Pemira FISIP 2022 Tanpa Calon Ketua BEM: Macan Jadi Kambing?

Redaksi Suara Mahasiswa · 7 Desember 2022
3 menit

Tanpa satupun pasangan calon yang mengambil berkas pendaftaran untuk melaju dalam kontestasi memperebutkan kursi Ketua BEM FISIP 2023, Komite Pemilihan Raya (KPR) FISIP UI memilih jalan terus dan tetap menyelenggarakan kontestasi elektoral tersebut dengan pembukaan Grand Launching dan Eksplorasi Pemira FISIP 2022. Dengan keadaan demikian, Pemira FISIP tahun ini hanya diarahkan untuk memilih Dewan Perwakilan Mahasiswa dan ketua Himpunan Mahasiswa untuk empat dari tujuh departemen di FISIP. Kejadian tanpa preseden ini ditengarai sebagai salah satu implikasi kemelut elektoral yang terjadi berlarut-larut dalam Pemira FISIP 2021.

Dengan memindahkan lokasi dari semula di Pelataran FISIP ke Kantin akibat hujan yang cukup deras, Grand Launching dan Eksplorasi dimulai dengan keterlambatan 70 menit dari jadwal yang mengundang IKM FISIP pukul 17.00. Udara sejuk sehabis hujan membangun suasana bersama asap rokok yang tercium sangat pekat meski Eksplorasi diselenggarakan di area yang digantungi spanduk besar Dilarang Merokok. Sesi pertama dibuka dengan sambutan Ketua KPR FISIP, Blue Matthew Clemens Herlambert (Kriminologi 2019) dan Wakil Dekan Kemahasiswaan FISIP, Raymond Michael Menot.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan amat menyayangkan ketiadaan satupun pasangan calon dari ribuan mahasiswa FISIP yang bersedia menjadi Ketua BEM 2023. “Ketua BEM-nya mana? Apa sekarang macan FISIP sudah jadi kambing? Mana calon pemimpin masa depan kita?” Ia menekankan betapa jiwa kepemimpinan haruslah diawali dari kesediaan, bukan karena dorongan atau paksaan orang lain. “Yang sekarang kita perlu, apalagi menjelang tahun 2024, adalah kesadaran dan keberanian untuk memimpin,” tukasnya menutup sambutan, diikuti pemukulan gong yang secara resmi membuka kontestasi elektoral nireksekutif tersebut.

Barisan Calon DPM Tidak Sejalan

Panggung pertama diserahkan pembawa acara kepada Rafi Dartaman (Kriminologi 2020) yang mencalonkan diri untuk jabatan DPM Umum FISIP 2023. Dalam perkenalannya, Rafi terus-terang mengakui tujuannya mencalonkan diri adalah menciptakan iklim demokrasi yang partisipatoris di FISIP. “Gua dianggap mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang red), jadi kalau gua mengkritik BEM, orang-orang melihatnya, ‘Lo siapa sih?’ Ini tanda iklim organisasi belum inklusif,” ujarnya. Lebih lanjut, Rafi menilai demokrasi bukanlah proses, melainkan tujuan. Hal ini karena sebagai proses, maka regenerasi yang terus-menerus berputar di kalangan itu-itu saja juga merupakan bukti proses.

“Buat apa Kastrat teriak-teriak oligarki, kalau di lingkungan kita sendiri, badan kemahasiswaan sangat eksklusif?” gugatnya. Visi inilah yang ia bawa sebagai calon DPM Umum, yakni dengan pertama-tama mempersiapkan jaring demokrasi yang baik, demi lembaga legislatif yang semakin inklusif.

Berbeda dengan Rafi yang membawa konsep besar mentransformasikan lembaga kemahasiswaan menjadi partisipatoris-inklusif, calon DPM Perwakilan Ilmu Politik, Gabriel Rico Tarorian (Ilmu Politik 2020) menyasar kenyataan mandeknya aspirasi mahasiswa yang tidak sampai ke pemangku kepentingan. Ia menganggap miskoordinasi menjadi salah satu masalah yang perlu diperbaiki untuk pelayanan aspirasi yang terorganisasi dan optimal. “Misalkan dalam sistem perundang-undangan yang ada di FISIP, masih banyak yang tidak tahu,” imbuhnya.

