Ruang Lengang Pusgiwa Baru: Gedung Megah Buat Siapa?

Redaksi Suara Mahasiswa · 23 Mei 2023
4 menit

TERUS-TERANG, kami merasa dengkul sedikit longgar dan mulut sedikit kecut, kalau harus mengingat kejadian beberapa pekan lalu. Hari itu, kami mengundang empat wartawan dari sebuah media nasional untuk menjadi pemateri sesi pelatihan jurnalistik, yang bertempat di sekretariat kami. Waktunya pukul dua siang.

Satu orang, yang datang paling awal, kami sambut di pelataran Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa), sesudah ia memarkir kendaraan. Tampak sekali, sewaktu memandang fasad gedung yang megah dan pelataran yang asri, dia tampak kagum. “Adem, ya. Gedungnya juga bagus” katanya. Kami tersenyum. Pusgiwa UI yang megah itu memukau pandangannya.

Tidak sampai sepuluh detik kemudian, kami mengecewakannya. Kita tidak melangkah ke arah gedung megah yang membuat narasumber kami terkagum itu. Sebaliknya, kami belok ke gedung lama yang kusam, dengan lantai tegel tua yang sudah dipasang, konon sebelum Mark Zuckerberg lulus SD. Bersama kami menaiki tangga, berbelok, sebelum tiba di kantor sekretariat kami yang sudah lumayan sesak diisi 20 orang itu.

Ya, lima tahun sejak diresmikan, gedung baru Pusat Kegiatan Mahasiswa UI masih memiliki banyak ruang-ruang kosong yang seharusnya dapat diperuntukkan sebagai kantor sekretariat berbagai UKM di UI. Ironisnya, beberapa sekretariat UKM, termasuk kantor redaksi “Unit Pers setingkat Universitas” seperti kami, masih harus menempati gedung Pusgiwa lama dengan keadaan dan fasilitas yang berbeda langit dan sumur dengan Pusgiwa baru. yang dilengkapi berbagai fasilitas baru yang lebih nyaman dan bisa menunjang aktivitas UKM UI lebih optimal. Disambut dengan kolam ikan di lantai bawah, kantin, dan pelataran yang cukup luas. Tembok yang masih mlisning dilengkapi toilet dan 2 lift yang cukup megah. Tak heran apabila mahasiswa ukm fakultas pun sering melakukan penyewaan fasilitas di gedung pusgiwa baru.

Gedung Pusgiwa UI ditempati UKM sebagai ruangan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan mereka. Awalnya UI hanya memiliki satu gedung pusgiwa lama yang memiliki 2 lantai. Namun sejak 2018, UI membangun Pusgiwa baru yang berhadapan dengan gedung lama. Gedung baru ini, delapan lantai dengan desain yang diklaim ramah lingkungan, ramah difabel, dan diperlengkapi dengan ragam fasilitas, dipersiapkan menjadi “rumah baru” UKM, yang direncanakan akan pindah dari gedung lama yang, harus diakui, bergaya lebih mirip kantor Koramil daripada pusat kegiatan untuk anak muda mengeksplorasi minat dan bakat. Lantai bawah dengan ruang-ruang berkaca. Nampak dari luar kondisi ruangan pusgiwa lama yang sudah termakan usia.

Sempat sepi selama pagebluk Covid-19 melanda, pembukaan tahun akademik baru 2022 memberi kesempatan UKM untuk kembali berkegiatan luring. Pusgiwa yang hampir 3 tahun mati suri, menggeliat kembali. Ia semakin ramai. Kegiatan UKM, yang mula-mula acap diadakan tatap layar, semakin banyak yang diadakan di lingkungan kampus, dan terutama di lingkungan Pusgiwa.

Beberapa UKM, seperti Robotic UI dan RTC UI, sudah dipindahkan ke gedung baru, dus juga menikmati fasilitas gedung yang nyaman itu. Meski demikian, masih banyak UKM lain, yang belum dipindahkan ke gedung baru dan terpaksa harus memusatkan kegiatannya di gedung lama. Heran, tak ada satupun yang mengetahui alasan penundaan ini: birokrasi, sentimen, atau apa?

Dirmawa Tutup Mulut

Kami mencoba mencari jawaban dari juru kunci yang paling berwenang menjelaskan semua ini: Direktorat Kemahasiswaan UI. Pertanyaan kami sebenarnya mudah, bahkan bisa dijawab dalam waktu kurang dari lima menit. Mengapa ada UKM yang sudah diizinkan menikmati gedung baru, dan masih ada yang menempati gedung lama? Untuk sebuah direktorat, tentu pertanyaan ini tidak sulit. Bukan saja karena ia adalah penanggung jawab gedung, tetapi juga yang mengetahui seluk-beluk pengelolaannya.

Dengan senang hati, kami ikuti prosedur yang ada. Surat permohonan izin wawancara telah dikirim. Tidak sekali; berulang-ulang sampul surat kami mengetuk pintu Kantor Tuan Direktur Kemahasiswaan di gedung baru.

