Melanjuti aksi #AparatKeparat pada 29 Agustus lalu, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Universitas Indonesia (UI) kembali menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Selasa (09/09). Aksi bertajuk #RakyatTagihJanji ini menjadi wujud desakan agar pemerintah segera memenuhi 17+8 tuntutan yang hingga kini belum terjawab.
Menurut keterangan Juru Bicara Massa Aksi UI, Diallo Hujanbiru, aksi lanjutan ini digelar karena pemerintah masih gagal dalam menjawab dan memenuhi tuntutan rakyat. Ia menilai respons pemerintah justru mengecewakan dan terkesan mengecilkan tuntutan yang dilayangkan. Untuk itu, massa aksi telah menyiapkan kajian komprehensif dari 17 tuntutan yang akan diserahkan kepada DPR RI.
Massa Aksi Serukan Tuntutan, DPR RI Tetap Bungkam
Di depan gedung DPR RI yang tertutup rapat, berbagai orasi terus dilantangkan dengan semangat. Salah satunya dari Fawwaz, Ketua BEM FH UI yang mengecam segala kecongkakan pemerintah. “Stop berselingkuh dengan kekuasaan, stop bermain-main dengan elite lainnya, sementara [kalian] menuduh kami provokator!” tuturnya dalam orasi dengan penuh kemarahan.
Jundi, perwakilan FEB UI turut mengkritik para aparat dan wakil rakyat yang malah menggunakan fasilitasnya untuk melindas rakyat. Ia menyerukan para penguasa lupa bahwa gaji yang mereka dapat merupakan hasil dari pajak rakyat. Tak hanya dari mahasiswa, unsur dosen juga ikut menyertai massa aksi. Salah satunya, yaitu Irwansyah, Dosen Ilmu Politik UI. Ia menegaskan bahwa kita rakyat Indonesia, memiliki kewajiban untuk bangkit melawan tirani yang busuk. “Protes adalah hak, demokrasi dibentuk dari perlawanan rakyat,” tegasnya.
Aksi ini tak hanya diikuti mahasiswa UI, tetapi juga mendapat dukungan dari mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Universitas Atmajaya, dan Universitas Terbuka (UT). Kehadiran berbagai elemen masyarakat sipil semakin memperkuat suara massa meski hanya empat kampus yang terlibat langsung. Namun, hingga aksi usai, tak ada satu pun perwakilan DPR RI yang keluar menemui massa. Sekitar pukul 17.50 WIB, aksi ditutup dengan damai setelah perwakilan mahasiswa membacakan poin-poin rilis sikap.
Bunyi Rilis Sikap Massa Aksi
Dalam rilis sikap aksi ini, massa aksi menekankan tiga poin utama, yaitu:
Selain itu, Fawwaz menegaskan bahwa massa aksi tetap membawa 17+8 tuntutan sebagai jalan menuju kesejahteraan rakyat. “Kami mengundang seluruh masyarakat Indonesia, buruh, tani, mahasiswa, rakyat desa, rakyat kota, dan seluruh simpul beserta aliansi yang ada di indonesia untuk menuntut pemerintah secara lebih tegas,” akhir Fawwaz.
Teks: Alya Granita Putri, Vania Shaqila Noorjanah
Editor: Dela Srilestari
Foto: Naswa Dwidayanti K.
Desain: Kania Puri A. Hermawan
Pers Suara Mahasiswa UI 2025
Independen, Lugas, dan Berkualitas!
Melanjuti aksi #AparatKeparat pada 29 Agustus lalu, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Universitas Indonesia (UI) kembali menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Selasa (09/09). Aksi bertajuk #RakyatTagihJanji ini menjadi wujud desakan agar pemerintah segera memenuhi 17+8 tuntutan yang hingga kini belum terjawab.
Menurut keterangan Juru Bicara Massa Aksi UI, Diallo Hujanbiru, aksi lanjutan ini digelar karena pemerintah masih gagal dalam menjawab dan memenuhi tuntutan rakyat. Ia menilai respons pemerintah justru mengecewakan dan terkesan mengecilkan tuntutan yang dilayangkan. Untuk itu, massa aksi telah menyiapkan kajian komprehensif dari 17 tuntutan yang akan diserahkan kepada DPR RI.
Massa Aksi Serukan Tuntutan, DPR RI Tetap Bungkam
Di depan gedung DPR RI yang tertutup rapat, berbagai orasi terus dilantangkan dengan semangat. Salah satunya dari Fawwaz, Ketua BEM FH UI yang mengecam segala kecongkakan pemerintah. “Stop berselingkuh dengan kekuasaan, stop bermain-main dengan elite lainnya, sementara [kalian] menuduh kami provokator!” tuturnya dalam orasi dengan penuh kemarahan.
Jundi, perwakilan FEB UI turut mengkritik para aparat dan wakil rakyat yang malah menggunakan fasilitasnya untuk melindas rakyat. Ia menyerukan para penguasa lupa bahwa gaji yang mereka dapat merupakan hasil dari pajak rakyat. Tak hanya dari mahasiswa, unsur dosen juga ikut menyertai massa aksi. Salah satunya, yaitu Irwansyah, Dosen Ilmu Politik UI. Ia menegaskan bahwa kita rakyat Indonesia, memiliki kewajiban untuk bangkit melawan tirani yang busuk. “Protes adalah hak, demokrasi dibentuk dari perlawanan rakyat,” tegasnya.
Aksi ini tak hanya diikuti mahasiswa UI, tetapi juga mendapat dukungan dari mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Universitas Atmajaya, dan Universitas Terbuka (UT). Kehadiran berbagai elemen masyarakat sipil semakin memperkuat suara massa meski hanya empat kampus yang terlibat langsung. Namun, hingga aksi usai, tak ada satu pun perwakilan DPR RI yang keluar menemui massa. Sekitar pukul 17.50 WIB, aksi ditutup dengan damai setelah perwakilan mahasiswa membacakan poin-poin rilis sikap.
Bunyi Rilis Sikap Massa Aksi
Dalam rilis sikap aksi ini, massa aksi menekankan tiga poin utama, yaitu:
Selain itu, Fawwaz menegaskan bahwa massa aksi tetap membawa 17+8 tuntutan sebagai jalan menuju kesejahteraan rakyat. “Kami mengundang seluruh masyarakat Indonesia, buruh, tani, mahasiswa, rakyat desa, rakyat kota, dan seluruh simpul beserta aliansi yang ada di indonesia untuk menuntut pemerintah secara lebih tegas,” akhir Fawwaz.
Teks: Alya Putri Granita, Vania Shaqila Noorjanah
Editor: Dela Srilestari
Foto: Naswa Dwidayanti K.
Desain: Kania Puri A. Hermawan
Pers Suara Mahasiswa UI 2025
Independen, Lugas, dan Berkualitas!