The Day After Tomorrow : Penyesalan yang Terlambat

Redaksi Suara Mahasiswa · 29 April 2022
3 menit

Judul : The Day After Tomorrow
Sutradara    : Roland Emmerich
Produser : Roland Emmerich dan Mark Gordon
Genre    : Fiksi Ilmiah
Tahun Rilis : 28 Mei 2004
Durasi : 124 menit

SINOPSIS
Film ini menceritakan tentang kerusakan lingkungan yang terjadi akibat pemanasan global terus memburuk dan sering kali diabaikan oleh masyarakat global. Jack Hall, Frank, dan Jason adalah pakar meteorologi yang tengah meneliti fenomena mencairnya es yang semakin masif di Benua Antartika. Mereka bertiga melakukan pengeboran pada lapisan es untuk mengambil sampel inti es yang akan diteliti. Tetapi pengeboran tersebut menciptakan retakan besar yang menjalar panjang di benua tersebut hingga hampir “membelah” lapisan es yang ada.

Kejadian tersebut kemudian dilaporkan oleh Jack pada saat menghadiri Konferensi Pemanasan Global yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di India. Namun sayangnya, para pemimpin dunia mengabaikan bahaya yang disampaikan oleh Jack dengan dalih akan merusak tatanan ekonomi yang sudah lama dibangun oleh semua negara. Dari sekian banyak orang yang mendengarkan dan menolak temuan tersebut, ternyata ada seorang pakar kelautan yang bernama Professor Terry Rapson yang  setuju dengan temuan bahaya tersebut.

Setelah dari pertemuan tersebut, Jack kembali ke Amerika dan menemui anaknya yang cemerlang bernama Sam. Saat itu, Sam tengah bersiap untuk mengikuti lomba cerdas cermat yang diadakan di New York. Dia berangkat bersama dua orang temannya bernama Laura dan Brian. Fakta menariknya adalah Sam memiliki fobia menaiki pesawat terbang. Tetapi, Sam memberanikan diri untuk menekan ketakutannya tersebut karena dorongan gejolak perasaannya terhadap Laura.

Sementara Sam mengikuti lomba, Jack melanjutkan penelitiannya kembali. Tiba-tiba selama penelitian, Jack menemukan hal mengejutkan yang baru saja dia temukan. Iklim dunia bergejolak dengan sangat cepat yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Fenomena lanjutan dari kerusakan iklim tersebut terjadi di beberapa wilayah, berupa terjadinya hujan es di Jepang, badai salju di India, dan angin ribut di California yang menghancurkan Hollywood. Akibat hal kengerian tersebut, Amerika Serikat membekukan aktivitas penerbangan sipil sehingga Sam dan teman-temannya terpaksa menunda kepulangannya. Mereka memutuskan untuk menginap di apartemen kenalan mereka dan pulang menggunakan kereta. Sayangnya ketika akan pulang, New York dilanda banjir yang cukup besar sehingga menutup semua akses kereta. Tidak hanya banjir yang terjadi, sebuah ombak besar datang dan memaksa mereka untuk berlindung di dalam perpustakaan kota. Cuaca makin memburuk detik demi detik yang diiringi dengan badai salju yang membuat suhu udara menjadi sangat dingin dan ekstrem.

Jack yang khawatir terhadap kondisi anaknya kemudian memperingati Sam serta penduduk lain yang tengah berlindung agar tidak keluar ruangan untuk sementara waktu karena kondisi di luar perpustakaan menjadi sangat buruk. Sayangnya, Sam dan temannya tidak bisa meyakinkan orang-orang sekitarnya karena mereka merasa bahwa tindakan tersebut sama saja dengan bunuh diri! Mendengar kericuhan tersebut, Jack memutuskan menjemput anaknya bersama dua orang rekannya di New York dengan berjalan kaki menembus badai salju yang sangat berbahaya dan perjalanan tersebut berlanjut.

ULASAN
Banyak nilai yang bisa kita ambil dari film ini, salah satunya adalah kepedulian, baik akan sesama manusia maupun terhadap lingkungan sekitar. Kita sadar bahwa beberapa waktu belakang, manusia menjadi sangat abai terhadap lingkungan dan hanya peduli bagaimana cara mereka memuaskan diri mereka tanpa memerhatikan kerusakan yang mereka timbulkan Manusia sejatinya tidak bisa melawan alam. Ketika alam ingin “mengambil” miliknya kembali, tidak ada satu pun teknologi manusia yang dapat mencegahnya. Untuk menghindari kejadian mengerikan yang mungkin timbul, masyarakat global mulai detik ini harus melakukan langkah-langkah kecil yang dapat “menyelamatkan” bumi kita. Dengan begitu, kita dapat kembali mengembalikan “hak” yang sejatinya alam miliki serta menciptakan keseimbangan bagi kedua belah pihak, yaitu manusia dan alam.

Dari sisi pengambilan gambar, para kru sangat rapi dan ciamik dalam mengambil adegan-adegan penting dalam film tersebut. Penggambaran bencana yang digambarkan terjadi sangat nyata dan menakutkan setiap penontonnya. Alur cerita pun sangat bagus dan runtut sehingga para penonton dengan cepat memahami situasi yang digambarkan. Selain itu, side story yang dihadirkan membuat film tersebut tidak membosankan bahkan membuat film ini semakin bagus untuk ditonton.

Namun sayangnya, terdapat beberapa hal yang menjadi titik kelemahan dari film garapan Roland Emmerich ini. Meski berhasil menyinggung isu iklim yang riil, penggambaran bencananya kurang sesuai dengan teori sains yang telah ditemukan hingga saat ini. Hal tersebut membuat film terasa sedikit “berlebihan” menggambarkan kemungkinan bencana yang terjadi di masa yang akan datang ketika kerusakan iklim tidak dicegah dengan baik.

KESIMPULAN
Dibalik kekurangan yang dimiliki, film ini sangat menjadi rekomendasi bagi masyarakat untuk ditonton, apalagi saat perayaan hari bumi saat ini. Semangat dari seorang Jack untuk melindungi bumi tempat dia tinggal dan rasa sayangnya terhadap keluarga menjadi nilai moral yang dapat kita petik dalam sesudah menonton film tersebut. Diharapkan di hari bumi ini, masyarakat menjadi lebih sadar akan bahaya yang bisa saja timbul akibat tindakan mereka yang tanpa sadar merusak keseimbangan alam secara mutlak. Kalau bukan kita, siapa lagi yang bisa menjaga bumi ini!


Teks: Farhani Ade P
Editor: Aura Annisa
Foto: Istimewa

Pers Suara Mahasiswa UI 2022
Independen, Lugas, dan Berkualitas!