Seribu sayang, sampul surat kami kurang keras mengetuk. Jangankan dibalas, dibaca pun kami ragu. Jelas, surat kami diabaikan dan tak ada disposisi hingga saat ini. Pencarian jawaban kami kepada pihak yang paling otoritatif untuk menjawab, macet. Jika Tuan Direktur Kemahasiswaan tak mau menjawab, haruskah kami bertanya pada rumput yang bergoyang?

Hingga tulisan ini diterbitkan, Dirmawa tutup mulut. Tidak ada alasan jelas terkait peruntukan ruang kesekretariatan UKM yang berada di gedung Pusgiwa lama dan Pusgiwa Baru. Jangan salahkan bunda mengandung, jika spekulasi yang bisa saja tersebar, adalah Dirmawa pilih kasih dalam mengalokasikan ruangan di gedung baru itu.

Tidak Nyaman, Tapi Apa Daya
Mengapa ruang kosong di gedung baru tidak segera dihuni, tentu tidak lepas dari masalah di gedung lama. Bahkan, ini dapat menjadi alasan mengapa UKM di gedung lama sungguh menginginkan pindah dan turut menikmati fasilitas di gedung baru. Mereka, bagai pungguk merindukan bulan, bertanya-tanya, mengapa ada UKM yang berhasil pindah dan ada UKM yang harus bertahan di gedung lama, tanpa alasan yang jelas.

Kami mewawancarai perwakilan UKM dan meminta pendapat mereka tentang fakta ini. Salah satu wakil UKM penghuni gedung lama, yakni UKM Kelompok Studi Mahasiswa Eka Prasetya bercerita kepada kami melalui pesan singkat. "Fasilitasnya kotor dan tidak dirawat. Selain itu, lorong kadang-kadang kotor dan berbau pesing, pencahayaan remang remang, dan secara umum sudah tidak nyaman," ujar wakil UKM berinisial V-a itu, Senin (26/02/2023).

Mewakili UKM yang menghuni gedung baru, kami mewawancarai perwakilan RTC UI, Grace Altessa selaku general manager RTC UI. “Ruangan RTC itu adanya di Pusgiwa baru dan aku lumayan sering ke situ, kalau pun aku gak ke situ, setiap hari pada siaran di situ” ujar Grace Altessa saat dihubungi Suara Mahasiswa, Jumat (03/03/2023).

Terkait fasilitas, Grace menilai tidak ada kendala berarti, selain sambungan Wi-Fi yang tidak memadai. “Untuk fasilitasnya itu nyaman, kok. Ada AC yang memadai untuk ukuran ruangan, ada jendela untuk ventilasi juga. Kekurangannya mungkin hanya Wi-Fi UI yang gak nyampe ke situ dan sinyal provider kurang baik,” tuturnya.

Perihal perbedaan fasilitas di gedung baru dan gedung lama dan pengaruhnya bagi aktivitas UKM UI, Grace berkomentar "Aku menilai asal fasilitas memadai untuk mereka beroperasi sih, enggak apa-apa ya. Tapi kalo mereka sudah kesulitan untuk latihan atau rapat, lebih baik mereka juga dikasih ruangan baru.”

Sementara wakil UKM Pramuka UI, Rama, berkisah kepada Suara Mahasiswa pada Jumat (03/03/2023). “Karena kemaren pandemi, mostly kegiatan secara online dan jarang menempati sekre[tariat] UKM. Namun, beberapa kali mengadakan kegiatan di sekre[tariat] setelah pandemi, fasilitasnya gua rasa kurang”.

Rama juga menyampaikan keluhan terhadap fasilitas di gedung lama. “Jadi, di ruang sekre[tariat] [UKM] Pramuka itu ada keluhan lubang stop kontak yang hampir lepas dan itu cukup membahayakan bagi yang ingin memakainya. Selain itu, ruangan kami, dibandingkan jumlah anggota, relatif sempit”. Meski demikian, Rama menganggap peruntukan ruang UKM di gedung baru atau gedung lama tidak menjadi masalah, asalkan ruang sekretariat nyaman untuk kegiatan masing-masing UKM. Sementara pendapat Rama terkait keinginan untuk pindah ke gedung pusgiwa baru dirinya menyatakan “Kemaren sempet diskusi juga sih. Ada kemauan untuk ke gedung baru”.

Teks : Salwa Fadhilah dan Ahmadi Yahya
Editor : Chris Wibisana
Ilustrator : Kejora Sava

Pers Suara Mahasiswa UI 2023
Independen Lugas Berkualitas!







Referensi:

https://www.ui.ac.id/pusgiwa-baru-ui-gedung-ramah-lingkungan-yang-ramah-difabel/

https://kemahasiswaan.ui.ac.id/ui-akan-bangun-gedung-baru-direktorat-kemahasiswaan-dan-pusgiwa/

https://www.globalscientificjournal.com/researchpaper/Students_centre_and_the_concept_of_learning_commons.pdf