Tahun ini, Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) Universitas Indonesia (UI) 2023 kembali diselenggarakan di Gedung Annex, Balairung UI pada Senin (14/8) kemarin. Puncak Acara OKK UI tahun ini menampilkan mayoritas narasumber dari latar belakang pengusaha dan politikus, yang menimbulkan keprihatinan di kalangan mahasiswa karena dianggap tidak relevan dan berpotensi memunculkan bias politik tertentu. Selain itu, memasuki sesi kedua, aksi #PRUIMASIHBANYAK yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI menyebabkan ketegangan dengan Dewan Pewakilan Mahasiswa (DPM) UI, karena dianggap mengganggu ketertiban acara OKK dan kontroversi atas izin pelaksanaan aksi tersebut.
Sejak pagi, riuh rendah ribuan mahasiswa dengan setelan hitam-putih sebagai atribut wajib memeriahkan acara puncak OKK UI 2023.
Acara puncak OKK UI 2023 ini terdiri dari sambutan, orasi, talkshow, dan penampilan dari bintang tamu yang menjadi penutup dari rangkaian acara OKK UI 2023. Tahun ini, OKK UI menggaungkan sebuah ajakan kepada peserta untuk #LangkahPenuhMakna. Acara puncak OKK ini dilaksanakan dengan dua sesi. Pada sesi pertama, kelompok 1-254 akan memasuki ruangan utama Balairung untuk mengikuti acara puncak. Sementara kelompok 255-508 akan melakukan mentoring di lapangan rektorat. Pada sesi kedua dilaksanakan sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan berlebih dalam ruangan Balairung.
Dalam acara inti talkshow, acara puncak OKK UI menghadirkan sejumlah alumni inspiratif dari Universitas Indonesia, seperti Najwa Shihab (CEO Narasi TV), Andhika Sudarman (CEO Sejuta Cita), Sultan Bachtiar (Wakil Ketua III DPD RI), Bahlil Lahadalia (Menteri Investasi Republik Indonesia), Tony Wenas (President Director PT Freeport Indonesia) hingga Alfatih Timur (CEO Kitabisa.com). Sementara penampilan bintang tamu diisi oleh Eclat Story dan 3 Composers sebagai penutup kemeriahan acara puncak OKK 2023.
Rasa-rasa Unsur Politis dalam Talkshow OKK UI
Alih-alih memilih narasumber dengan latar belakang yang beragam seperti OKK pada tahun-tahun sebelumnya, acara puncak OKK kali ini didominasi oleh narasumber berlatar belakang pengusaha dan politikus, antara lain Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi RI, kader Golkar yang digadang-gadang akan menjadi calon Ketum Partai Golkar serta Sultan Bachtiar Najamudin yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua III DPD RI. Hal ini dikeluhkan oleh sejumlah mahasiswa karena dianggap kurang relevan dengan tujuan utama orientasi kampus, yaitu membantu mahasiswa baru beradaptasi dengan lingkungan kampus dan program akademik. Kehadiran narasumber berlatar belakang politik yang kental dapat mengalihkan fokus dan perhatian dari tujuan utama orientasi.
Kekhawatiran ini berdasar karena tahun 2023-2024 merupakan tahun politik di Indonesia, penyelipan pesan politik dapat meningkatkan bias politik tertentu dan mempengaruhi persepsi objektivitas acara orientasi kampus.
Keputusan untuk mengundang narasumber berlatar belakang politik yang kental dalam acara orientasi mahasiswa dianggap perlu memiliki pertimbangan yang matang sehingga penyelenggara sendiri perlu memastikan bahwa narasumber tersebut dapat memberikan wawasan yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Untuk itu, Suara Mahasiswa telah menanyakan kepada Affanda Hadi selaku PO OKK UI 2023 terkait konsiderasi mereka dalam pemilihan narasumber talkshow. Affanda sendiri mengatakan bahwa mereka telah memberikan rambu-rambu kepada narasumber untuk tidak mengkampanyekan partai atau kepentingan politik.
“Jadi konsiderasi utama kita adalah memastikan bahwa mereka ini orang yang memiliki kredibilitas yang baik, tidak memiliki catatan kasus, dan sebagainya. Konsiderasi kedua, yaitu mereka memiliki prestasi yang baik, kemudian yang ketiga mereka sebagai alumni Universitas Indonesia,” ungkap Affanda Hadi, selaku PO OKK UI 2023.
Affanda mengaku telah mempertimbangkan hal tersebut dengan matang setelah berdiskusi dengan berbagai pihak untuk mengundang para politisi tersebut. Ia juga menerangkan bahwa anggota DPD tidak begitu sensitif untuk diundang menjadi pembicara karena anggota DPD non-partai atau bersifat independen.
Kendati demikian, beberapa pihak seperti mentor dan mahasiswa baru yang menjadi peserta OKK UI 2023 merasakan sejumlah unsur politis dalam sesi talkshow.
“Pas bagian Bahlil, gua denger dikit dia nyindir-nyindir keberhasilan Jokowi terkait pembangunan di Papua yang baru berhasil di zaman presiden Jokowi, listrik, internet, dan lain-lain lah. Terus dipajang fotonya Bahlil sama Jokowi,” ujar Mamat (nama disamarkan), salah satu mentor OKK UI 2023.