Pandangan yang lebih abstrak dan normatif dari dua kandidat lain disuarakan oleh Naufal Rizqi Rabbani (Ilmu Hubungan Internasional 2021) sebagai calon DPM Perwakilan Ilmu Hubungan Internasional. Ia menyederhanakan tujuan pencalonannya dalam tiga butir, yakni mempererat kerja sama antara himpunan, BEM, dan DPM; menyalurkan aspirasi mahasiswa di departemen secara khusus maupun di fakultas secara umum; serta mempromosikan DPM yang selama ini dinilai kurang dikenal kinerja dan pencapaiannya.

Calon Himpunan Satu Pandangan

Sementara kandidat DPM memiliki dan menyampaikan visi sendiri-sendiri tentang motif pencalonan mereka, empat pasangan calon ketua dan wakil ketua himpunan mahasiswa, yakni Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HMHI), Himpunan Mahasiswa Kriminologi (HIMAKRIM), Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HMIK), dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HMIP) cenderung memiliki satu pandangan, yakni memajukan himpunan sebagai “rumah kedua” bagi mahasiswa di departemen masing-masing.

Visi strategis mengembalikan himpunan sebagai lembaga yang pertama kali dijangkau mahasiswa untuk mengaktualisasikan diri sekaligus mengakomodasi kepentingan ini diutarakan langsung saat panggung diserahkan pada Alvi Fernandy (Ilmu Politik 2020), calon Ketua HMIP 2023. Melengkapi calon ketuanya, Asda Al-Islami (Ilmu Politik 2020) sebagai calon wakil menambahkan adanya keresahan yang ia tangkap bahwa selama ini HM dipimpin dengan gaya BEM menjadi dasar mereka untuk mengembalikan nilai kekeluargaan, tanpa mengurangi kualitas performa organisasi itu sendiri.

Pandangan serupa juga diutarakan calon Ketua HIMAKRIM 2023, Rifqi Mulyanto, yakni agar hendaknya mahasiswa datang ke kampus tak ubahnya bergerak “dari rumah ke rumah”. Maksudnya, ruang lingkup HM yang lebih kecil diharapkan membuat aspek kekeluargaan dikedepankan, alih-alih protokol organisasi formal yang kaku dan baku.

Bukan hanya mengembalikan, “HM sekarang sudah menyenangkan dan sudah berhasil dijangkau sebagai organisasi pertama bagi mahasiswa. Ini harus dilanjutkan dan kekurangan yang ada harus diperbaiki, sehingga kehadiran himpunan selalu tersedia untuk mahasiswa,” jelas pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua HMIK, Luther Yehezkiel Partogi dan Teuku Varrensha Aqiila, keduanya dari Ilmu Komunikasi 2020.

Menjangkau lebih jauh dari sekadar visi, pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua HMHI 2023, Aubrey Firaekayoga dan Anastasia Artantri Widyautami menyisipkan gambaran pembagian kerja berdasarkan latar belakang masing-masing. Sebagai mantan kepala Divisi Olahraga yang mengenal permasalahan di lapangan secara detail, Aubrey yakin dapat melengkapi helicopter view Widyautami yang dalam periode sebelumnya mengampuh jabatan Bendahara HMHI.

“HMHI harus berjalan terus, dan untuk itu kami berkolaborasi mengangkat nilai inklusif, kolaboratif, dan akomodatif, sehingga pengalaman di HMHI menjadi lebih baik ke depannya,” pungkas pasangan calon ini.

Teks :  Chris Wibisana, Autri Charlotte
Foto : Chris Wibisana
Editor : Dian Amalia Ariani

Pers Suara Mahasiswa UI 2022
Independen, Lugas, Berkualitas!