Seleksi Masuk Universitas Indonesia (SIMAK UI) menjadi perbincangan hangat di media sosial X sejak Minggu (14/07). Bermula ketika sejumlah pengguna X mengunggah bukti-bukti yang mengindikasikan telah terjadinya kecurangan dalam ujian seleksi calon mahasiswa baru (camaba) UI 2024 melalui jalur mandiri tersebut. Melihat hal itu, warganet pun bereaksi dengan berbagai tanggapan, mulai dari mengomentari unggahan, melampirkan bukti-bukti tambahan, hingga menggamit akun media sosial resmi dan menghubungi surel (e-mail) UI selaku penyelenggara ujian.
Suara Mahasiswa (Suma) UI menemukan bahwa bukti kecurangan diunggah pertama kali oleh seorang anonim melalui sebuah akun base X bernama @snbtfess. Bersamaan dengan hari pelaksanaan SIMAK UI 2024 untuk program Sarjana dan Vokasi Kelas Reguler (SIMAK Reguler) secara daring (online) pada 14 Juli lalu, pengirim mengunggah sebuah mention confess (menfess) dengan melampirkan sebuah gambar tangkapan layar dari laman web StudyX (studyx.ai) yang menampilkan soal beserta pas foto, nama, dan data ujian dari salah satu peserta berinisial S.
“stud! kalo ga mampu jangan curang yaaa ♥️,” cuitan pengunggah melengkapi gambar itu.
Sebagai informasi, StudyX merupakan sebuah asisten belajar berbasis kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) yang sedang tren di dunia pendidikan saat ini, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa.
AI memiliki catatan mengenai pengguna layanannya. Secara umum, AI menggabungkan berbagai data dan menganalisisnya untuk mengenali pola. Dalam kasus kecurangan ini, platform studyx.ai menyimpan tangkapan layar soal-soal dari peserta ujian SIMAK UI. Jadi, ketika pengguna ingin mencari soal yang sama, data peserta dapat muncul dalam hasil pencarian di halaman Google Images.
Dalam kasus kecurangan ini, platform studyx.ai menyimpan tangkapan layar soal-soal dari peserta ujian SIMAK UI. Ketika pengguna ingin mencari soal yang sama, data peserta dapat muncul dalam hasil pencarian di halaman Google Images. Sebagai contoh, ketik ‘site:studyx.ai penalaran logika’ di Google Images, maka soal-soal serupa akan muncul. Sayangnya, tangkapan layar yang diunggah oleh peserta tidak hanya menampilkan soal, tetapi juga foto dan nama lengkap peserta.
Dalam waktu singkat, menfess tersebut berhasil menjadi topik hangat di X karena meraih banyak pelibatan pengguna (user engagement), khususnya dari para pengguna yang sama-sama bercita-cita menjadi camaba UI 2024 melalui SIMAK UI. Merasa dirugikan karena adanya kecurangan itu, mereka pun berbondong-bondong mengupayakan agar menfess tersebut bisa mendapatkan atensi publik yang lebih luas.
Dari sekian banyak pengguna yang mengunggah ulang menfess itu, ada sebuah unggahan ulang oleh akun bernama pengguna @lovaraela yang berhasil menarik perhatian warganet.
Melalui unggahan ulangnya, dia melampirkan sebuah bukti kecurangan oleh peserta lain berinisial I. Lampiran bukti pada unggahan itu menampilkan soal ujian dalam bahasa Inggris yang mengindikasikan bahwa I adakah peserta SIMAK UI Kelas Khusus Internasional (SIMAK KKI) 2024 pada 30 Juni lalu.
Tidak sampai di situ, unggahan tersebut semakin ramai setelah sebuah akun dengan nama pengguna @aintnokale mengirimkan sebuah gambar pada kolom balasan. Gambar itu menunjukkan tangkapan layar dari laman penerimaan.ui.ac.id yang menyatakan kelulusan I sebagai camaba UI pada program studi Pendidikan Dokter KKI - Gelar Ganda.
Menanggapi kenyataan itu, warganet pun membanjiri unggahan @aintnokale dengan berbagai reaksi. Reaksi yang paling ramai berupa balasan-balasan yang menggamit akun resmi X UI (@univ_indonesia) dan akun resmi X SIMAK UI (@SIMAK_UI). Sejumlah warganet juga turut menyertakan cuitan-cuitan yang meminta UI untuk menindaklanjuti kecurangan yang terjadi maupun membatalkan kelulusan I dan para peserta ujian lainnya yang terindikasi melakukan tindak kecurangan.
