Solidaritas Rakyat Indonesia untuk Palestina Tuntut Amerika Serikat Hentikan Pendanaan Genosida

Redaksi Suara Mahasiswa · 12 November 2023
3 menit

Dengan semangat solidaritas, teriakan “Fee Palestine! Free Free Palestine” dan “Amerika Serikat! Hentikan dukungan kepada Israel” menggema di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat (9/11). Bendera Palestina dan poster-poster berisi dukungan kepada Palestina tampak berkibar di sela-sela kerumunan massa aksi.

Sejak pukul 14.00 WIB, puluhan massa aksi sudah memadati Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Massa bersama-sama berbaris dalam perjuangan pembebasan rakyat Palestina dari kolonialisme Israel. Adapun aksi bela Palestina ini dilakukan oleh berbagai organisasi yang tergabung dalam Solidaritas Rakyat Indonesia untuk Rakyat Palestina.

Aksi yang bertajuk “Stop Genosida Gencatan Senjata Sekarang Juga” tersebut bertujuan untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia menyerukan suara kepada pihak Amerika Serikat (AS) agar menghentikan pendanaan kepada Israel atas genosida yang sedang terjadi di Palestina.

“Kami memilih di sini (Kedutaan Besar AS) agar Kedubes notice, dapat pemberitahuan kenapa ada aksi di sini, apa tujuannya. Saya yakin secara simbolis pesan dan tanda, mungkin juga artikel bisa sampai ke mereka. Sayang banget enggak ada yang keluar, tapi tadi kita juga bisa lihat mereka pulang dan melihat aksi ini,” tutur Apriyanti, anggota Forum Aktivis Perempuan Muda Indonesia selaku koordinator aksi.

Aksi diwarnai dengan aksi simbolik penaburan bunga di atas sebuah spanduk berisi 6747 nama warga Palestina yang telah gugur akibat kebrutalan militer Israel. Di bagian tengah spanduk itu, terdapat sebuah seruan yang bertuliskan “Stop Genosida, Gencatan Senjata Sekarang Juga!”

Selain itu, juga terdapat aksi simbolik membagikan semangka kepada massa aksi yang hadir dalam demonstrasi. Semangka merupakan sebuah simbol perlawanan Palestina terhadap Israel karena buah semangka memiliki warna yang menyerupai bendera Palestina, yakni merah, hitam, putih, dan hijau.

Ketika massa aksi sedang memakan buah semangka yang dibagikan, seorang orator menyuarakan makna semangka dalam pembelaan mereka terhadap Palestina. “Menikmati semangka adalah sikap politis,” ujarnya.

Massa Aksi Tuntut Amerika Serikat Hentikan Pendanaan Genosida

Dalam aksi Kamis lalu massa menyerukan beberapa tuntutan. Tuntutan pertama ditujukan kepada pemerintahan Indonesia. Massa aksi menuntut pemerintah agar memaksimalkan dukungan terhadap usaha-usaha pembebasan Palestina dari belenggu ketidakadilan.

“Tuntutan pertama ialah dukungan kami terhadap pemerintah Indonesia agar aktif memonitori atau mendukung seluruh upaya perjuangan kemanusiaan. Sebetulnya upaya itu sudah dilakukan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) tetapi kami rasa itu butuh dukungan lebih masif lagi,” ujar Apriyanti.  

Tuntutan kedua yakni tuntutan terhadap Amerika Serikat. “Kami ingin Amerika Serikat menghentikan seluruh pendanaan genosida. Sebab, hal itu juga, seperti memakan perkataannya sendiri, dia (Amerika Serikat) aktif untuk membicarakan perjuangan HAM, kebebasan ekspresi, dan lain sebagainya. Tetapi kemudian, di balik itu semua kita tahu bahwa dia secara total besar-besaran mendukung Israel,” tegas Apriyanti.

Massa aksi juga berharap agar pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat mendengarkan aspirasi-aspirasi yang telah dilontarkan, serta mengirimkan perwakilannya dalam aksi bela Palestina. “Kita ingin mereka mendengar suara kita. Sebenarnya, seharusnya ada perwakilan dari mereka yang keluar, tapi tidak ada, teman-teman," ucap salah satu massa aksi saat berorasi.

Seruan Memperjuangkan Hak Asasi Manusia Rakyat Palestina

Apriyanti dengan tegas mengatakan sudah sepatutnya masyarakat Indonesia “melek” terhadap apa yang telah terjadi di Palestina. Tidak hanya sekedar tahu, tetapi juga ikut berkontribusi dalam memperjuangkan hak kemanusiaan yang sepantasnya dimiliki oleh rakyat Palestina.

“Aksi Palestina ini bungkusnya harus lebih bold, harus disorot karena, ya, tadi kita mengetahui bahwa setiap sepuluh menit ada satu orang yang berjatuhan di Gaza. Jadi, kami merasa perlu mengambil sikap karena apa yang terjadi di Palestina apalagi yang pernah terjadi di Gaza itu sudah lebih dari tujuh puluh lima tahun terjadi. Masa kita diam saja?” ungkap Apriyanti.

Selepas aksi ini, Apriyanti berharap agar seluruh masyarakat ikut menanggapi isu kemanusiaan secara aktif melalui aksi yang berkesinambungan. “Dan kita lihat ya kemarin aksi yang ada di Monas luar biasa sekali animonya, dan itu tidak boleh dihentikan. Mudah-mudahan itu jadi titik awal untuk perjuangan-perjuangan yang lain bukan hanya untuk Palestina, tetapi untuk pelanggaran HAM berat kita yang terjadi di Rempang, di Wadas, di Papua, dan di banyak lokasi yang lain.”

Hilwa, mahasiswa Kriminologi UI yang menjadi salah satu massa aksi berharap aksi ini dapat berdampak untuk Palestina. “Semoga dengan aksi ini penderitaan Palestina dapat berakhir, semoga Palestina bisa menang, bisa merdeka, dan bisa terselamatkan dengan adanya gerakan kolektif dari kita semua.” Pungkas Hilwa.

Teks: Riska Pramita T., Wina Afriyani A., Windi Lestari

Foto: Dimas Azizi

Editor: M. Rifaldy Zelan

Pers Suara Mahasiswa UI 2023

Independen, Lugas, dan Berkualitas!