategis; ketiga, masalah alur koordinasi yang buruk karena adanya kultur nepotisme dalam kepengurusan BEM UI; keempat, masalah intervensi kepentingan politik praktis yang mengganggu kinerja BEM UI.

Terkait masalah pemalsuan surat, dalam Rilis Pernyataan Sikap Pengunduran Diri Fungsionaris Bidang Sospol BEM UI 2024 disebutkan Verrel mengakui bahwa ia memalsukan surat undangan atas nama Departemen Kajian Strategis yang semula akan dikirimkan kepada Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri RI sebelumnya, tetapi justru diubah menjadi ditujukan untuk Sufmi Dasco.

Kemudian fungsionaris Sospol BEM UI juga menyatakan adanya indikasi kepentingan politik praktis, di antaranya ketika masa Pemilihan Rektor 2024. Naufal (Kadep Kastrat) dan Awan (Wakadep Akprop) mempublikasikan infografis dan propaganda dadakan untuk menguntungkan pihak tertentu atas arahan Rian (Treasurer BEM UI 2024). Naufal juga mengajak Departemen Kajian Strategis menghadiri forum dengan Rektor UI terpilih.

Selain itu, terdapat pula Keterkaitan dengan Kemenkominfo dari kehadiran Verrel, Rian, Naufal, dan Awan pada acara sosialisasi anti-Judi Online yang ditunggangi oleh Projo (relawan pro Jokowi). Naufal dan Awan mengajak staf Bidang Sosial Politik untuk meramaikan acara tersebut. Verrel juga pernah meminta Departemen Aksi dan Propaganda menurunkan propaganda "Budi Arie adalah Maut" karena sedang mengajukan sponsorship dengan Kemenkominfo. Dalam Zoom klarifikasi, Verrel mengakui adanya pengajuan sponsorship tersebut.

Berbagai permasalahan utama itulah yang melatarbelakangi keputusan bersama para Fungsionaris Bidang Sospol BEM UI 2024 untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Narasumber Suara Mahasiswa UI yang merupakan staf Departemen Akprop BEM UI 2024 membenarkan pernyataan tersebut, “Mayoritas sepakat ini adalah bentuk kemarahan yang dirasakan secara kolektif [karena] kami bidang Sospol hanya dijadikan sapi perah. Semoga ini menjadi benchmark yang berguna untuk siapapun yang akan memegang estafet kepemimpinan BEM UI selanjutnya.”


Teks: Cut Khaira, Mona Natalia, dan Dela Srilestari

Editor: Jesica Dominiq M.

Foto: Istimewa

Desain: Ferre Reza Putri


Pers Suara Mahasiswa UI 2024

Independen, Lugas, dan Berkualitas!