Lebih dari Kisah Cinta Musim Panas

Judul: Call Me by Your Name
Sutradara: Luca Guadagnino
Produser: James Ivory, Peter Spears, Emilie Georges, Rodrigo Teixieira, Marco Morabito, Howard Rosenman
Genre: Drama, Romantis
Tanggal rilis: 20 Oktober 2017
Durasi: 132 menit
Pemain: Timothée Chalamet, Armie Hammer, Michael Stuhlbarg, Amira Casar, dll.

Musim panas 1983 mungkin merupakan musim panas yang tidak akan terlupakan bagi Elio Perlman (Timothée Chalamet), seorang pemuda berusia 17 tahun yang menghabiskan liburan musim panasnya di sebuah vila keluarga yang bertempat di Italia bagian utara. Pada awalnya, liburan musim panas Elio yang diisi dengan mentranskrip lagu-lagu klasik tampak biasa saja. Namun, semua itu berubah dengan kedatangan Oliver (Armie Hammer), mahasiswa Amerika yang bekerja sebagai asisten riset ayah Elio (Michael Stuhlbarg) selama musim panas. Oliver yang ramah dan ceria memiliki kepribadian yang berbeda dengan Elio yang cenderung lebih pendiam. Walaupun hubungan mereka pada awalnya tidak terlalu baik, Elio and Oliver dapat berteman dan menghabiskan banyak waktu bersama. Seiring berjalannya waktu, Elio mendapati sebuah ketertarikan lebih kepada Oliver, begitu juga sebaliknya. Pertemanan keduanya pun perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih spesial.

Film yang merupakan adaptasi dari novel karangan André Aciman ini tidak hanya menghadirkan kisah cinta antara sepasang pemuda, tetapi juga memperlihatkan proses dari pencarian jati diri. Sebelum Elio dan Oliver menyadari perasaan mereka kepada satu sama lain, kedua pemuda ini masing-masing telah memiliki hubungan romantis dengan wanita. Penonton dapat melihat konflik batin dari Elio mulai dari awal ia merasakan ketertarikan kepada Oliver. Bahkan, ketika Elio telah menyatakan perasaannya kepada Oliver, keduanya masih memerlukan waktu untuk benar-benar menerima perasaan mereka kepada satu sama lain. Walaupun plot dari film ini bisa terbilang cukup sederhana dan mudah ditebak, film ini berhasil menghadirkan perkembangan karakter dari tokoh-tokohnya dengan baik. Alur cerita yang lumayan lambat juga sangat pas dalam membentuk perkembangan hubungan dari Elio dan Oliver sehingga hubungan mereka terkesan lebih realistis dan tidak terburu-buru.

Akting Timothée Chalamet dalam memerankan Elio sebagai tokoh utama juga patut diacungi jempol. Tanpa memerlukan dialog yang banyak, penonton dapat memahami perasaan Elio hanya dengan melihat ekspresi wajah Chalamet. Bahkan, tatapan matanya saja sudah cukup untuk menggambarkan perasaan yang sedang dirasakan oleh Elio, baik sedih, senang, bingung, maupun cemburu. Kepiawaiannya dalam berganti-ganti bahasa dengan cepat dan fasih juga sangat mengagumkan. Walaupun begitu, pergantian bahasa yang agak cepat di film ini juga cukup membingungkan untuk seseorang yang tidak bisa berbahasa Prancis atau Italia. Namun, biasanya bahasa-bahasa asing tersebut memang digunakan untuk dialog yang tidak terlalu krusial.

Walaupun kisah cinta Elio dan Oliver tidak berakhir bahagia, akhir sedih dari cerita mereka justru membuat film ini lebih menarik. Penonton kembali dihadapkan oleh realitas kehidupan yang tidak selalu sesuai dengan ekspektasi. Sad ending dari film ini juga menggambarkan bahwa belum semua orang dapat menerima hubungan yang dimiliki oleh Elio dan Oliver ini, terutama mengingat film tersebut yang berlatar di tahun 1983. Akhir dari cerita ini semakin menambah kesan realistis yang dibawakan oleh film ini sejak awal.

Film Call Me by Your Name ini telah mendapat penghargaan Oscar pada 2018 dalam kategori Skenario Adaptasi Terbaik dengan Timothée Chalamet yang juga termasuk sebagai nominasi Penampilan Terbaik oleh Aktor dalam Peran Utama. Film ini menghadirkan kisah cinta yang heartwarming sekaligus heart-breaking di saat yang bersamaan. Secara keseluruhan, film ini merupakan film coming of age yang menarik untuk ditonton, terutama bagi remaja yang sedang melalui proses pendewasaan.

Teks: Ananda Nayla
Foto: Istimewa
Editor: Ruth Margaretha M.

Pers Suara Mahasiswa UI 2021
Independen, Lugas, dan Berkualitas!