Meski belum dapat diverifikasi langsung, pengguna akun twitter @ch3nlez mengatakan bahwa saat ia mendengarkan materi talkshow pada sesi pertama, ia mengaku materi tersebut terlalu politis sehingga ia memilih untuk tidak mendengarkannya.
“Lu tau tadi pas sesi 1, beneran bau-bau politiknya kental banget, GUE TINGGAL SARAPAN DENGAN MAKANAN YANG GUE MASAK SENDIRI karena seperti biasa OKK UI GAADA KONSUM,” cuit akun berkomentar tentang @ch3nlez.
Pertikaian Dua Organisasi: BEM UI vs DPM UI
Pada pertengahan sesi kedua, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI menggelar aksi #PRUIMASIHBANYAK di luar Balairung. Belum berlangsung lama, aksi tersebut memicu kericuhan antara BEM UI dan Dewan Pewakilan Mahasiswa (DPM) UI. Keributan ini disinyalir bermula saat DPM UI bermaksud untuk menghentikan jalannya aksi karena menganggap aksi tersebut tidak memiliki izin dan mengganggu ketertiban jalannya acara OKK. Tidak terima dengan pelarangan, BEM UI terlibat adu mulut dengan sejumlah anggota DPM.
“emang lu ada izin?" tanya salah seorang anggota DPM UI kepada anggota BEM UI.
"makanya gua bilang, kalau kita nggak ada izin, gua tantang lu cabut sekarang (spanduk BEM–read)” ujar salah seorang anggota BEM kepada Ketua DPM UI.
“Untuk memperjelas, kejadian ini terjadi karena banner yang kami pasang diturunkan paksa oleh DPM UI dengan alasan kami tidak izin. Heran, di tengah banyaknya aduan UKT mahal dan Satgas PPKS ga didanai, masih aja mempersoalkan izin untuk suara kritis ini. Sejak kapan ini dilarang?” cuit Melki Sedek Huang, Ketua BEM UI 2023 dalam akun twitternya @namasayamelki pada hari Selasa kemarin (15/08).
Dalam video yang diunggah oleh salah seorang mahasiswa UI dengan akun Twitter @zzahidbd, terlihat Dibyo dan sejumlah panitia OKK UI berusaha menengahi pertikaian tersebut. Sejumlah pihak mendengar Pak Dibyo mengutarakan kekecewaannya terhadap keributan tersebut dan menyatakan keengganan untuk berkontribusi kembali dalam kegiatan PPKMB selanjutnya.
Sudut Pandang Mahasiswa Baru: “Seru tapi Serba Dadakan”
Sementara itu, informasi mengenai dresscode mahasiswa, barang bawaan, hingga informasi mengenai pembagian sesi acara diinformasikan serba “dadakan”. Bahkan, guidebook yang menjadi pegangan mahasiswa baru dirilis H-1 sebelum acara puncak dimulai dan postingan mengenai countdown acara puncak di upload tidak sesuai dengan jadwalnya.
“Kayak name tag dikasih tau hari Sabtu juga, tapi Guide Booknya itu dikasih baru hari Minggu kemarin, serba dadakan.” Keluh Rei, Mahasiswa Baru FMIPA UI.
Rei juga menambahkan mengenai pembagian sesi acara puncak OKK UI 2023 yang baru diinformasikan pada hari Sabtu (22/8) jam 10 malam. Ketidakjelasan informasi mengenai pembagian sesi juga terjadi pada rangkaian kegiatan PPKMB waktu lalu yang tadinya diinformasikan hanya terdapat satu sesi, justru berubah menjadi dua sesi.
“Baru kemarin, pas PKKMB kan dibilangnya satu sesi ternyata nggak. Abis itu dresscodenya sih, dc bener-bener dikasih taunya jam 10 malam gitu pada hari Sabtu, sedangkan Seninnya udah OKK.” Ujar Rei, Mahasiswa Baru FMIPA UI.
Terlepas dari kontroversi yang menyelimuti rangkaian kegiatan OKK UI 2023, PO dan mahasiswa baru mengharapkan OKK UI di tahun berikutnya dapat mempertahankan inovasi yang sudah dilakukan di tahun ini dengan persiapan yang jauh lebih matang dan mengharapkan pemberitahuan informasi mengenai keperluan dan kebutuhan kegiatan orientasi kampus tidak diinformasikan secara mendadak.
“Semoga OKK tahun depan bisa lebih baik dari OKK tahun ini dan bisa mempertahankan inovasi-inovasi yang sudah dilakukan di tahun ini, seperti fundraising, beasiswa, dan lain sebagainya.” Harapan Affandi Hadi.
“Semoga infonya nggak dadakan dan lebih terorganisir, tetapi serunya tetap sama.” Harapan Rei, Mahasiswa Baru FMIPA UI 2023.
Teks: Daffa Ulhaq dan Dian Amalia
Kontributor: Jessica M., M. Rifaldy Z
Editor: Kamila Meilina
Suara Mahasiswa UI 2023
Independen, Lugas, Berkualitaas!