Pramudya A. Oktavinanda resmi terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) periode 2025-2028 melalui Musyawarah Nasional (MUNAS) yang diselenggarakan pada Minggu (31/8) di Balai Sidang Universitas Indonesia. Ia menggantikan Didit Ratam selaku Ketua Umum ILUNI UI sebelumnya.
Pemilihan tersebut dilakukan melalui e-vote di aplikasi UI Connect dan berlangsung pada 23—24 Agustus. Dari total 24.288 suara alumni yang berpartisipasi, Pramudya meraih 6.529 suara dan unggul dari enam kandidat lainnya, yaitu M. Pradana Indraputra, Ivan Ahda, Ratu (Aie) Febriana, Rapin Mudiardjo, dan Dewi Puspitorini. Meski demikian, hasil pemungutan suara sempat menuai polemik. Proses penetapan tertunda selama tujuh hari karena terdapat penolakan untuk menandatangani berita acara perhitungan suara dan pengajuan keberatan oleh enam kandidat lainnya.
Dalam kepengurusan kali ini, Pramudya menggandeng Masyta Crystallin, alumni Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UI 2001 sekaligus seorang ekonom macro-finance, sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen). Pramudya sendiri merupakan alumni Fakultas Hukum UI angkatan 2001. Ia dikenal sebagai pengacara terkemuka di Asia dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Saat ini, ia menjabat sebagai Managing Partner di kantor hukum UMBRA–Strategic Legal Solutions, dengan keahlian dalam menangani transaksi kompleks. Namanya tercatat dalam daftar The A List: Indonesian Top 100 Lawyers oleh Asia Business Law Journal sejak 2018.
Keberatan Kandidat dan Sorotan Publik Warnai Penetapan Pramudya
Hasil e-vote yang menempatkan Pramudya sebagai peraih suara terbanyak justru memicu kontroversi. Enam kandidat lain mempertanyakan validitas proses tersebut dan menyampaikan keberatan resmi melalui akun Instagram @iluniftui yang diunggah pada tujuh hari lalu, bertepatan dengan penundaan Munas.
Keberatan itu mencakup isu kelayakan sebagian pemilih, indikasi serangan cyber pada sistem, gangguan teknis pada saat pemungutan suara, hingga keraguan terhadap post-audit yang telah dilakukan oleh panitia pelaksana.
Tak hanya itu, sebelum penetapan ketua umum dilakukan, sejumlah isu telah lebih dahulu ramai diperbincangkan di media sosial. Salah satunya berasal dari unggahan akun X @ObiWan_Catnobi, yang menyoroti dugaan keterlibatan Pramudya dengan pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam mensosialisasikan Pemilihan Langsung (Pemila). Dugaan ini mencakup penyebaran pesan Whatsapp serta surat elektronik yang dianggap mengarahkan pilihan kepada kandidat tertentu.
Perhatian publik juga tertuju pada cuitan lama Pramudya di platform yang sama. Dalam unggahan tersebut, ia dinilai meremehkan gerakan protes terkait genosida Palestina dengan menyebut Salam UI hanya memiliki ide mengenai Palestina. Kontroversi lainnya juga ditemukan pada komentar Pramudya yang menyatakan, "Kirim aja yang hobi perang ke Palestina, lebih kepakai harusnya di sana.”
Teks: Vania Shaqila Noorjannah, Zulianikha Salsabila Putri
Editor: Dela Srilestari
Foto: Istimewa
Desain: Kania Puri A. Hermawan
Pers Suara Mahasiswa UI 2025
Independen, Lugas, dan Berkualitas!