Logo Suma

Tarif Asrama UI Naik Akibat Efisiensi

Redaksi Suara Mahasiswa · 8 Mei 2025
3 menit

Asrama Universitas Indonesia (UI) hadir sebagai solusi tempat tinggal bagi mahasiswa UI, terutama mereka yang berasal dari luar Jabodetabek dan mahasiswa internasional. Dengan menyediakan hunian yang nyaman dan terjangkau di dalam lingkungan kampus, Asrama UI membantu mahasiswa menghindari repotnya mencari kos di luar sana.

Dengan tarif yang berkisar antara Rp300.000 hingga Rp1.200.000 per orang, Asrama UI menyediakan berbagai fasilitas penunjang, seperti kantin, satpam 24 jam, ruang klinik, hingga musala. Tiap kamar dilengkapi dengan tempat tidur, lemari pakaian, meja, dan kursi sebagai fasilitas yang mendukung mahasiswa untuk belajar.

Namun, baru-baru ini pihak Asrama UI menaikkan tarif menjadi Rp500.000–Rp2.000.000 per orang, tergantung pada jenis kamar yang dipilih. Contohnya, kamar standar non-AC untuk penghuni wanita yang semula Rp360.000 kini menjadi Rp500.000. Kamar standar AC naik dari Rp660.000 menjadi Rp1.000.000, sedangkan kamar deluxe AC naik dari Rp1.200.000 menjadi Rp1.990.000.

Kepala Asrama UI, Mariyah, menyampaikan bahwa keputusan tersebut merujuk dari hasil rekomendasi Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dan merupakan upaya dari efisiensi pengelolaan. Padahal, jika melihat dari pendapatan tahun lalu, Asrama UI tidak seharusnya dikenai efisiensi. Bahkan, untuk biaya operasional tahun lalu pun, mereka masih mengandalkan bantuan dari UI.

“Mengacu kepada hasil dari audit BPK yang merekomendasikan agar ada penyesuaian tarif di Asrama Universitas Indonesia dan dengan Peraturan Rektor atau SK Rektor yang ditandatangani oleh Rektor,” kata Mariyah ketika diwawancara oleh Suara Mahasiswa UI pada Kamis (08/05) siang di Kantor Asrama UI.

Rencana perubahan tarif rupanya telah dibahas sejak awal tahun ini, bertepatan saat Mariyah baru menjabat sebagai Kepala Asrama UI. Proses pembahasan melibatkan Wakil Rektor Bidang Infrastruktur dan Fasilitas, Direktur Pengelola Fasilitas Penunjang Pendidikan, Badan Legislasi dan Layanan Hukum (BLLH), hingga Audit Internal UI. Hasilnya, rektor menandatangani peraturan baru terkait tarif Asrama UI pada 11 April lalu.

Selain merujuk rekomendasi dan kebutuhan internal, keputusan kenaikan tarif juga mempertimbangkan hasil survei terhadap tarif asrama di perguruan tinggi lain serta harga kos di sekitar UI, seperti di kawasan Margonda dan Kukusan, yang umumnya sudah melampaui satu juta rupiah per bulan. Asrama UI menyadari harus menyesuaikan harga kamar dengan kondisi saat ini.

Sejalan dengan itu, pihak Asrama UI berencana meningkatkan kualitas fasilitas. Mulai dari renovasi kamar, toilet, dan dapur, hingga pengembangan ruang kesehatan bagi mahasiswa yang memiliki kebutuhan medis maupun dukungan kesehatan mental.

Meski tarif Asrama UI mengalami kenaikan, pihak asrama tetap berkomitmen menjaga keterjangkauan biaya bagi mahasiswa. Mereka juga membuka kesempatan bagi mahasiswa mengajukan keringanan tarif, asalkan dapat melampirkan dokumen pendukung seperti Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan berkas relevan lainnya.

“UI itu akan mencoba membantu sebaik mungkin,” ucap Mariyah, “saya butuh [surat] permohonan, pengajuan permohonan. Nanti kami [akan] tindak lanjuti,” tambahnya ketika ditanya mengenai skema bantuan bagi mahasiswa yang terkendala finansial.

Terkait sosialisasi kenaikan tarif, pihak Asrama UI telah menyebarkan brosur digital kepada seluruh pimpinan universitas, mulai dari rektor hingga direktur kemahasiswaan. Informasi ini juga akan diumumkan melalui akun Instagram dan situs resmi UI. Selain itu, penghuni asrama akan menerima pemberitahuan langsung terkait perubahan tarif.

Untuk proses pendaftaran asrama bagi mahasiswa baru, saat ini, pihak asrama sedang menyiapkan sistem pendaftaran daring guna menghindari antrean panjang.

“Cuma sekarang, saya berharap semua mahasiswa yang sudah diterima harus registrasi secara online. Nanti perhatikan tanggal-tanggal untuk pengambilan kunci. Jadi, antrenya itu adalah [antre] untuk registrasi [dengan] menyerahkan berkas dokumen yang sudah di-upload. Tinggal bawa saja sama nomor antriannya yang sudah kami berikan lewat online. Itu tinggal ditunjukkan, nggak usah dicetak karena sekarang efisiensi. Terus, nanti akan kami atur jadwalnya,” ucap Mariyah.

Sementara itu, beberapa penghuni Asrama UI merasa keberatan dengan kenaikan tarif kamar. Mereka merasa tidak diuntungkan, khususnya bagi mahasiswa rantau yang jauh dari keluarga.

“Saya merasa keberatan sekali apabila kebijakan tersebut direalisasikan mengingat anak-anak asrama itu, kan, merantau semua, yah. Belum lagi [uang] untuk bekal kuliah, [uang untuk keperluan] makan segala macam. [Padahal] kalau dipikirkan ulang lagi, anak kampung sini aja kadang merasa masih butuh duit juga, apalagi anak rantau,” keluh mahasiswa A.

Teks: Faizah Eka Safthari, Zaskia Mardiyani Putri

Editor: Dela Srilestari

Foto: Istimewa

Desain: Naila Shafa Zarfani

Pers Mahasiswa UI 2025

Independen, Lugas, dan Berkualitas!