Resensi Demon Slayer Kimetsu no Yaiba - Hashira Training Arc: Sebuah Pembuka Menuju Akhiran yang Epik

Redaksi Suara Mahasiswa · 3 September 2024
4 menit

Judul                : Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba - Hashira Training Arc
Studio               : Ufotable
Genre                : Bela Diri, Dark Fantasy, Petualangan
Tanggal Rilis  : 12 Mei 2024
Episode            : 8 Episode

Merupakan serial anime yang sangat populer saat ini, Demon Slayer kembali memanjakan penggemarnya dengan kemunculan musim keempat yang berjudul Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba - Hashira Training Arc. Melanjutkan kisah sang main character, Tanjiro Kamado yang ingin membalaskan dendamnya kepada tokoh antagonis utama, Muzan Kibutsuji, yang sebelumnya sudah membunuh keluarganya dan membuat adiknya, Nezuko Kamado, menjadi seorang iblis. Pada musim ini, ceritanya berfokus pada sesi pelatihan yang diberikan oleh para Hashira, mempertontonkan sebagaimana sulitnya latihan tersebut, dan bagaimana Tanjiro menyelesaikan setiap latihannya. Di saat yang bersamaan, Muzan juga mencari Nezuko, untuk mendapatkan kekuatan yang diinginkannya.

Latihan yang Bisa Membuat Orang Normal Menyerah
Cerita musim keempat dibuka dengan para Hashira-sebutan untuk mereka dengan pangkat tertinggi di Korps Pemburu Iblis-mengadakan rapat setelah kembalinya Mitsuri Kanroji dan Muichiro Tokito, yang masing-masing merupakan Hashira Cinta dan Hashira Kabut, dari misinya. Rapat tersebut membahas kemunculan Slayer Marks, sebuah kunci menuju kekuatan maksimum yang dipercaya akan bisa digunakan untuk membunuh Muzan dan bawahannya.

Namun, untuk mengaktifkannya membutuhkan berbagai syarat yang memerlukan kekuatan fisik yang sangat besar. Oleh karena itu, para Hashira membentuk sebuah rencana latihan, yang diyakini dapat memperkuat semua anggota Korps di bawah mereka, sekaligus memperkuat diri mereka sendiri dengan berlatih dengan sesama Hashira dan anggota Korps lainnya.

Tekad Tanjiro yang Luar Biasa Besar
Pada musim ini, kita tidak menyaksikan pertempuran besar yang melibatkan Tanjiro dan teman-temannya. Sebaliknya, fokusnya adalah pada tekad kuat Tanjiro dalam menjalani pelatihan yang intens. Setiap episode menyoroti hubungan Tanjiro dengan para Hashira, dimulai dengan pelatihannya bersama mantan Hashira Suara yang sudah pensiun, dan berakhir dengan Hashira Batu, Himejima Gyomei. Selama pelatihan ini, Tanjiro menunjukkan dedikasi yang luar biasa, sering kali membantu teman-temannya yang kesulitan.

Selain itu, kita juga melihat bagaimana Tanjiro berhasil meluluhkan hati Hashira Air, Tomioka Giyuu, yang pada awal musim ini memilih menjauh dari Hashira lainnya. Tanjiro, yang telah berjanji untuk mengajak Giyuu berlatih bersama, benar-benar menepati janjinya. Dia melakukan berbagai cara agar Giyuu bisa terbuka kepadanya, termasuk berusaha mengalahkannya dalam perlombaan makan agar Giyuu mau berlatih bersama.

Pendalaman karakter Tanjiro yang menunjukkan seberapa besar tekadnya sungguh menyiapkan penggemarnya menuju pertarungan akhirnya melawan sang tokoh antagonis utama, Muzan. Tekadnya untuk mengalahkan Muzan benar-benar ditunjukkan dengan dirinya melakukan berbagai hal kepada para Hashira, walaupun terkadang tekadnya yang besar juga tertutup oleh rasa peduli sesamanya yang lebih besar.

Eksplorasi Kisah dan Perasaan Para Hashira
Pada musim ini, para penonton juga disuguhkan dengan berbagai kisah latar belakang para Hashira yang sebelumnya belum terungkap. Kisah Giyuu, yang ditampilkan pada awal musim ini, sangat menyentuh hati penggemar. Ceritanya mengungkap alasan di balik keputusannya menjadi Hashira serta penyesalan yang menyertainya. Ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai motivasi dan beban emosional yang ia bawa.

