Judul: Rules of Love
Pengarang: Esty Dyah Imaniar, Dimursi Maryati (ilustrator)
Penerbit: Metagraf, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Tahun terbit: 2018, cetakan pertama
Perkara cinta memang tak pernah mudah untuk dinalar secara logika. Alih-alih menemukan jawaban dari segala tanya dalam kepala, tak jarang seseorang malah semakin terjerembab ke dalam jurang nestapa. Menyadari hal tersebut, Esty Dyah Imaniar mengeluarkan sebuah karya bertajuk Rules of Love sebagai panduan memahami cinta untuk kita semua. Dalam Rules of Love, Esty tidak hanya mempersempit definisi cinta kepada orang lain saja, tetapi juga terhadap diri sendiri dan lingkungan seorang manusia.
Sesuai dengan namanya, Rules of Love berisi sebanyak dua puluh dua aturan yang dapat membantu seseorang ketika berhadapan dengan entitas tak kasat mata bernama cinta. Tak hanya sekadar aturan-aturan semata, Rules of Love juga mengelompokkan aturan-aturan tersebut sesuai dengan tahap siklus yang dialami oleh seseorang, mulai dari pencarian cinta hingga menyikapi perpisahan dengan seseorang yang dicintai. Melalui Rules of Love, Esty berusaha untuk mengupas cinta dengan menggunakan artikel-artikel ilmiah dan riset yang dilakukan oleh peneliti. Dengan demikian, pembahasan mengenai cinta dalam buku ini bukan hanya berdasar pada perasaan saja, tetapi juga pada penggunaan logika pula.
Dalam bab pertama buku ini, kita akan disuguhkan tahap pertama yang harus dilalui setiap orang dalam perjalanan cinta, yaitu pencarian atas cinta itu sendiri. Pada bab pertama, kita akan lebih difokuskan pada proses mencintai diri sendiri sebelum masuk ke dalam tahap mencintai orang lain. Setelah pemahaman mencintai diri sendiri sudah dapat dimengerti, barulah Esty melanjutkan aturan yang berikutnya—pada bab yang sama—tentang mencintai orang lain. Dalam salah satu halaman buku ini, tepatnya halaman 44, Esty menjabarkan secara singkat mengenai jenis-jenis cinta yang pernah ia baca dalam sebuah artikel milik Lachlan Brown. Dari artikel tersebut, Esty menyimpulkan bahwa seorang manusia hanya mengalami sebanyak tiga kali jatuh cinta dalam hidupnya. Adapun jenis-jenis cinta tersebut terdiri dari idealistic love, hard love, dan unexpected love.
Berlawanan dari bab pertama, pada bab kedua Rules of Love, Esty membahas tentang bagaimana mencintai orang lain setelah sebelumnya kita disuguhkan tentang bagaimana mencintai diri sendiri. Dalam bab kedua, Esty membahas permasalahan yang terjadi ketika seseorang sedang berada dalam tahap jatuh cinta. Salah satu permasalahan tersebut berkaitan dengan body shaming yang mana penampilan fisik seharusnya tidak menjadi alasan dasar dalam mencintai orang lain. Esty menyinggung kelas kajian budaya yang pernah diikutinya dan mengatakan bahwa tampilan manusia (khususnya perempuan) kerap dijadikan komoditas pasar. Permasalahan lain yang disajikan mencakup permasalahan terkait komunikasi dan konfirmasi yang seharusnya dilakukan seseorang agar tidak terlalu lama menunggu dalam ketidakpastian. Oleh karena itu, bab kedua Rules of Love akan lebih terasa berusaha mengajari kita untuk tidak menghakimi orang lain dan segera mengonfirmasi segala hal yang dirasa membingungkan dengan orang yang kita cintai.
Setelah berhasil mencintai diri sendiri dan orang lain, Rules of Love membawa kita pada tahap ketiga, yaitu tahap ketika seseorang berada dalam sebuah hubungan percintaan dengan orang lain. Pada tahap ketiga sekaligus bab ketiga buku ini, aturan-aturan akan berfokus pada keberlangsungan hubungan seperti obrolan-obrolan kecil dan pengabdian yang tulus kepada seseorang yang kita cintai. Namun, bab ini tidak hanya berfokus pada hubungan pasangan lawan jenis saja, melainkan juga hubungan terhadap keluarga yang juga harus dilakukan dengan aturan yang sama. Esty juga mengatakan bahwa ketika seseorang sedang berada dalam sebuah hubungan, mereka tidak boleh terbutakan oleh cinta mereka berdua hingga melupakan apa saja yang terdapat dalam dunia ini. Sebagai penutup bab ini, Esty mengeluarkan aturan untuk tidak mengkhianati orang yang kita cintai sebagai aturan ketujuh belas.
Sebagai bab keempat sekaligus bab penghujung Rules of Love, Esty membahas mengenai tahap ketika hubungan yang dijalani oleh seseorang harus berujung pada perpisahan. Berbagai macam aturan seperti memaafkan diri sendiri dan orang yang kita cintai mewarnai bab penutup ini dengan baik. Esty memahami bahwa kehilangan seseorang yang kita cintai dapat menjadi hal yang sangat sulit untuk diterima. Namun, Esty juga memperingati kita untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan tersebut dan tetap menjadi diri kita sendiri sebagaimana disebutkan pada bab pertama. Pada akhirnya, Esty mengatakan bahwa tidak ada aturan pasti dalam perkara cinta karena sejatinya kita hanya perlu mencintai dengan tulus dan melepaskan dengan ikhlas untuk dapat hidup secara bahagia.
Meskipun tidak ada aturan pasti mengenai perkara cinta itu sendiri, Rules of Love dapat menjadi acuan sekaligus pembuka mata bagi kita yang sedang berurusan dengan percintaan. Perpaduan logika dan perasaan yang dihadirkan oleh Esty melalui Rules of Love mempermudah kita memahami cinta sebagai pengetahuan. Pembawaan bahasa yang tidak rumit dan berbelit membuat kita dapat memahami isi buku ini meskipun dicampuri dengan beberapa bahasan ilmiah. Dengan demikian, Rules of Love menjadi cocok untuk dinikmati oleh siapa pun yang ingin mengetahui pembahasan mengenai cinta dari sudut pandang lain yang tidak biasa.
“All you need is to love deeply. And to leave sincerely. That’s how you can live happily.”
Teks: Dimas Rama
Foto: Istimewa
Ilustrasi: Anggit P.
Editor: Ruth Margaretha M.
Pers Suara Mahasiswa UI 2021
Independen, Lugas, dan Berkualitas!