Reminder bagi Mahasiswa: Pentingnya Menjaga Pola Tidur dan Pola Makan

Redaksi Suara Mahasiswa · 17 Agustus 2020
3 menit

By Fila Kamilah

Manusia membutuhkan tenaga dan keadaan tubuh yang baik untuk melakukan berbagai aktivitasnya. Salah satu caranya adalah dengan mengisi kembali daya tubuh yang sudah terkuras dengan makan atau tidur. Tidur merupakan salah satu hal yang penting untuk manusia, sedikitnya guna untuk mengistirahatkan tubuh setelah melakukan aktivitas. Rata-rata jam tidur yang dibutuhkan oleh manusia pun berbeda-beda, tergantung usianya.

Pada usia 19-25 tahun, manusia membutuhkan rata-rata 7 hingga 9  sehari untuk tidur. Jumlah tersebut berbeda dengan bayi yang membutuhkan 14 hingga 17 jam sehari untuk tidur. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Tim Litbang Suara Mahasiswa UI, dari 315 responden dari berbagai fakultas dan angkatan di UI, selama kegiatan kuliah berlangsung, sebanyak 149 orang (47.3%) tidur rata-rata kurang dari 6 jam sehari, 108 orang (34.3%) tidur rata-rata 6 jam sehari, dan 58 orang (18.4%) tidur rata-rata lebih dari 6 jam sehari.

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jam tidur yang kurang dari kebutuhan di usianya.  Dalam hal ini, kebanyakan responden yang mempunyai usia antara 18 sampai 23 tahun, seharusnya memiliki waktu tidur dengan durasi 7 sampai 9 jam per harinya, sesuai dengan kebutuhannya. Menurut survei, salah satu faktor terbesarnya dikarenakan mengerjakan tugas akademik serta bermain sosial media.

Menurut Wahyu Kurnia Yusrin Putra, salah satu Staff Pengajar Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, kurangnya jam tidur bagi manusia dapat mengakibatkan penurunan kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang, seperti menurunnya kemampuan mengingat, rentan tumbuhnya jerawat, emosi yang tidak stabil, hingga penyakit diabetes.

Faktor lain yang dapat menyebabkan menurunnya kesehatan tubuh manusia adalah pola makan yang tidak baik, kedua faktor tersebut (pola tidur dan pola makan) merupakan dua hal yang mempengaruhi kesehatan manusia. “Asupan makanan yang tidak mencukupi kebutuhan serta kurang tidur dapat memicu terjadinya penurunan status kesehatan,” jelas Wahyu.

Wahyu juga menjelaskan bahwa terlebih dengan mahasiswa yang memiliki serangkaian aktivitas di kampus maupun di luar kampus, jika tidak memenuhi kedua hal tersebut maka akan dapat menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah dan kurang bertenaga. Jika hal itu dilakukan secara berkepanjangan, maka akan mengakibatkan tubuh lebih mudah untuk terkena penyakit dan infeksi.

Junk food, atau makanan cepat saji, juga berperan dalam menurunnya kesehatan tubuh manusia. Berdasarkan hasil survei Tim Litbang Suara Mahasiswa UI, dengan responden yang sama dengan responden survei jam tidur, 90 orang responden  (28.6%) mengaku mengkonsumsi junk food sekali dalam seminggu, 90 orang (28.6%) mengkonsumsi junk food dua kali seminggu, 59 responden (18.7%) mengkonsumsi junk food lebih dari 3 kali dalam seminggu, 46 responden (14.6%) mengkonsumsi junk food 3 kali dalam seminggu, dan 30 responden (9.5%) tidak memakan junk food.

Menurut Wahyu, junk food ada baiknya tidak dijadikan konsumsi utama dalam makan sehari-hari, akan tetapi boleh dijadikan makanan variasi yang dikonsumsi sesekali saja. Hal tersebut karena junk food dapat berakibat buruk pada kesehatan karena kurangnya asupan protein hewani, mineral dan vitamin, yang biasanya didapat dari konsumsi produk olahan daging hewan atau sayur dan buah.

Wahyu juga membagikan salah satu tips untuk pemilihan makanan bagi mahasiswa, yaitu dengan mengikuti Panduan Isi Piringku yang dikeluarkan langsung oleh Kementerian Kesehatan RI, yaitu dengan membagi setengah porsi makan diisi dengan sayur dan buah, seperempat piring diisi dengan protein dari olahan daging, dan seperempat piring sisanya diisi dengan karbohidrat.

Bagi mahasiswa yang bertempat tinggal di kos, ataupun yang tinggal seorang diri, sangat dianjurkan untuk memilih makanan yang dapat dikonsumsi dan juga memenuhi gizi tubuh, walaupun hanya mengandalkan makanan warteg. “Menjadi mahasiswa yang kost serta mengandalkan warteg untuk makan tidak berarti tidak bisa memenuhi Panduan Isi Piringku. Tinggal bagaimana mahasiswa lebih pandai memilih jenis makanan yang dikonsumsinya agar dapat memenuhi kebutuhan gizinya,” ujarnya.

Mengingat pentingnya untuk menjaga kondisi tubuh di tengah aktivitas yang beragam, ada baiknya jika mengikuti beberapa tips dan informasi di atas sebagai salah satu usaha untuk mencegah penyakit yang dapat menyerang tubuh. Maka dari itu, ayo bersama kita hidup sehat!

Referensi:

Afifah, Mahardini N. “Mengapa Waktu Tidur Bisa Berbeda-beda Tergantung Usia?”. Kompas.com. 26 Maret 2020. Diakses pada 13/8/2020. https://health.kompas.com/read/2020/03/26/195900068/mengapa-waktu-tidur-bisa-berbeda-beda-tergantung-usia-?page=all

Teks: Fila Kamilah
Kontributor: Tim Litbang Suara Mahasiswa UI, Ahmad Thoriq, Rahayu
Foto: Istimewa
Editor: Nada Salsabila

Pers Suara Mahasiswa UI 2020
Independen, Lugas, dan Berkualitas