Logo Suma

Serempak Menolak Mundur, BEM Kuning-Ungu Sempat Bahas Penggabungan?

Redaksi Suara Mahasiswa · 15 Agustus 2025
3 menit

Setelah sebelumnya tidak memberikan tanggapan atas ketidakhadiran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kuning Universitas Indonesia (UI) dalam kegiatan display Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UI, Ketua BEM Kuning UI, Atan, akhirnya angkat bicara.

Ia menuturkan bahwa absennya BEM Kuning UI di kegiatan display UKM bukan karena ketidakpedulian melainkan tidak adanya undangan dari Direktorat Kemahasiswaan dan Beasiswa (Dirmawa) UI.

“Ketidakhadiran kami bukan karena ketidakpedulian, melainkan karena tidak adanya pelibatan, baik dalam bentuk undangan, maupun koordinasi dari pihak Dirmawa UI,” tulisnya dalam wawancara dengan Suara Mahasiswa UI melalui WhatsApp pada (13/8).

Selanjutnya, Atan menjelaskan bahwa selebaran yang dibagikan BEM Kuning pada hari kedua (12/8) display UKM merupakan bentuk transparansi dan tanggung jawab kepada mahasiswa, khususnya angkatan 2025, agar mereka tidak menerima informasi keliru mengenai dualisme BEM UI.

Ia juga mengakui adanya keterlibatan fungsionarisnya dalam kericuhan yang terjadi saat Agus melaksanakan orasi pada acara tersebut.

“Benar, ada fungsionaris yang hadir sebagai mahasiswa angkatan 2025, tetapi arahan kami hanya sebatas memberikan propaganda untuk awareness, bukan untuk melakukan orasi. Orasi yang terjadi merupakan respons terhadap tindakan represif berlebih dari pihak BEM Ungu yang memicu eskalasi situasi,” tuturnya.

Lebih lanjut Atan mengatakan “Memang sayangnya BEM Ungu ini hanya melakukan framing terhadap IKM UI, sudah berkali kali seperti itu. Terlihat tujuan mereka adalah mendelegitimasi mahasiswa sendiri, dan menjadi perpanjangan tangan kekuasaan—rektorat dan projo [pro Jokowi].”

Menanggapi selebaran tersebut, Agus selaku Ketua BEM Ungu UI dengan tegas menolak adanya tuduhan BEM Ungu terafiliasi sebagai projo.

“Kami tidak memiliki hubungan atau dukungan dari pihak yang berafiliasi secara politik manapun. Bila ada pihak yang menyebarkan tuduhan tersebut, kami mengimbau agar hal itu disertai bukti yang bisa diuji secara terbuka, bukan cocoklogi,” jelas Agus melalui keterangan tertulisnya kepada Suara Mahasiswa UI (15/8).

Melalui pernyataan tertulis kepada Suara Mahasiswa UI, Atan mengungkapkan telah dilakukan audiensi dengan pihak rektorat yang mengusulkan penggabungan sebagai solusi. BEM Kuning bahkan telah bertemu dengan BEM Ungu untuk merealisasikan hal tersebut. Namun hingga saat ini, belum ada kesepakatan.

Di sisi lain, Agus selaku Ketua BEM Ungu membenarkan adanya komunikasi dengan BEM Kuning melalui Atan.

“Memang sempat ada komunikasi antara perwakilan BEM UI, saya sendiri, dengan perwakilan BEM Kuning, Atan. Tetapi, belum ada kesepakatan karena saat itu Atan menawarkan saya untuk meninggalkan jajaran pengurus inti, BPH, staf, yang sudah menjalankan berbagai program kerjanya masing-masing di bawah BEM [Ungu] UI, untuk bergabung dengan BEM Kuningnya,” tutur Agus.

Namun, Agus menegaskan bahwa ia memilih tetap bersama seluruh jajaran pengurus BEM Ungu UI dalam satu barisan serta melanjutkan program-program kerja yang sudah dan sedang dijalankan.

Rektorat Cabut Dana BEM Kuning UI

Rektorat menyatakan hanya mengakui BEM Ungu, yang ditunjuk langsung oleh pihak rektorat, sebagai BEM resmi. Seluruh pendanaan dan fasilitas dari Direktorat Kemahasiswaan dan Beasiswa UI (Dirmawa UI) pun hanya akan diberikan kepada BEM Ungu.

“UI hanya mengakui sesuai dengan SK rektor atas nama ketuanya Agus Setiawan," jelas Arie Adriansyah, Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional Universitas Indonesia, dikutip dari Tempo (12/8).

Menanggapi hal tersebut, Agus menerangkan bahwa yang dilakukan Rektorat bukanlah keberpihakan, melainkan memang sudah sewajarnya sesuai dengan peraturan yang ada.

“Perlu kita pahami bahwa status kami, BEM [Ungu] UI 2025, telah ditetapkan dan diakui melalui mekanisme formal yang sah, baik dari sisi administratif, legal, maupun berdasarkan Statuta UI. Segala bentuk dukungan dana dan fasilitas dari institusi kampus merupakan tindak lanjut dari pengakuan tersebut, bukan bentuk keberpihakan,” jelasnya.

Terlepas dari situasi yang ada, BEM Kuning akan terus menjalankan seluruh program kerja, agenda, dan fungsi sesuai dengan amanat IKM UI.

“Bagi kami, stakeholder utama adalah mahasiswa UI, bukan Dirmawa. Perbedaan mendasar dengan BEM Agus adalah bahwa mereka dibentuk oleh Dirmawa, sementara kami lahir dari proses demokratis mahasiswa,” tegas Atan dalam pernyataan tertulisnya.

Hingga saat ini, BEM Kuning tetap menjalankan berbagai program di sejumlah bidang kerja, antara lain konsolidasi antar fakultas untuk mengawal isu-isu mahasiswa, persiapan rangkaian Pesta Rakyat UI, pengelolaan citra publik oleh Kantor Komunikasi dan Informasi, serta pengawasan kinerja internal oleh Bidang Internal.

Teks: Grace Tereneysa, Kinanti Anggraeni

Editor: Dela Srilestari

Foto: Istimewa

Desain: Kania Puri A. Hermawan

Pers Suara Mahasiswa UI 2025

Independen, Lugas, dan Berkualitas!