Selain itu, kisah Himejima Gyomei, sang Hashira Batu, juga ditampilkan. Ceritanya menambah nuansa sedih yang mendalam pada musim ini. Latar belakang Gyomei memperlihatkan tragedi dan penderitaan yang ia alami sebelum bergabung dengan Korps Pembasmi Iblis, memberikan pemahaman lebih mendalam tentang karakternya dan alasan di balik ketangguhan serta kebijaksanaannya.

Namun, tidak semua kisah yang ditampilkan bernuansa sedih. Berbagai perasaan dan sifat yang dimiliki oleh para Hashira juga ditunjukkan, menambah variasi emosi dalam cerita. Seperti bagaimana Muichiro, yang selalu terlihat serius, dapat menjadi seorang yang bersikap kekanak-kanakan. Selain itu, meskipun tidak diperlihatkan secara langsung, rasa sayang Obanai Iguro, Hashira Ular, kepada Hashira Cinta ditunjukkan melalui kecemburuannya terhadap sang tokoh utama, Tanjiro. Terakhir, kita melihat betapa protektifnya Shinazugawa Sanemi, sang Hashira Angin, terhadap adiknya, Genya, yang juga anggota Korps seperti dirinya. Meskipun Sanemi sering terlihat kasar dan keras, sikapnya yang protektif terhadap Genya menambah kompleksitas karakter Sanemi.

Keseluruhan kisah latar belakang dan dinamika emosional para Hashira ini memberikan kedalaman yang lebih besar pada cerita, mempersiapkan penggemar Demon Slayer untuk musim terakhir yang akan menampilkan kerjasama Tanjiro dan teman-temannya dengan para Hashira dalam pertempuran akhir.

Adegan Aksi yang Kualitasnya Tidak Pernah Kalah
Aksi dalam musim ini memiliki kualitas yang tidak pernah kalah saing dengan anime-anime lainnya, walaupun tidak memiliki pertarungan masif. Aksi pada musim ini berfokus dengan pertempuran antar Hashira, salah satunya adalah pertarungan antara Giyuu dan Sanemi yang sama-sama kuat. Selain itu, ada pula aksi pertarungan antar tiga Hashira, yaitu antara Muichiro melawan Sanemi melawan Obanai. Pertarungan antara Gyomei bersama Tamayo, seorang iblis yang melawan Muzan, dalam mempertaruhkan nyawa melawan Muzan juga ditampilkan pada episode akhir yang menjadi awal dari musim kelima Demon Slayer.

Review dan Komentar
Musim keempat Demon Slayer kali ini, meskipun episodenya tidak banyak, terasa agak lamban. Ini karena musim ini tidak memberikan sensasi yang sama seperti musim-musim sebelumnya, yang biasanya mendebarkan dan memukau dengan animasi yang luar biasa. Rasa mendebarkan hanya muncul pada dua episode terakhir. Untungnya, episode terakhir berakhir dengan cliffhanger yang berhasil meningkatkan antusiasme untuk trilogi film Demon Slayer yang akan menjadi penutup serial ini.

Dari segi audio dan visual, musim ini tidak pernah mengecewakan para penggemar. Musik yang digunakan masih mengikuti pola yang sama seperti musim-musim sebelumnya, dengan nada ceria di pembukaan dan nada melankolis di penutupan. Animasi yang ditampilkan sangat mengesankan dan kadang terlihat lebih nyata dibandingkan dunia nyata. Ufotable benar-benar tahu cara menghibur penggemar Demon Slayer dengan memilih lagu yang tepat untuk menggambarkan suasana musim dan menggunakan animasi yang sangat epik, hingga membuat penggemar bertanya-tanya tentang biaya produksinya. Dengan total delapan episode, “Demon Slayer: Hashira Training Arc” adalah anime yang cocok ditonton di musim ini, terutama bagi mereka yang mencari anime aksi dengan sentuhan slice of life. Sudahkah kalian menyelesaikan serial ini?

Teks: Farhan Nuzhadiwansyah
Editor: Syifa Anggun A.
Foto: IMDb
Suara Mahasiswa UI 2024
Independen, Lugas dan Berkualitas