Menyoal Integritas Pimpinan BEM UI: Jogging Ceria atau Aksi, Pilih yang Mana?

Redaksi Suara Mahasiswa · 24 Maret 2022
4 menit

Belum genap satu kuartal sejak dilantik sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa 2022, sebuah noktah hitam telah ditorehkan Bayu Satria Utomo. Melalui unggahan kanal media sosial Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia, Bayu kedapatan tengah mengikuti olahraga jalan santai bersama Ketua Majelis Wali Amanat UI, Direktur Bank Negara Indonesia 46, Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia, dan Wakil Rektor 1 UI di Gelora Bung Karno, Senayan, pada Selasa 15 Maret 2022 pagi. Dalam keterangan unggahan tersebut, disebutkan Bayu tengah mengikuti kegiatan tersebut bersama dengan tiga pengurus inti BEM UI 2022, yakni Arinny Shafira, Amira Widya, dan Bibit Bimantoro. Dua slide foto yang dicantumkan menggambarkan betapa akrabnya peserta jalan pagi itu, yang mengabadikan peristiwa dengan pose senyum mengembang sesudah jalan pagi selesai.

Tak ada masalah yang benar-benar serius dari kegiatan jalan pagi itu, sampai publik mengetahui lewat unggahan susulan dari akun Serikat Mahasiswa Progresif UI bahwa “jogging ceria” yang dilanjutkan obrolan santai itu dilakukan Bayu pada hari, jam, mungkin di detik yang sama, ketika ratusan mahasiswa UI bersama sejumlah organisasi pegiat lingkungan hidup tengah melancarkan demonstrasi bertajuk #BersihkanBankmu di depan Graha BNI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Demonstrasi hari Selasa pagi itu bertujuan menuntut tanggung jawab bank pelat merah tersebut atas pendanaan mereka kepada sejumlah perusahaan tambang batu bara yang tidak lain dan tidak bukan merupakan salah satu bisnis penyumbang kerusakan iklim terbesar selama beberapa tahun terakhir. Praktik pendanaan tersebut menjadi kekecewaan mendalam, terutama karena BNI adalah mitra utama dalam pembayaran Biaya Operasional Pendidikan mahasiswa UI. Dengan kata lain, secara tidak langsung, mahasiswa UI ikut mendanai perusahaan tambang penyumbang kerusakan iklim.

Sudah Tidak Kaget Lagi

Terbongkarnya dua momen koinsidental ini jelas memicu reaksi keras, terutama dari peserta aksi yang terkejut dan tidak habis pikir dengan perbuatan Bayu dan kawan-kawannya. Pasalnya, suara ratusan peserta aksi yang berpanas-panasan di depan Graha BNI itu tidak lain ditujukan kepada Direktur BNI, Sis Apik Wijayanto, sosok yang dalam unggahan foto bersama itu hanya berjarak beberapa bahu dari Bayu, yang baru menduduki kursi ketua dalam tubuh organisasi kepemimpinan mahasiswa tingkat UI. Keterkejutan itu bertambah, mengingat peserta aksi di hari Selasa itu gagal menemui Sis Apik Wijayanto, dan hanya bisa menerima keterangan tak berkesan dari perwakilan kantor pusat BNI, tanpa kelanjutan yang berarti.

Kepada Suara Mahasiswa, Ketua Serikat Mahasiswa Progresif UI selaku pihak yang telah berani meniup peluit tentang insiden ini, Fawwaz Nurrudin, menyatakan bahwa Ia baru mengetahui soal kongko-kongko Ketua BEM UI bersama elite-elite kampus dan BUMN itu, sekitar satu-dua hari setelah aksi demonstrasi berakhir dengan daya ledak tak seberapa. “Teman-teman tahu pertama kali, dari rekan-rekan (Departemen-Red) Sosial Politik (BEM-Red) sekitar hari Kamis atau Jumat, waktu mereka kebetulan melihat post Majelis Wali Amanat. (Unggahan-Red) itu naik [pada hari] Rabu, tapi mereka jogging itu, persis saat kita sedang demo,” tukas Fawwaz. “Dari teman-temanku, mereka pada bilang, ‘Ini apa-apaan?’ Langsung jeger, lah itu. Mereka yang aksi dan yang jogging itu di hari yang sama, di jam yang sama. Terjadi plot twist di sini, koordinator aksi di lapangan adalah Melki, kepala Sospol BEM, tetapi Ketua BEM-nya ilang” sambungnya.

Mengetahui kenyataan pahit itu, secara pribadi Fawwaz menyatakan tidak terkejut. “Kenapa gua enggak kaget? Karena sejak tahun-tahun sebelumnya, kalau Ketua BEM bersinggungan dengan elite-elite atau bahkan dengan orang yang didemo, itu sudah menjamur, gitu, lho.” Fawwaz juga menambahkan, tidak menutup kemungkinan apabila keakraban antara BEM dan elite yang sudah direkayasa ini menjadi bagian dari mata rantai kontrol kekuatan politik luar kampus yang hendak masuk ke dalam gerakan mahasiswa.

