Logo Suma

UI SJP Harap Palestine Center Bukan Sekadar Formalitas

Redaksi Suara Mahasiswa · 20 September 2025
3 menit

Sebagai respons dari polemik global mengenai genosida di Palestina dan audiensi Universitas Indonesia Students for Justice in Palestine (UI SJP) terkait pembentukan UI Palestine Center, Forum Guru Besar Indonesia mengumumkan keterlibatan penuh UI dalam mendukung Palestina merdeka pada Jumat (19/9) di Sekretariat Masjid Ukhuwah Islamiyah.

Mendorong hal tersebut, soft launching UI Palestine Center diharapkan dapat menjadi langkah baru UI dalam mengawal komitmen kepedulian terhadap kemerdekaan Palestina.

Pernyataan Sikap Rektor UI

Didampingi forum guru besar dari berbagai universitas, Rektor UI Heri Hermansyah membacakan pernyataan sikap yang bertajuk “Forum Guru Besar Indonesia Mendukung Kebijakan Luar Negeri Indonesia untuk Palestina Merdeka dan Reformasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa.”

Berikut delapan poin pernyataan sikap tersebut:

1. Indonesia konsisten mengawal implementasi keputusan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 hingga terwujudnya negara Palestina Merdeka dengan mempertimbangkan rincian legal-formal yang harus disiapkan dan disepakati, antara lain mencakup batas-batas negara, definisi Bangsa Palestina, mandat pemerintahan, dan sebagainya. Upaya ini membutuhkan komitmen jangka panjang.

2. Segera memperjuangkan pemberian jaminan keamanan dan keselamatan bagi rakyat Palestina melalui pengiriman Pasukan Perdamaian PBB.

3. Menolak opsi relokasi penduduk Gaza dengan dalih apa pun, termasuk alasan rekonstruksi pasca-perang. Sebaiknya pemerintah Indonesia memberikan bantuan pengobatan, pendidikan, dan lainnya di luar wilayah Palestina setelah ada jaminan bahwa mereka boleh kembali ke rumahnya.

4. Menuntut pemerintah pendudukan Zionis menghentikan okupasi ilegal di wilayah Palestina, segera keluar dari wilayah yang ditetapkan oleh Resolusi PBB No. 181 tahun 1947, dan memberikan pertanggungjawaban atas semua pelanggaran hukum internasional sebagaimana yang diputuskan oleh International Criminal Court (ICC).

5. Indonesia perlu meningkatkan komitmen untuk mendukung dan memberikan bantuan kepada bangsa Palestina, baik melalui Indonesian Aid, bantuan kemanusiaan, pengobatan, pendidikan, hingga perluasan hubungan perdagangan jangka panjang agar dapat membantu negara Palestina merdeka dan mandiri.

6. Mendukung reformasi Dewan Keamanan (DK) PBB melalui tata kelola yang lebih inklusif, representatif, dan berkeadilan. Hal ini dapat dimulai dari perluasan Anggota Tetap DK PBB dan penghapusan hak veto yang hanya dimiliki lima negara anggota tetap DK PBB saat ini. Reformasi DK PBB dipandang penting untuk mendukung efektivitas pasukan perdamaian dan memastikan PBB tetap relevan dengan perkembangan zaman.

7. Mewaspadai disinformasi yang dilancarkan gerakan zionisme di Indonesia, terutama disinformasi yang sengaja membenturkan pemerintah dengan masyarakat terkait berbagai isu, seperti pembukaan hubungan diplomatik apabila Israel mengakui negara Palestina, maupun kesediaan Indonesia menampung pengungsi Palestina tanpa jaminan untuk dikembalikan. Disinformasi ini harus dilawan bersama oleh pemerintah, pendidik, pemuka agama, dan tokoh masyarakat.

8. Mendukung Presiden Prabowo Subianto menyuarakan komitmen bangsa dan negara Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina dan Reformasi DK PBB dalam Sidang Umum PBB ke-80 pada 23 September 2025.

Dipenuhinya tuntutan UI SJP

Pernyataan sikap yang dibacakan Heri sejalan dengan tuntutan yang disuarakan oleh UI Students for Justice in Palestine (UI SJP) untuk mendirikan UI Palestine Center, serta mengakomodasi pendidik dari Palestina.

“Di bulan Januari lalu juga kita menerima 12 [mahasiswa] Palestina dan Rektor Anazah University dari Palestina [yang] di antara lain juga bekerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dan di situ kita juga menyampaikan [bahwa] kita sangat welcome, bisa menerima mahasiswa-mahasiswa dari Palestina,” terang Heri dalam wawancara bersama Suma UI.

Sebagai bukti, Heri memaparkan bahwa UI telah meluluskan satu mahasiswa asal Palestina dan merekrut tiga mahasiswa Palestina dengan beasiswa penuh untuk Program Studi Kedokteran.

Berkaitan dengan UI Palestine Center, Heri pun menambahkan, “UI SJP nanti akan menjadi awak di Palestine Center bersama para dosen, ya, yang menekuni bidang-bidang terkait dengan kajian geopolitik, geoekonomi, dan seluruh bidang-bidang yang terkait, yang relevan dengan kajian yang dilangsungkan.”

Tanggapan UI SJP

Shobri selaku wakil ketua UI SJP mengapresiasi langkah Rektorat UI untuk melakukan komitmen terhadap Palestina di lingkungan UI. Ia berharap dapat mengawal UI Palestine Center untuk ke depannya sehingga keberadaannya tidak sebatas formalitas belaka, tetapi juga memiliki dampak yang nyata bagi lingkungan UI, seperti mahasiswa, sivitas akademika, maupun eksternal berupa lingkup kebijakan luar negeri Indonesia dan dunia.

UI SJP akan fokus membentuk keberlanjutan struktur-struktur internal maupun permasalahan teknis untuk persiapan grand launching UI Palestine Center nantinya.

Di sisi lain, terkait petisi pencabutan Gus Yahya, Razan selaku ketua UI SJP mengaku tidak berhasil menurunkan Gus Yahya. Akan tetapi, pihak UI SJP berhasil membuat ruang dialog bersama Majelis Wali Amanat (MWA) untuk nantinya bertemu langsung dengan Gus Yahya perihal persoalan mengundang Peter Berkowitz pada kegiatan Pengenalan Sistem Akademik (PSA) UI sebulan silam.

“Kita berharap [ada] pergantian kabinet dari MWA-nya, tapi ya lagi-lagi kita cuma bisa berharap, dan salah satu cara kita adalah berdiskusi,” terang Razan.

Teks: Vania Shaqila Noorjannah, Zulianikha Salsabila Putri

Editor: Naswa Dwidayanti Khairunnisa

Foto: Dela Srilestari

Desain: Kania Puri A. Hermawan

Pers Suara Mahasiswa UI 2025

Independen, Lugas, dan Berkualitas!