“Mohon ditindaklanjuti. Jangan diam saja, @univ_indonesia dan @SIMAK_UI !” cuitan balasan oleh salah satu akun bernama pengguna @Aerlangga333.
“Tag dekannya aja. Lumayan aktif beliau di Twitter xixixi 👀,” cuitan @GilangPakeNG yang disambut balasan oleh warganet dengan menggamit akun X resmi milik Ari Fahrial Syam selaku Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UI yang bernama pengguna @DokterAri.
Tanggapan Pihak UI
Semakin bertambahnya unggahan-unggahan yang menunjukkan indikasi kecurangan dalam pelaksanaan SIMAK UI 2024 dan cuitan-cuitan yang tertuju kepada pihak UI membuat UI mau-tidak mau harus memberikan tanggapan. Tanggapan pertama berasal dari Dekan FKUI yang langsung membalas salah satu gamitan terhadap akunnya.
“Sudah diteruskan ke pihak Universitas🙏🙏🙏,” balas @DokterAri pada Senin (15/07) yang segera mendapatkan banyak respons positif dari warganet.
Setelah dua hari tak memberi respon sejak kasus viral, akhirnya UI secara resmi mengunggah tanggapannya terhadap permasalahan tersebut di laman web ui.ac.id pada Selasa (16/07). Dalam unggahan berjudul “Informasi Terkait Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Indonesia Melalui Jalur Seleksi Mandiri”, UI mengaku bahwa beragam isu meresahkan terkait pelaksanaan SIMAK UI selalu muncul setiap tahunnya, khususnya yang berkaitan dengan praktik perjokian dan tawaran bantuan orang dalam untuk meluluskan para peserta ujian. Sebagai tindakan pencegahan, UI juga mengaku bahwa pihaknya telah mempertimbangkan dan memperhatikan dengan cermat segala tindak ketidakjujuran dalam pengerjaan SIMAK UI.
Menanggapi indikasi kecurangan yang terjadi pada SIMAK UI Reguler 2024, UI menjelaskan bahwa pihaknya akan menerapkan mekanisme antisipatif agar dapat meminimalkan lulusnya para peserta yang terduga melakukan kecurangan. Mekanisme antisipatif itu berupa penentuan kelulusan peserta berdasarkan hasil penggabungan skor Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan skor SIMAK UI yang masing-masing berbobot 50%.
“Di antara beberapa tindakan dan mekanisme antisipatif yang diterapkan adalah penggunaan gabungan skor UTBK dan skor SIMAK (50% skor UTBK dan 50% skor SIMAK) dalam penentuan kelulusan seseorang melalui jalur seleksi mandiri untuk Kelas Reguler. UI juga memperhatikan kewajaran dan konsistensi skor yang diperoleh seorang peserta seleksi pada saat mengikuti UTBK dan pada saat mengikuti SIMAK,” tulis pihak UI di laman webnya.
Lebih lanjut, UI juga menanggapi indikasi kecurangan saat pengerjaan soal SIMAK KKI 2024. UI menjelaskan bahwa kelulusan para peserta ujian untuk program studi (prodi) Pendidikan Dokter dan Pendidikan Dokter Gigi bukan hanya berdasar pada nilai SIMAK-nya, melainkan juga pada hasil dua tes berikutnya, yaitu tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) dan tes Multiple Mini Interview (MMI).
Setelah memberikan tanggapan dan penjelasan, UI menutup unggahan tersebut dengan ucapan terima kasih kepada masyarakat atas pertanyaan dan masukan yang berkaitan dengan penyelenggaraan SIMAK UI. UI juga meyakinkan masyarakat bahwa pihaknya akan bersungguh-sungguh untuk mengusahakan penerapan nilai kejujuran dan ketepercayaan. Untuk mewujudkan hal itu, UI berharap agar masyarakat berkenan untuk melaporkan segala bentuk ketidakjujuran dan kecurangan yang terdapat dalam pelaksanaan ujian kepada UI.
“Jika masyarakat menemukan atau mengetahui oknum yang melakukan atau mencoba melakukan segala bentuk ketidakjujuran dan kecurangan, dapat melaporkannya secara resmi kepada UI agar dapat ditindaklanjuti. Jika memang terbukti melakukan ketidakjujuran atau kecurangan, maka UI akan mengambil tindakan yang sesuai,” pesan UI kepada masyarakat.
