Mengenal Musik Underground: Digemari Meski Kerap Disalahpahami

Redaksi Suara Mahasiswa · 5 Oktober 2021
3 menit

Aliran musik bawah tanah atau yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan musik undergroundmerupakan aliran musik yang di dalamnya terdapat beberapa subgenre. Jenis musik ini bergerak secara independen dan memiliki perbedaan dengan genre musik yang sedang populer saat ini.

Arya Putra Hananta (20), Mahasiswa ISI Yogyakarta jurusan Penciptaan Musik, mengungkapkan bahwa terdapat beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh jenis musik bawah tanah, yaitu elemen utamanya merupakan drum yang keras dan memiliki distorsi-distorsi gitar yang keras pula. Oleh karenanya, musik jenis ini hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang. Arya juga menambahkan bahwa ia sampai saat ini belum bisa menikmati musik underground karena dirinya bukan penikmat jenis musik tersebut. “Karena aku bukan penikmat musik underground, sampai sekarang masih belum bisa menemukan nikmatnya di mana, sih,” ujarnya.

Musik Underground dan Independensi Penciptaan Karya

Beberapa sub genre yang terdapat di dalam musik underground adalah punk, metal, rock, hardcore. Musik underground memang diidentikkan dengan jenis musik yang keras, tapi pada kenyataannya istilah ‘underground’ digunakan karena jenis musik ini mencerminkan nilai-nilai kemandirian dan tidak bergantung oleh pihak manapun dalam menghasilkan karya maupun dalam merilis karya.

Hal ini juga terlihat dari para pelaku musik jenis ini yang pada umumnya memasarkan hasil karya mereka melalui label musik independen. Seperti yang kita ketahui, beberapa tahun ke belakang ini label independen tengah digandrungi oleh para anak muda dari segala lapisan. Musik indie yang tengah ramai digemari oleh generasi muda saat ini bukan lagi merupakan aliran musik yang terdengar asing. Lirik lagu yang penuh makna dan melodi yang ceria menyebabkan musik indie sangat diminati. Band-band seperti Payung Teduh, Efek Rumah Kaca, The Adams, dan SORE, merupakan contoh musisi underground atau indieyang cukup digemari saat ini.

Foto: Dendi Andrian

Firnanda Alief (19), Personel band Soul Roses, mengatakan bahwa label musik yang independen sangat populer di kalangan anak muda, dikarenakan adanya pengaruh dari perkembangan teknologi. “Sekarang semuanya jadi mudah, rekaman sendiri di kamar pun bisa,” ungkapnya.

Menurutnya, label independen memiliki beberapa kelebihan yaitu adanya kebebasan dalam berkarya dan berekspresi. Musik di label independen cenderung lebih bebas dalam pembuatan suatu karya karena tidak adanya keterikatan dengan perusahaan label dan tidak memiliki kekhawatiran tentang lirik lagu yang akan disensor. Menurut Alief, masalah budgeting atau anggaran merupakan salah satu kekurangan yang dimiliki oleh label musik ini. Video musik yang dirilis oleh major labeltentunya jauh lebih mantap dibanding yang dirilis oleh label musik independen, karena memiliki budgeting yang lebih besar.

Bukan Hanya “Musik” Semata

Foto: M. Faiz Mudrika

Musik underground bukan hanya dinikmati sebagai hiburan saja. Aliran musik ini juga dapat berfungsi sebagai kritik politik, sosial, dan ekonomi. Musik ini difungsikan oleh para pelaku musiknya untuk menyinggung kondisi politik, kehidupan sosial di suatu negara. Pergerakan musik underground di Indonesia pada tahun 90-an juga memiliki andil dalam proses transformasi kondisi politik di negara ini. Pada masa itu, pergerakan musik ini aktif terlibat dalam gerakan mahasiswa di tahun 90-an dan berhasil menggulingkan pemerintahan Soeharto.

Di era modern seperti saat ini, para pelaku musik undergroundmempromosikan hasil karya mereka melalui media sosial seperti Instagram, Twitter, Soundcloud, TikTok, Facebook, dan lain-lain. Banyaknya medium dan wadah yang mendukung untuk melahirkan karya, membuat musik ini memiliki perkembangan yang semakin cepat. Diharapkan dengan perkembangan musik underground yang pesat ini juga dapat melahirkan banyak musisi-musisi dan karya-karya yang berkualitas agar dapat lebih mudah untuk dinikmati oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

Teks: Dyaning Pramesti Putri
Foto: Dendi Andrian, M. Faiz Mudrika
Editor: Nada Salsabila

Pers Suara Mahasiswa UI 2021
Independen, Lugas, dan Berkualitas!