Heri Hermansyah resmi menjadi Rektor Universitas Indonesia (UI) Periode 2024–2029. Yahya Cholil Staquf selaku Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI melantik Dekan Fakultas Teknik (FT) itu sebagai Rektor UI ke-16 pada Senin (4/12) di Balai Purnomo Prawiro.
Sebelum prosesi pelantikan, Diva Imanuela Kinanti Hutagaol dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) mempersembahan penampilan solo vokal. Tidak hanya Diva, Liga Tari Krida Budaya UI turut menyambut para tamu undangan dengan penampilan Tari Saman.
Seusai penampilan mahasiswa dan rangkaian pembukaan lainnya, Ari Kuncoro selaku Rektor UI 2019–2024 dan Heri menaiki panggung untuk memulai prosesi. Ketua dan Sekretaris MWA serta Budi Wiweko selaku Ketua Senat Akademik (SA) dan Harkristuti Harkrisnowo selaku Dewan Guru Besar (DGB) turut mendampingi Ari dan Heri di panggung.
Sekretaris MWA membuka prosesi dengan membacakan surat keputusan MWA UI tentang Pemberhentian Rektor UI Periode 2019–2024 dan Pengangkatan Rektor UI Periode 2024–2029. Seusai pembacaan surat keputusan, prosesi berlanjut dengan penandatanganan Naskah Serah Terima Jabatan Rektor.
Selanjutnya, Heri sebagai Rektor Baru UI melakukan angkat sumpah jabatan, “Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya, untuk diangkat sebagai Rektor Universitas Indonesia Periode 2024-2029, baik langsung maupun tidak langsung, dengan rupa atau dalih apapun juga, tidak memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun juga ….”
Selaku saksi, Budi dan Tuti melakukan Penandatanganan Berita Acara Angkat Sumpah Jabatan Acara. Prosesi pelantikan pun berakhir dengan penyerahan kalung jabatan dan buku Laporan Pertanggungjawaban Kinerja Rektor dari Ari ke Heri oleh Yahya.
Seusai pelantikan, Ari dan Heri bergantian memberikan sambutan. Dalam pidatonya, Ari memaparkan mengenai dinamika kepemimpinannya selama lima tahun menjadi rektor UI, mulai dari konflik geopolitik hingga pandemi Covid-19.
“Dengan adanya sitasi, H-index, dan kinerja universitas yang sudah dipetakan dalam bentuk peringkat, itu sangat memudahkan. Inilah yang kami lakukan, semoga dapat menjadi pilar untuk periode Prof Heri, 2024–2029. Tantangan tidak ada yang berubah,” papar Ari.
Melalui pidato pertamanya dengan status sebagai Rektor UI, Heri memberikan akronim baru untuk UI, yaitu Unggul dan Impactful.
“Akronim UI yang bermakna tersebut akan menjadi nafas dalam setiap langkah kami yang diberikan amanah untuk mengelola universitas dengan sepenuh hati dan sepenuh waktu untuk mendedikasikan universitas Indonesia,” jelas Heri.
Lebih lanjut, Heri juga memaparkan gagasannya untuk mewujudkan UI yang unggul dan impactful selama lima tahun ke depan. Heri menawarkan lima strategi, yakni mendorong kewirausahaan; meningkatkan akses dan kualitas pendidikan; meningkatkan dampak riset, inovasi dan pengabdian masyarakat; meningkatkan kompetitivitas global; membangun praktek budaya korporat dan hukum dalam budaya kampus.
Seusai acara pelantikan, Heri menggelar konferensi pers. Dalam konferensi ini, dia memaparkan rencana kepemimpinannya selama lima tahun ke depan. Heri juga berjanji akan menangani sejumlah masalah yang terjadi di UI, seperti kekerasan seksual, judi online, dan penggunaan artificial intelligence (AI). Selain itu, Heri akan meningkatkan peringkat UI secara internasional melalui internasionalisasi serta mobilisasi sumber daya manusia (SDM) dan institusi.
“Jadi, kita akan men-drive seluruh kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi UI. Ada dua ciri tadi: satu adalah ciri unggul; kedua adalah ciri impactful. Artinya kita tidak hanya menjalankan suatu kegiatan, pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, tetapi kita harus ada ukurannya,” ucap Heri seperti lansiran dari Liputan 6.
Heri juga memberikan pernyataan terkait dengan kontroversi gelar doktor Bahlil Lahadalia pada pertengahan bulan November lalu. Heri menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu investigasi lebih lanjut dari DGB UI mengenai gelar tersebut.
Teks: Jeromi Mikhael Asido
Editor: Jesica Dominiq M.
Foto: Istimewa
Desain: Aqilah Noer Khalishah
Pers Suara Mahasiswa UI 2024
Independen, Lugas, dan Berkualitas!