Selain memberikan pernyataan di laman web, berdasarkan lansiran dari artikel “Penjelasan Kampus soal Nilai Peserta Simak UI yang Diduga Gunakan AI dan Lolos Jadi Maba” yang tayang di laman Tempo pada hari ini (18/07), Amelita (Kepala Biro Humas UI) menyampaikan kepada Tempo, “Tentu, nama-nama yang disampaikan di media sosial ini kami telusuri. Namun, ternyata hasil tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) dan Multiple Mini Interview (MMI)-nya bagus.”
Amelita menyampaikan bahwa isu-isu yang mengkhawatirkan atau mengganggu konsentrasi calon mahasiswa baru sering muncul selama proses SIMAK UI. Salah satunya adalah klaim bahwa beberapa pihak memperoleh bantuan dari individu tertentu untuk diterima di UI. Ada juga yang mengaku sebagai orang dalam dan menawarkan bantuan serupa.
Namun, Amelita menerangkan, penyelenggaraan seleksi calon mahasiswa baru melalui jalur seleksi mandiri menggunakan sistem yang sangat cermat. Mereka menegaskan bahwa praktik perjokian atau bantuan dari orang dalam tidak terjadi selama proses ujian, dan semua calon peserta diuji secara adil untuk menjadi mahasiswa UI.
Tak Puas dengan Tanggapan UI, Camaba Kembali Kritik UI
Tanggapan resmi dari pihak UI justru menuai banyak respons negatif. Umumnya, berupa pernyataan tidak setuju oleh para camaba UI 2024 terhadap adanya penentuan kelulusan SIMAK UI Reguler berdasarkan gabungan skor UTBK dan skor SIMAK UI. Mereka merasa dirugikan oleh masing-masing skor yang bobotnya sama-sama sebesar 50 persen.
“ARE YOU KIDDING ME??! 50% SKOR UTBK YANG BENER AJEEE TAU GITU NGAPA GA PAKE SKOR AJA SEKALIAN, gimana yang udah belajar sampe ga tidur??! ada orang yang skor utbk kecil makanya usahain simak biar skor gede malah 5[0]:5[0]??!,” cuitan keresahan dari seorang peserta ujian dengan akun X bernama pengguna @studymineeee.
Unggahan yang dilengkapi dengan lampiran yang menampilkan tanggapan UI di laman webnya itu pun menjadi viral dalam sekejap. Para warganet yang merasa senasib dengan @sstudymineeee pun mengajukan berbagai pertanyaan dan menyampaikan berbagai pernyataan dengan menggamit akun X UI dan SIMAK UI di kolom balasan.
“@SIMAK_UI maaf bgt min tapi kasian org org yang belajar buat simak dan maksimalin di tes ini harus dianggap kecurangan karena skor simaknya lebih bagus drpd utbk, coba min pertimbangan lagi minimal kalo mau di compare sama skor utbk jangan 50:50, kalo bisa snbt nya 30% aja,” tulis @skibidipbidip.
“@SIMAK_UI @univ_indonesia … Kalau takut ada banyak kecurangan seharusnya bisa dibuat sistem pengawasan lebih ketat bukannya merubah mekanisme penilaian secara mendadak dan merugikan banyak orang,” saran @bluejeanys.
“mohon banget yaa @SIMAK_UI dipertimbangin lagi, dimohon banget.. gara gara yang joki/liat AI yang kena imbasnya yg org org jujur, yang uda belajar mati matian biar skor simak sempurna/maksimal. please jangan kayak gini,” ujar @tiramisul0vee.
Tidak hanya terkait pembobotan nilai untuk kelulusan SIMAK UI Reguler, tanggapan UI akan kelulusan para peserta SIMAK UI KKI yang terduga melakukan kecurangan turut mengundang kontra dari para warganet.
Tanggapan UI dinilai publik memberikan celah bagi kecurangan di SIMAK KKI karena tetap memberikan kesempatan bagi terduga pelaku untuk mengikuti tes selanjutnya yaitu MMPI dan MMI.
“Jika seorang peserta sudah terbukti melakukan kecurangan pada tahap pertama. Seharusnya sudah tetap gugur dan tidak boleh mengikuti tahap kedua. Memang ada kemungkinan peserta tidak lolos tahap kedua, tetapi saat dia curang tahap pertama apa jaminannya dia tidak akan curang lagi,” kritik akun bernama pengguna @SayaSendiri45.
Teks: Dela Sri Lestari dan Tri Handayani
Editor: Jesica Dominiq M.
Pers Suara Mahasiswa UI 2024
Independen, Lugas, dan Berkualitas!