Lebih lanjut, Fawwaz menjelaskan, hal ini rentan mewujudnyatakan kekhawatiran selama ini, yaitu bagaimana gerakan mahasiswa tidak dihancurkan dari luar, tetapi justru menghancurkan dirinya sendiri. “Fenomena ini menjadi bukti kemunduran kesekian kalinya, kemunduran teramat jauh dari cita-cita masyarakat yang mengharapkan gerakan mahasiswa menjadi moral guardian. Coba bayangkan, apa jadinya kalau kongko dengan penguasa dinormalisasi? Ini harus dijadikan pelajaran penting, bukti bahwa kekuasaan eksekutif harus diawasi,” sesal Fawwaz sambil tertawa pahit.

Tidak Tahu Ada Direktur

Pers Suara Mahasiswa UI juga berhasil mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai seseorang yang sedang diperbincangkan dalam 24 jam terakhir, yakni Bayu Satrio Utomo selaku Ketua BEM UI 2022. Dalam wawancara dua belas menitnya bersama Suma UI, jawaban utama yang berusaha Ia tekankan untuk publik yang mempertanyakan etika politiknya adalah bahwa pada awalnya Ia tidak menyangka bahwa pertemuan tersebut akan turut melibatkan Direktur Utama BNI, yang dalam waktu bersamaan sedang dituntut dalam aksi yang bertepatan di depan Graha BNI untuk membersihkan afiliasi BNI dengan perusahaan yang mendukung pengrusakan lingkungan.

“Pertama, yang bisa gue ceritakan ini adalah agenda silaturahmi—pertemuan BEM, MWA dan ILUNI—yang dilakukan oleh stakeholder UI. Yang gue tahu, pada agenda tersebut yang hadir hanya MWA dan ILUNI UI. Namun, tiba-tiba ketika sampai di sana gue dikenalkan oleh orang yang merupakan direktur BNI. Posisi gue di sana tidak mengetahui Direktur BNI akan hadir pada pertemuan saat itu.” Ucapnya dengan nada santai.

Terlepas dari semua pembelaan yang telah dilontarkan, perlu digaris bawahi bahwa terjadi ketidakserasian antara aksi yang coba digalakkan mahasiswa UI dengan pertemuan para pimpinan stakeholder UI dengan sang Dirut. Selanjutnya, Bayu juga menambahkan bahwa ketidakhadiran Bayu dalam aksi di depan Graha BNI juga menjadi sorotan utama. Melalui lanjutan wawancara dengan Suara Mahasiswa, Bayu menceritakan adanya force majeure yang menyebabkan dirinya terlambat menghadiri aksi.

“Untuk hal itu, memang kita sudah sama-sama mengatur schedule. Namun, pada kejadian tersebut ada force majeure yang membuat gue telat menghadiri aksi di Graha BNI. Kemudian, gue meminta Melki untuk mewakilkan,” jelas Bayu.

Jogging, Tindakan Politis atau Sekadar Silaturahmi?

Ketika Suara Mahasiswa menanyakan mengenai arah politik yang akan dibawa BEM UI kedepannya, apakah akan tetap menggunakan pendekatan “konfrontatif” kepada para pemangku kebijakan seperti beberapa tahun sebelumnya. Bayu menjawab akan menerapkan unsur gerakan sosial dan gerakan politik dengan berimbang.

“Untuk hal tersebut, gue akan tetap memperjuangkan isu bersama. Gue percaya gerakan sosial harus diimbangi dengan gerakan politik yang dapat tersampaikan langsung kepada para pembuat kebijakan.”

Lantas, rasa penasaran publik menggiring pertanyaan mengenai apakah jogging yang telah terjadi bersamaan dengan aksi di depan Graha BNI termasuk kedalam gerakan politis atau sosial? Bayu sontak menjawab bahwa jogging tersebut merupakan bentuk silaturahmi dengan para stakeholder di UI, yakni MWA UI, ILUNI dan Direktur BNI yang tidak Ia ketahui kedatangannya sebelumnya.

Melalui unggahan klarifikasi di akun Instagram pribadinya, Bayu juga menambahkan bahwa Ia akan tetap mendukung gerakan #BersihkanBankmu dan tak ada satupun kejadian yang mengubah sikapnya terhadap gerakan tersebut.


Teks : Muhammad Akhtar Jabbaran dan Chris Wibisana
Foto : Istimewa
Editor : Dian Amalia Ariani dan Syifa Nadia

Pers Suara Mahasiswa UI 2022
Independen, Lugas, dan Berkualitas!